Skip to Content

Maret 2016

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

Cerita Daun

Angin begitu kencang menggoyang tubuhku yang masih baru

Terayun-ayun ke sana ke mari menyapa daun yang lain, ranting, dahan dan batang

Hei, dimana akar?

 

Jangan Mati

"Jangan pergi" ratapmu pilu

Hujan terlalu deras hingga ratapmu hanyut terbawa arus

Mungkin tersangkut di rimbun teratai pada kolam di tengah taman

 

Suratku

Telahkah kau terima surat-suratku? Kukirim setiap aku merindu. Kau tahu? Di sini aku menunggu dengan sejuta gelisah yang menghanyutkanku pada setiap inchi kenangan yang pernah kita lewati.

Ini Cinta, Uda

Kau ingat, Uda

Janji yang kau ucap pada waktu kereta tiba

Kini hilang lenyap tinggalkan gulali rindu di rongga dada

 

Dimana kau, Uda

Di Penghujung Malam

Di penghujung malam

Ada perut-perut menahan lapar

dan gigil kedinginan

di halte bus pinggir jalan

Di emperan pertokoan

 

Di penghujung malam

Titip Rindu

Ah, senja telah berlalu

berganti malam yang sendu

Rinai hujan kembali turun mendayu pilu

Bolehkah kutitip salam rinduku

pada tiap bulirnya yang datang mengadu?

Apa Kau Peduli?

Hei, lihat gedung tinggi itu

Seperti ingin mencengkram langit

Sementara yang di bawah ingin menjerit

Suaranya tak terdengar karena lidah tergigit

 

Ingat-Ingat

Ingat-ingat masa kecil

Ingat-ingat pada kumis tipis

dengan senyum bijak yang manis

Ingat-ingat yang muncul sebaris demi sebaris

 

Ingatan yang Hilang

Sejak pagi setiap hari menyusuri jalan hingga malam

Menelisik setapak demi setapak aspal hitam berdebu penuh batu

Mengurai-urai reranting dan dedaunan di sepanjang jalan



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler