Kehamilan adalah hal yang paling dinanti oleh seorang wanita yang telah menikah, betapa akan bahagianya ia jika ada kata ; “POSITIF” terlontar dari bibir seorang bidan. Ia mulai berhati-hati menjaga benih yang sedang bertumbuh didalam rahimnya. Segala cara ia lakukan, meski berat iapun harus menjalani semua itu, karena satu alasan demi jabang bayi yang sedang dikandungnya. Untuk menangispun ia takut, karena ia tidak ingin benih itu ikut merasakan sedihnya. Ya, ia tak lagi mendahulukan kepentingannya, semata-mata hidupnya dipersembahkan untuk benih yang sedang bertumbuh didalam rahimnya. Perjalanan panjangpun mulai ditempuhnya, seberapapun lama waktu yang ia jalani, ia tidak akan menyerah.
Akhirnya waktunya tiba, sebuah babak baru dalam kehidupan cinta yang baru telah dimulai. Dengan rasa sakit yang mendera ia bertahan, bahkan nyawapun menjadi taruhan. Owh!! Akhirnya kepala mungil itu muncul hingga akhirnya seluruh tubuh mungil itupun keluar dari tempat persembunyiannya yang paling aman dan nyaman. Tangisan pertama si mungil memberikan seyum lega dan bahagia. Sejak saat itu hari-harinya selalu diwarnai dengan nama si kecil, tak ada yang lebih menarik untuk dibicarakan selain tentang si anak. Kepada sahabat dan kerabat ia akan banyak bercerita, dan topik utamanya pastilah “anak”, ya segala sesuatu tentang anaknya akan menjadi top topik dalam setiap perbincangannya.
“Mama.. ma.. ma..” Ooh betapa senang hatinya ketika si kecil berucap dan memanggilnya mama untuk pertama kalinya, dengan segera ia akan menelpon, meng- sms, atau mem-bbm para kerabat dan sahabatnya, bahkan membuat postingan di FB hanya untuk memberitakan “anakku sudah bisa memanggilku mama.”
Tak lama berselang si kecilpun mulai merangkak dan,… lihat ia mulai belajar berdiri! Sang mamapun mulai berteriak histeris, perasaannya bercampur aduk, senang, bahagia, haru, dan bangga disertai perasaan sedikit takut si kecil bakalan terjatuh.
Tahun demi tahunpun berlalu, tiba saatnya bagi sikecil untuk bersekolah, dengan rasa bangga ia memakaikan setelan seragam pada si kecil, sambil berkata “ini adalah langkah awal kesuksesanmu nak.” Ia pun semakin bergumul didalam doa, berharap Tuhan memberkati setiap pekerjaan tangan sang suami tercinta agar berlimpah rezeki untuk membiayai pendidikan sang anak, sehingga langkah si kecil tidak akan terhenti ditengah jalan. Ya, semua demi anak, itulah yang menjadi alasan utama dalam setiap gerakan dan tindakannya. Setiap kali ia kepasar, selalu saja yang ia utamakan membeli kebutuhan anak, pada saat menghadiri kondangan tak lupa ia mengambil tisiu lalu membungkuskan beberapa potong roti untuk si anak. Ketika ia pergi ketoko baju untuk membeli sepotong pakaian, pandangannya dialihkan pada satu setel pakaian anak yang sepertinya pantas untuk dikenakan anaknya, maka urunglah niatnya untuk membeli pakainya sendiri, melainkan ia mengambil pakaian anak tersebut membayarnya lalu membawanya pulang.
Tak jarang ia berhutang, dan kembali dengan satu alasan, ‘demi anak’.
Ia adalah guru sejati yang tak pernah digaji, ia bertingkah seperti pembantu yang tidak pernah menerima bayaran, bahkan menjadi pelayan yang sering kali lupa untuk dihargai, dia adalah pengasuh yang terbaik dan setia sampai akhir. Sesekali ia menjadi seorang penyanyi yang merdu hingga si kecil terbuai dalam lelapnya. Kadang ia menjadi putri salju, menjadi nenek sihir, menjadi kuda yang meringkik, kambing yang mengembek, bahkan ia mengaum seperti harimau, namun si kecil masih juga belum terpejam lalu memintanya untuk menceritakan dongeng-dongeng yang lain. Dalam kantuknya iapun terus bercerita,…
Tak terasa si kecil telah menjadi dewasa, namun ia masih saja dengan setia menyiapkan sarapan pagi bagi anak-anaknya yang akan berangkat kekampus. Sambil menanti suami dan anak tercinta pulang dari aktivitasnya, ia menyibukankan diri mempersiapkan hidangan makan siang untuk mereka. Lalu tibalah saatnya bagi anaknya yang sudah beranjak dewasa itu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya. Lihatlah disudut matanya ia menitikan air mata, walaupun berat ia harus ikhlas menghantar si buah hati menuju kursi pelaminan. Ia menangis terharu melihat anaknya tersenyum bahagia dalam indahnya balutan gaun pengantin, lalu iapun tersadar buah hati yang bertahun-tahun lamanya menjadi kubangan cinta dan kasih sayangnya kini tidak lagi menjadi hak miliknya. Hanya satu harapnya “semoga kamu bahagia anakku.”
Pagi, siang, petang, dan malam silih berganti,…
Usia senjapun mulai menghampirinya, keriput ditangan dan wajahnya telah memberitahukannya bahwa hari-harinya semakin mendekat. Ia pun sadar tak lama lagi masanya akan berakhir.
Lalu sambil tersenyum ia berkata kepada anak-anaknya, “ Tak lama lagi giliran mama yang akan kalian mandikan, mandikanlah mama dengan penuh cinta, seperti mama mencintai, mengasihi dan menyayangi kalian dari awal hingga akhir hayat ini.”
Adakah kasih yang lebih hebat didunia ini dari kasih seorang ibu yang baik? adakah cinta yang lebih tulus didunia ini melebihi cinta seorang ibu yang baik kepada anak-anaknya? lihatlah betapa besar pengorbanan seorang ibu kepada anak-anaknya, namun masih banyak kita menjumpai anak-anak yang tidak menyadarinya dan lupa cara menghargai serta berterimakasih atas pengorbanan dan kasih sayang seoarang ibu. Sebelum anda terlambat dan menyesalinya, katakanlah kepada ibu anda bahwa anda sangat mencintainya, mintalah maaf jika mungkin ada beberapa kekhilafan yang telah anda lakukan. Yakinlah, pintu cinta dan pintu maaf seorang ibu akan selalu terbuka bagi anak-anaknya.
Berterimakasihlah karena dia kita ada.
rasA haruku mucul saat
rasA haruku mucul saat membaca tulisan anda.itulah......yg benar kuraasakan pd usia senjaku semogalah mereka turgugah dgn kArya anda.ini.....salam sastra...
by:dame tobing.
Terimakasih atas apresiasinya
Terimakasih atas apresiasinya ibu Dame Tobing.
tetap semangat ya bu :)
Betapa pentingnya peranan anda dalam keluarga, terlebih lagi dalam tumbuh kembangnya anak-anak anda sampai mereka menjadi dewasa bahkan mungkin telah memiliki keluarga yang baru. Selamat ya bu, anda telah menjadi ibu yang baik buat anak-anak anda.
Sukses selalu
salam Sastra
IBU . . .
Bagiku kata "ibu" adalah sinonim dari "segalanya", personifikasi dari sinar matahari yang membantu tumbuhan kecil menjadi raksasa, dan nasihat dari tiap baris pantun indah dari mulutnya.. Hingga hari ini aku belum bisa menulis tentang dia, tapi aku sudah me'mandi'kannya 3 tahun yang lalu..
Tak seorang pun yang mampu mencium penderitaan menjadi kebaikan seperti ibu..
Tak seorang pun yang mampu menggantikan peran seorang ibu..
dia akan selalu ada di hati anaknya..
dia akan selalu hidup dalam mimpiku..
Tulisan ini, sangat bernilai untuk membawa kita sekilas ke dalam peran yang dipenuhi perasaan dari seorang ibu..
Salam sastra Boma Damar!
Turut Berduka Cita Brother Steven
Maaf saya turut berdukacita bro Stev.
Ibu buat saya hal yang paling mulia yang dikaruniakan Tuhan dalam hidup saya... Cinta kasihnya tak pernah sirna dalam guratan hidup saya hingga detik ini.
Terimakasih bro Steven, semoga teladan yang diberikan beliau menjadikan kita pribadi yang lebih baik.
Salam sastra.
Tulis komentar baru