MENGAPA “PESONA PURNAMA” Regita JhrtlRsyd Garut Selatan TIDAK MENJADI 3 TERBAIK DALAM ACARA TANTANGAN OKTOBER 2020 DI GRUP GORESAN PENA QALBU
PESONA PURNAMA Regita JhrtlRsyd
Kuncup-kuncup purnama penuh warna
Kian merekah seiring terusir tanda tanya
Hiruk-pikuk liku rasa tertawan pesona
Selaksa asa kugantungkan guratan ceria
Desir angin menyapa seiring syukur terucap nyata
Kepada Sang Penguasa tiada henti melantuntan doa
Harap terkucur lindungan-Nya
Bias bahagia melambai tersenyum setia
Tengah terduduk menunggu dijemput sebuah percaya
Tetap tegap tertatih meski hingga senja menerpa
Pada aksara telah kutuangkan segala cerita
Hingar-bingar kehidupan dikemas dengan cinta
Tersulam rahasia pada lembar pertama
Menetes tinta emas pada pena utama
Garut Selatan, 15 Oktober 2020
Saya bukan kritikus sastra, saya tidak punya dasar-dasar ilmu mengkritik sastra. Saya hanya senang membaca karya sastra terutama puisi. Dulu saya capek sendiri. Hampir semua puisi di grup sastra saya baca. Berjam-jam di depan komputer.
Tapi kemudian kebiasaan itu luntur sendiri. Saya mengurangi jumlah grup yang saya ikuti. Dengan demikian puisi yang say abaca juga berkurang.
Ada rasa “sebal” jika saya menemukan pemakaian kata yang menurut saya sangat salah.
Entah sudah berapa puluh kali saya memberi saran agar meletakkan pemakaian kata itu dengan aturan yang sebenarnya. Namun, mungkin karena anjuran itu tidak dibaca atau dibaca tapi tidak mau memakai aturan maka sampai sekarang kata itu tetap menjadi hiasan.
Menurut pendapat saya yang muncul dari pikiram dan perasaan, puisi indah menjadi tidak indah karena ada kata-kata ini. Meski hanya 1 kata puisi itu menjadi hilang kelembutan dan keindahannya.
Dalam Bahasa Inggris kita ada kata “take” dam ada kata “bring”. Terjemahannya dalam Bahasa Indomesia adalah “ambil” dan “bawa”. Meski kedua kata itu mengandung unsur gerak kita tidak boleh sembarangan menggunakannya. Ada kondisi kapan kita menggunakan “ambil” dan ada komdisi kapan kita menggunakan “bawa”.
Dahulu, setiap Rabu sore di TVRI –ketika itu hanya satu stasiun TV- ada acara Pembinaan Bahasa Indonesia, Diasuh oleh Yus Badudu, acara itu memberi arahan agar Bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar.
Lekat dalam pikiran saya tentang kata “asa” dan “netra”. Kata asa tidak boleh berdiri sendiri. Harus ada kata “putus” di depannya. Putus asa, berputus asa, keputusasaan, dan bentukan lainnya. Beda dengan penggunaan “harapan”. Harapan boleh berdiri sendiri dan boleh menggunakan kata “putus”.
Tentang asa dan netra sudah saya bahas dalam tulisan 3 Terbaik Tantangan.
PESONA PYRNAMA sebenarnya sangat indah. Baut dan barisnya sempurna. Selera kata yang dipilahnya indah. Kalimat yang ditatanya menyenangkan untuk dibaca. Saya serasa melihat alur air bening mengalir ke hilir. Sinar matahari tampak kemerlap memantul di permukaannya. Helai daun yang jatuh di riaknya yang gemericik menambah tajam rasa nikmatnya. Meski demikian saya tidak bisa menempatkan PESONA PERTAMA menjadi 3 TERBAIK.
Demikian telaah saya atas PESONA PURNAMA Regita JhrtlRsyd. Semoga tidak kecil hati.
202010200701 Kotabaru Karawang
Tulis komentar baru