Kupandangi jarum jam yang selalu bergerak
Bergerak tanpa kau perintah
Bergerak tanpa kau minta ia untuk diam
Atau bergerak
Tiap detiknya mengandung arti
Ku buka Ranah jiwa dalam relung sanubari yang terkoyak,
Ku terkungkung dalam kelopak mata yang tak seberapa lebarnya,
jiwa ini jatuh terluka berdarah dan bernanah,
Di tengah bukit yang selalu terbangun,
Di lereng Ciremai yang agung,
Lembahnya itu rumahmu,
Gugusan setiap gagasan aslimu melaju....
Kukenakan kembali kacamata usang
Kacamata yang merupakan teman setiaku sampai saat ini
Sedikir berdebu dan kacanya pecah sedikit diujungnya
Kuingat masa masa itu
Denting yang berbunyi
Di dinding kamarku
Kala diriku sedang merasa rindu
Siulan bintang malam menemani dinginnya hariku
Selimut sutra menutupi kening
Telah datang sang senja menjemputku
Dengan kereta kencananya dia kemari
Daun yang gugur dan dahan yang menari nari
Mengiringi perjalananku kali ini
Aku ingin seperti preseiden soekarno
Yang berjasa untuk bangsa
Yang memerdekaan negeri ini
Yang tanpa pamrih menyelamatkan rakyat yang terkapar
Hujan memaksaku pergi darinya
Memisahkan antara cinta dan benci
Membuat siapapun akan menangis karenanya
Hatiku pedih
Kemarin laut berbincang dengan awan
Mereka membicarakan sang rembulan
Yang meninggalkan laut sendirian
Laut bersedih dan menangis
Ia sangat menyayangi rembulan
Komentar Terbaru