ahh masih ada hari esok
tak harus sekarang
esok masih ada hari
esok masih ada hati
cukup hari ini
cukup sampai disini
waktunya terlelap
aku masih mencarinya
sebutir debu yang kau sisakan untuku
diantara bola-bola krikil kali
yang tersusun rapi penutup jasadmu
yang telah kembali ke asalmu
kalian masih saja berteriak kencang
saling timbal balik jeritan
dari pohon satu ke pohon lain
dengan pelkingan keras pecah kesunyian
dan hati inipun ikut diam
saat kau tanyakan itu lagi
aku tak mampu menjawab
membuka mulutpun terasa berat
bungkam, bisu...
mana kopiku
dimana segelas kopi yang biasa temani malamku
kopi yang biasa kau sedu untuk ku
ku cari didapur tapi semua rasa hambar
ku racik sendiripun tak jadi
Apa yang tengah aku dengar saat ini,
adalah tentangmu dalam kidung malam di kamar ini.
Seperti malam-malam yang lalu,
kau hadirkanku dengan gambar sendu.
Bulan yang ditunggu
Bulan yang dirindu
Setelah Sya'ban berlalu
Wahai hati
Benarkah engkau merindu?
Sudikah engkau menunggu?
Laut bercerita tentang sebuah perjalanan
Tentang bahtera yang berlayar di atasnya
Dengan angin yang mendesis mengiringi lajunya
dan air yang tenang atau beriak padanya
Komentar Terbaru