Skip to Content

November 2017

Angkara ( penantian telah usai )

Suatu malam dengan cahaya yang remang, di atas panggung tampak seorang Pria/wanita sedang duduk termenung.

Sementara gerak tubuhnya menandakan bahwa ia sedang membutuhkan sesuatu.

 

Angkara : Di antara langit serta selubung tanah, aku tetap menunggu dalam malam dan kepedihan.

Berontak lah Sahabatku

Siap! Aku pasti akan menyelesaikan ini dengan sempurna, kalimat itu kiranya yang pas untuk menafsirkan raut wajah Gandi yang tampak tegas sekali. Aku menghampirinya dan kemudian berbisik kepadanya.

" Apakah kau sudah benar - benar yakin ",tanyaku berbisik

Ia menatap tajam ke arahku. Aku paham sekali apa maksudnya. Ia benar - benar sudah siap lahir batin.

Sukmamu jiwaku

Lembut sukmamu kala merayu

Luluh aku dimakan rindu

Andai laut tak berombak

Ku ajak kau untuk merompak

 

Mengarungi waktu dalam - dalam

Ceriwis

Cerah melambai pada gelap

Api menikam dingin malam

Ambisi kian naik, tegas!

Asing dalam keterasingan

 

Lenggok ia menari - nari

Pendaman hati

Bukan ku tak mau

Namun ku malu

Ku pendam

Pendaman tentang rasa

Gejolak rasa cinta dari jiwa

Melainkan pendaman insan biasa

Namun penuh harap

LUKA GADIS

1
Pagi itu, Ia beranjak bangun dari kasurnya dengan tergesa-gesa. Ia melawan rasa kantuknya dengan segera menenggelamkan wajahnya dalam guyuran air sumur.

aku kira dia malaikat

aku didatangi seseorang

aku kira dia malaikat

semakin lama....

TAMU KURANG AJAR

TAMU KURANG AJAR

 

Entah bagaimana wanita jujur membahasakan dirinya

Wajah Palsu

WAJAH PALSU

 Oleh : Ilham Weha

curhatan anak pedalaman

kami generasi indonesia...

kami tinggal di alam indonesia

di daerah tanpa cahaya

yang di sebut pedalaman

saat kami seperti kata dalam tempurung



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler