mahayana-mahadewa.net - Majalah Sastra, edisi Agustus 1968, pernah memuat sebuah cerpen karya Kipanjikusmin, berjudul "Langit Makin Mendung". Belakangan, cerpen ini dianggap menghina Nabi Muhammad. Dengan begitu, sekaligus juga melecehkan agama Islam. Reaksi keras dari umat Islam pun mengalir. Pada tanggal 22 Oktober 1968, Kipanjikusmin menyatakan mencabut cerpennya itu. Tetapi persoalannya tidaklah berhenti sampai di situ. H.B. Jassin selaku penanggung jawab majalah itu diminta mempertanggungjawabkannya. Paus Sastra itupun lalu diajukan di pengadilan.
Komentar
Tulis komentar baru