Skip to Content

Desember 2019

PESONA

Rumah segala penampungan dirimu, menjelma menjadi suasana kota yang kubenci

Perpisahan

Di akhir deru musim kemarau

Seperti Malam yang Terbakar Di Tengah Waktu

Seperti malam yang terbakar di tengah waktu

Bulan memadatkan cahaya di bibirmu

Menjadi api yang menanggalkan pakaian bintang-bintang

 

Way Ratai, Renungan Di Tangga Usiamu

1

Padi-padi bernyanyi di kulitmu,

Tangan pepohonan menari di hembusan nafasmu,

Dan suara siamang  menyerukan namaku

Sebuah Kota yang Terluka

1

Aku ingin menyusuri suaramu

Di lintasan musim yang kusut,

Di tahun-tahun yang ribut,  

Di antara jalanan yang semerawut,

KEPADA PUISI DAN SEGALA YANG DIRAHASIAKANNYA

1

Mencintaimu

Pohon-pohon tumbang dari dadaku

Daun-daun rontok  menyalakan api

Pagi-pagi sekali. Orang-orang kehilangan diri.

Pada Petang

Pada Petang yang meninggalkan bercak-bercak itu

Wajahmu menyerupai ribuan kunang-kunang

Gambar Pemandangan dari Seorang Bocah

Dua bukit kembar yang asing

Menarik kedua bola mataku

Getar-getar kasmaran  menidurkan kesadaranku

Kumasuki hasrat musim yang hijau

Di Terminal Jombor

Ketika kutemui kau untuk kesekian kalinya

Udara semakin panas dan mengeras di perutku

Tak bisa kumaknai arti dari sebuah keberangkatan atau kepulangan

Langit Kelabu

1

Mengapa harus ada bintang yang jatuh

Segala permohonan beriring pada garis cahayanya yang lurus

Pohon dan rumput mengirim pesan padaku



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler