O rumah kulit terbuka berpintu sembilan
Tetap bercahaya dalam bayang-bayang sayap
Aman damai sejahtera dalam keselamatan
Kisah busur yang terentang tegang pada tali satu
Perlahan tenggelam lenyap dalam gelegak laut biru
Malam antara gelap belimbing dan tembok
Bulan terlihat tidak terlalu elok
Bulan sinis mengirim senyum olok-olok
Di tonggak satu satu empat semua utusan berdiri
Menyepuh pikir dan rasa sadar menjadi tiga empat
Rasa garam tak asin lagi gula hilang manisnya
Pahit sakit menggigit asam menggeram seram
Berhamburan kata nyinyir dari bibir bibir
Bibir manis bibir mungil bibir pandir
Kata ditata kalimat diolah untuk saling sindir
Rinduku berlabuh pada bukit yang menantang
Dan lembah indah yang membentang
Dan ketika sabana luas kupandang
Senja mendung muram di teras tampak seraut wajah
Datang mengetukkan tongkat keras sengaja singgah
Apa daya semua ranting jika daun telah kering
Lembar jatuh melayang telentang di bawah langit
Dedaunan di pagar besi
Mulai basah
Komentar Terbaru