Skip to Content

99 PSK Gambilangu Main Teater

Foto indra
files/user/762/99-psk-gambilangu-main-teater.jpg
Pentas teater "Kenapa Kau Panggil Aku Bunga" oleh 99 warga binaan Resosialisasi Rowosari mendapat apresiasi meriah dari ratusan penonton, Rabu (19/12) malam. (suaramerdeka.com/Anton Sudibyo)

Resosialisasi Rowosari atau lebih dikenal dengan Gambilangu (JBL) nampak sepi pada Rabu (19/12) malam. Wanita-wanita berbusana seksi dan lalu lalang pria memang masih terlihat. Tapi musik dangdut dari rumah karaoke yang biasanya riuh, hampir tak terdengar.

Situasi itu kontras dengan pemandangan di perempatan RT 1 RW 6 Kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu. Ratusan orang berkumpul di sana. Mengelilingi sebuah instalasi yang menjadi panggung pertunjukan teater. Ya, malam itu di bawah arahan seniman Widyo "Babahe" Leksono, 99 warga binaan Resosialisasi Rowosari malam itu memainkan lakon "Kenapa Kau Panggil Aku Bunga". Acara yang digagas kelompok Teater Tikar Semarang itu dimaksudkan sebagai peringatan Hari HIV/AIDS.

Meski baru kali itu berteater, tapi para pemain mampu menyuguhkan pertunjukan yang menghibur. Ceritanya tentang dua perempuan yang menjadi pekerja seks komersial (PSK). Karena tak bisa menjaga diri, salah satu dari mereka tertular HIV/AIDS. Teman dan saudara pun menjauh ketakutan. Akhirnya salah satu dari mereka sekarat tewas mengenaskan.

"Persiapannya hanya dua minggu tapi mbak-mbaknya latihan sangat serius dan antusias, hasilnya mereka bisa bermain dengan lepas," kata pentolan Teater Tikar Ibrahim.

Lazimnya pentas di tempat umum, aturan-aturan menonton pun tak dikenal. Para penonton bebas ngobrol, tertawa bahkan berteriak mengomentari permainan. Tak jarang celetukan-celetukan cabul keluar dari mulut penonton. "Dicipok wuenak kui," sahut seorang wanita ketika melihat adegan dua pemain berpelukan.


suaramerdeka.com, Kamis, 20 Desember 2012 23:37 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler