cara-meminta-maaf-1.jpg
Kan….,:
Maaf.., lusa dan beberapa bulan yang lalu aku tidak berbagi dengan mu.
Maaf.., kata-kata ku tertahan lagi oleh sajak sederhana yang mencari makna.
Maaf.., sedangkan aku tidak pernah melupakan sesuatu yang ternyata hidup dalam jiwaku, Kenanganmu.
Maaf.., ketika nama tak lagi terucap dalam sebait kata, para pemburu sajak sebenarnya tidak lupa. Mereka ternyata mencari makna, apa yang sebenarnya mereka tuliskan. Kebalik kehidupan mereka menjelma, merasakan sebuah penderitaan kemudian mereka tuliskan, merasakan sebuah kebahagiaan lalu mereka kisahkan, mendapatkan perjalanan dan mereka lukiskan. Aku ada diantara mereka yang tidak melakukan apapun, ketika meresapi sebuah perjuangan tanpa seorang kawan. Beban.., Bukan. Tantangan. Pelajaran. Dan sebuah kesalahan.
Maaf.., Pesan mu kudengarkan, tapi ketika hujan mengantarkan kenangan, aku terdiam. Ternyata aku tak bisa membaca, sedangkan hatiku masih mengeja rasa.
Langit terbelah diantara biru dan jingga,membagi pagi dan senja,mengisahkan kenangan dan harapan.
Air yang bening memukau warna menghiaskan tahta,menyelimuti dinginya pagi. Ketika sang penyanyi menyapa mentari kepakan sayapnya meneduhkan hati. Dimana kau kan berhenti berlari,dan biarkan ku seduh kasih ini.? Kemudian saat nafas ini terhenti,akankah kau kembali.? Sedangkan aku masih bercerita ketika aku masih setia.? Aku ingin bercerita dengan jalan,bercengkrama dengan kehidupan,melihat atap-atap dari sekawanan awan, kemudian ku sapa namamu dalam tetesan air hujan, ketika sepucuk ruh ditiupkan kedalamnya, di bumi ia tumbuhkan kehidupan.
Maaf.., ternyata warnamu masih ku rindukan dan kenanganmu masih ku inginkan.
Maaf.., kaulah yang ku nantikan.
Maaf.., Maaf.., Maaf..,
Dan_Maaf….,!!!!
“Afm”
Jendela Sastra
Tulis komentar baru