Terbit dikala mendung Dalam rasa yang membendung Kau yang ku sanjung Di negeri para pencari untung Terbit dikala mendung Diantara deretan tanah yang menggunung Jatuh ku tersandung Diam bagai patun
Deus de Amor: Percakapan Pantai
Deus de Amor: Kepada Cinta.
Pada Jembatan Tukad Unda.
Jembatan ini, telah berulang dilalui
Tetapi tetap saja, kau tidak bisa menyeberanginya
Aku membiarkannya selalu teringat
mengucapkan namanya di luar kepala
merawatnya sambil mencabik-cabik hari
lalu kita mewarnai senja dengan
derai tawa dan
Dinding kokoh berwarna dingin
dengan baris ornamen kayu
lampu-lampu etalase
yang setia nyala
rak-rak dan kaca-kaca besar
dan sepatu-sepatu
Oleh Riki Utomi
pikirkan lagi, aku hanya sebentuk hitam
aku tak lain ialah kumpulan kelam
aku buikannya salah adalah sekedar bayang-bayang malam
penikmat sendu senja
bagi: dharmaditersungkur pada subuhyang bergema memecah pagi bekurubuh dalam peluh kepada sang teduhsemoga hati ini tetap utuh
Komentar Terbaru