Skip to Content

Mei 2020

JANUARI DUABELAS

hujan menumpuk

aku duduk

tunduk

mengukur bungkuk

 

OH JILBAB (1)

gadis cantik manis berjilbab

mata indahnya sembab

lirih menangis bukan tanpa sebab

 

HUNG AKU BERTEMU IBU PERTIWI

Engkau perawan sepanjang masa

Perawan cantik yang tidak tersentuh tua

Pertiwi sakti mandraguna Nusantara

NUSA ANTARA aku

Tiba waktu layu dalam lagu  

tak bisa menyanyi tapi mengerti

Tetap berteriak inilah aku

LUKISAN PAGI

Aku ingin duduk saja pagi ini melukis kenangan saat bersamamu Kulukis dalam bait-bait puisi. Hanya ini yang aku bisa

Aku bukan elang yang melayang bermata tajam mengancam siap mendekat lalu melumat daging manis anak ayam. Aku bukan singa yang sanggup membunuh anak bawaan lalu bercinta dengan betina yang terbakar

ILALANG DAN BELIMBING LIMA

Kepada ilalang di seberang jalan

aku berkisah tentang mabukku tadi malam

SEGALA PUJI BAGIMU

Kau percayakan padaku empat gagah pemandu keranda

Seorang yang cantik tegar memayungi

DUSTAKAH AKU

  Rindu yang sempurna itu seperti lekatnya daun pada tangkai erat melekat dalam sadar suatu saat daun akan melayang jatuh

ENTAHLAH

aku menumbuhkan harapan ujung jemariku kapalan bukan lagi karena dawai biola yang kutekan di atas tanah yang kubalikkan

AKU BELUM BISA MENULIS LAGI

beberapa hari telah aku lewati sambil mencari aku kehilangan kata yang dengan kata itu sesekali aku menggubah puisi namun tak kutemukan sampai hari ini


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler