Skip to Content

Desember 2020

BERBALAS PANTUN REMAJA (2)

BERBALAS PANTUN REMAJA (2)

 

Wanita :

 

Anak muda membeli batik

Batik berwarna semua sama

Adik hendak bertanya balik

Abang yang baik siap nama

 

WAJAH EMPAT TUJUH

WAJAH EMPAT TUJUH

 

Bangunlah dari tidur  wahai penduduk kota

BERBALAS PANTUN REMAJA (1)

BERBALAS PANTUN (REMAJA)


Pria :

 

Pawang buaya membeli pinggan

Pinggan dibawa ke tepi rawa

Akan bertanya mohon izinkan

Kerudung kuning siapakah nama

 

HUJAN DAN KENANGAN

HUJAN DAN KENANGAN

 

LEBUR

LEBUR

 

cinta dan rindu

berbisik pada diri yang satu

SATU DALAM AKU

SATU DALAM AKU

 

dari jauh yang dekat

kunci dan pintu sama terlihat

TAK ADA LAGI BUIH TAK ADA LAGI GELOMBANG

TAK ADA LAGI BUIH TAK ADA LAGI GELOMBANG

 

Buih hilang gelombang hilang alunpun ikut hilang

MERABA RASA “SAJAK HUJAN” Ifa Arifin Faqih

MERABA RASA “SAJAK HUJAN” Ifa Arifin Faqih

 

Bagaimanapun, sebuah puisi harus mempunyai bentuk. Tampaknya Ifa Arifin Faqih memegang prinsip ini. Beberapa bulan terakhir ia sangat kental dan kekentalan ini melekat pada bentuk “puisi 4334” gagasan Hakimi Sarlan Rasyid.

 

PUISI. GITU AJA KOK REPOT

PUISI. GITU AJA KOK REPOT

 

Pedang yang dibuat asal jadi dipastikan tidak akan menarik perhatian. Kue atau makanan yang dibuat asal jadi rasanya tidak akan seenak kue atau makanan yang dibuat dengan resep yang baku.

 

DI MANA PUISI JATUH

DI MANA PUISI JATUH

 

Puisi, setelah digubah lalu diunggah bisa diibaratkan dengan biji-biji benih yang ditaburkan dari ketinggian. Melayang-layang diayun angin, semilir, dan badai, bahkan puting beliung lalu jatuh tak terarah.

 



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler