Skip to Content

Bersedekah Melalui Sastra dan Puisi

Foto indra

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa melalui bersedekah. Sebab, bersedekah pun tidak mesti dalam bentuk materi, melainkan bisa melalui sastra dan seni.

Itulah yang dikemukakan Agus R Sarjono, redaktur majalah sastra Horison dalam 'Jamuan Sastra Dadakan' yang digelar Rumah Makan Bambu Wulung Jl Raya Kudus-Pati, Sabtu (24/11).

Hadir dalam kesempatan itu, sastrawan-sastrawan dan pemerhati budaya seperti Thomas Budi Santoso, Abidah El-Khaliqi, Dorothea Rosa Herliany, Jumari HS, dan para pegiat sastra-teater Kota Kudus, serta Aris Junaidi, tuan rumah sekaligus Ketua Dewan Kesenian Kudus (DKK).

''Banyak kota-kota yang kini sibuk dengan perkembangan ekonomi, tetapi perekonomian tidak pernah berkembang dengan baik. Ada yang bilang, kurang baiknya perkembangan ekonomi ini, lantaran kurang bersyukur,'' ungkapnya.

Dia menambahkan, bersyukur bisa dilakukan melalui banyak media, termasuk dengan seni-sastra. ''Dan di Kudus ini banyak sosok-sosok yang mengajari dan mengajak bersyukur dan bersedekah melalui seni dan sastra,'' katanya.

Beri apresiasi pertemuan tak terencana itu, menjadi ruang apresiasi yang diisi pula dengan pembacaan puisi. Abidah El-Khaliqi membuka dengan membawakan puisi ''Suara dari Aceh'' dalam acara yang dipandu Jumari HS.

Pembacaan puisi lain, dibawakan oleh Dorothea dan Agus R Sarjono yang malam sebelumnya menjadi juri festival teater pelajar se-Kabupaten Kudus yang diselenggarakan Teater Djarum.

Namun catatan penting dalam forum yang digelar spontanitas itu, yakni apresiasi dari para sastrawan yang hadir terhadap eksistensi seni-sastra di Kudus, karena peran yang tokoh dan kalangan pengusaha yang peduli.

''Saya takjub dengan komunitas seni-sastra di Kudus karena ada pribadi-pribadi seperti Pak Thomas (Thomas Budi Santoso-Red), Aris Junaidi, Jumari HS, dan lainnya yang banyak memberikan support,'' ujar Dorothea.

Dengan adanya kepedulian perusahaan dan tokoh-tokoh yang peduli dengan eksistensi seni-sastra itu, Dorothea optimistis seni-sastra di Kudus akan tetap hidup. ''Beruntung banyak tokoh di Kudus yang me-support seni-sastra, tidak sekadar materi, tetapi jug non materi,'' tuturnya.


suaramerdeka.com, Sabtu, 24 November 2012 22:43 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler