Skip to Content

Puisi Tuhanku dalam Iringan Seruling dan Suluk-Suluk Cirebonan

Foto Hikmat
files/user/4/rumah-kertas-malam-puisi-17.jpg
Para pegiat Rumah Kertas membacakan puisi-puisi Chairil Anwar saat gelaran Malam Puisi di aula RRI Cirebon, Sabtu (23/4) malam.

Kenang Chairil Anwar, Komunitas Sastra Rumah Kertas Gelar Malam Puisi

Ada yang menarik. Di tengah publik yang berlomba meraup keuntungan dari situasi itu, sekelompok anak muda di Cirebon masih terus menghidup-hidupi sastra. Mereka adalah komunitas Rumah Kertas.

Sebagai komunitas sastra, aktivitas Rumah Kertas yang lahir sejak akhir tahun 2012, itu rutin menggelar acara bertajuk Malam Puisi. Belum lama, digelar Malam Puisi #17: Mengenang Penyair Chairil Anwar di aula RRI Cirebon, Sabtu (23/4).  

Rumah Kertas menganggap bahwa gerakan sastra menjadi penting di tengah kehidupan kota yang kian praktis, materialis dan banal. Mereka percaya, sastra akan membantu mengolah rasa, mengasah jiwa, mematangkan pikiran, mengukuhkan mental baik personal maupun komunal.

“Orang bergerak ke sana ke mari dalam arus besar yang kesemuanya bermuara pada tubuh belaka,” tutur Fathan Mubarak, salah satu pendiri dan pegiat komunitas Rumah Kertas.

“Di kota yang berkeras ingin disebut sebagai Kota Wali ini orang beramai-ramai mengingkari ruang-ruang mental dan spiritual,” kata Fathan lagi.

Nissa Rengganis, yang juga pendiri dan pegiat Rumah Kertas menyebutkan, peringatan Malam Puisi mengenang Chairil Anwar sebenarnya merujuk pada hari wafatnya yang jatuh pada 28 April. "Namun, karena beberapa alasan Malam Puisi digelar lebih awal," sebutnya.

Acara Malam Puisi #17 Rumah Kertas dihadiri para apresiator dari berbagai komunitas dan kalangan. Dibuka dengan sesi diskusi tentang Chairil Anwar dan karya-karyanya.

Berbagai aransemen musikalisasi puisi-puisi Chairil Anwar pun dipanggungkan. Beberapa penampil menggubah puisi “Aku” dalam alunan blues. Ada puisi “Tuhanku” yang dibacakan dengan iringan seruling dan suluk-suluk Cirebonan.

Ada juga yang mengadaptasikan puisi-puisi Chairil dalam not-not klasik seperti pada komposisi Bach atau Bethoven. Hal lain yang tak kalah mengejutkan, Malam Puisi #17 dihadiri sosok Ali Bustomi.

Aktor berkepala plontos yang populer lewat film Para Pencari Tuhan itu ikut membacakan beberapa puisi Chairil Anwar dengan gaya kocaknya. Ali mengaku, senang bisa hadir dalam acara Malam Puisi.

Seperti para hadirin lainnya, Ali juga begitu mencintai puisi. Terlebih karya-karya penyair legendaris Charil Anwar. “Semoga Cirebon semakin diramaikan oleh kegiatan-kegiatan seni semacam ini,” tukas Ali.

Selama ini Rumah Kertas menggelar acara Malam Puisi di sejumlah tempat di kota Cirebon. Mulai dari kafe ke kafe, kampus, sekolah, halaman perkantoran, bahkan trotoar jalan.

Acaranya berlangsung sederhana tapi khidmat. Tidak mewah, karena setiap Malam Puisi digelar hanya mengandalkan dana patungan dari para pegiatnya tanpa bantuan pemerintah.


Sumber: jawapos.com, Jumat, 29 April 2016 07:10

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler