Skip to Content

PUISI-PUISI ENDANG SUPRIADI

Foto SIHALOHOLISTICK

LUMPUR DI MULUTMU

terlalu lama lumpur mendekam di mulutmu

suara tajam sms yang masuk, sama misterinya

dengan suara ambulan yang lewat di depan kita

siapa yang kirim pesan dan siapa yang berpulang

lebih dulu? Tanda-tanda itu terus bertengger di puncak waktu

(kita akan segera tahu setelah semua terbuka)

 

di ujung pisau buah apel menancap. bagian mana

akan kamu bilang renyah, garing seperti kulit kepiting?

aku surati kamu sepanjang tahun agar mati

tak hilang nama, agar rindu tak hilang rupa, agar jumpa

tak hilang sapa. tapi menunggu satu menit saja untuk saat ini,

rayap pemamah akan menghilangkan satu kaki penyangga

tempat di mana kita bernaung dan berlindung

 

cuaca berjudi dengan waktu. matahari menuruni hujan

para nelayan lempar jangkar di pasar, gelombang

bersarang di pengadilan, angin berpusing di pekuburan

dan kamu memasang umpan di tengah lapang, berbisik

di tengah ledakan demonstran, meraup pasir di atas

sampah yang terbakar. oh perempuanku, di bumi mana

kita akan beranak pinak kalau sebuah peta

tak menyediakan lagi lahan untuk tempat tinggal kita?

Citayam, 2006/2007

 

AKU MENYURATIMU

lampu-lampu menyala dalam lukisan. bulan

terpotong dua, sepotong di langit

sepotong lagi tenggelam di danau. aku

menyuratimu namun tak kaubalas

sehingga terjadi erosi pada kata-kataku yang lain

 

ada pasar terbakar, rumah susun yang

tergusur. anak-anak negeri yang lepas

dari tangan kedua orangtuanya,

kini telah jadi bunga di surga

 

aku darah dalam daging, mendidih ketika

benak terkoyak. angin mengelus punggung

lumut, pasir beterbangan di teras waktu. perahu

yang membawamu ke pulau impian, oleng

di dalam tidurku. jantungku kaubuat dayung di ujung

pantai, dan jiwaku kau tambatkan di batu karang!

Jakarta, 2004/2008

 

 

SYAIR BERSAYAP DI AIR

buat Hamsad Rangkuti

 

syair bersayap di air

berkepak di asin gelombang

rumput melulu berpagut

ke arus birahi yang berdenyut

 

merendam tubuh

jiwa terasa melepuh

kebun rumput di laut

kian membuat kalut

 

siapa kembang siapa gelombang

siapa air siapa pasir

siapa anjing siapa ular

siapa luka siapa kita?

 

syair mengalir di air

memekik dalam jiwa

memagut alam dewata

kita diayun seribu rasa

Sanur, 14 Desember 2006

 

MENGEMASI JEJAKMU

sederet jejakmu dirawat oleh zaman

dan kau tak sadar ketika percik api

mengenai kulitmu. kau pernah mencari

tuhan di tengah gelombang suara

menyusun doa seperti menumpuk batu kali

 

dirimu kau pantul-pantulkan ke dinding waktu

hitam dunia hitam bayanganmu

adalah airmata yang gugur sebelum fajar

sambil menenggelamkan kepala ke dalam air,

kau dapatkan senyummu begitu rapuh

 

tubuhmu berapi. seluruh dinding pikiran

menguap. menjauhlah dari kulitku, katamu

lahar sedang menanak jiwaku.

di ujung pagi, kau melihat jejakmu

dikerumuni burung bangkai dengan seribu

tombak di mulutnya

 

ketika tubuhmu dibungkus kain kafan,

aku melihat kau mengemasi seluruh jejakmu

lalu menggambar lautan dengan hembusan angin

dan kau bilang, kita adalah tiada.

Citayam, Nopember 2003

 

LAUT HIJAU TANAH LOT

batu cincin raksasa itu mengemas suara zaman

tak beranjak dari kepungan gelombang,

tak kikis dari gigitan ombak lautan. sebuah pura

di atas batu yang terlindung dari jejak-jejak kotor,

teramat misteri daripada pawang ular yang melilitkan

ular di selangkangannya, dan malam semakin siang

di tanah lot

 

sesembahan untuk dewa ada di setiap jengkal tanah

ritual penyucian diri, melunturkan dosa sebelum ajal tiba,

memohon keselamatan dan rezeki bagi seluruh makhluk bumi

adalah inti di dalam peradaban. selangkah demi

selangkah tapi pasti. dan kematian terasa hidup

di tanah lot

 

air yang membentuk selongsong arus

mampu membentuk wilayah bagi cahaya

setiap bagian tak merugikan keindahan lain

syair mengalir di setiap kecupan ombak ke

bukit batu. dan laut semakin hijau

di tanah lot.

Tanah Lot, 14 Desember 2006

 

MENZIARAHI HATI

sesekali sungai yang mengalir di hatimu itu

kering. hanya bongkahan batu dan kecebong

yang tertinggal di sana. kau merasa tersiksa,

sesak dan dahaga. matamu leleh, pegal leher pegal hari

dunia menguncup di sudut-sudut jalan

udara mencibir, angin mengutil

 

kau berlari menggunakan sayap dahaga

kau telan debu kau rengkuh debu. kulit dan mulutmu

menganga sepanjang hari. cahaya kerap bergegas

ke arah lain. gelap di kakimu hitam di matamu

 

ada julangan di ingatanmu yang menyimpan sejuta

airmata. kau teguk sampai tuntas. lehermu

kembali tegar. di bulan kelima kau bisa tertidur

makan dan minum. di hari yang segar kau baru sadar,

ternyata ego tak bisa selesaikan masalah

 

lalu kau pergi ke pasar kembang, memesan

tiga jenis cempaka untuk sebuah pekuburan

yang lama tak kau ziarahi. dan pekuburan itu

bertempat di hatimu sendiri.

Citayam. Oktober 2008

 

LOKASARI

perempuan itu merancang malam

dengan runcing lidahnya

tak ada api di dalam tubuhnya

kecuali alur-alur sawah yang

membentang, juga sebuah lentera

yang padam

 

aku melihat semua napas lelaki

masuk ke dalam tubuhnya

ada yang melembung seperti gunung

ada yang ringkik seperti kuda sakit

 

bangku-bangku menjelma perahu

di dalam lambungnya. botol-botol terapung

dalam genangan cuaca yang remang

semua seakan digiring ke tepi jurang

 

aku si pengelana, limbung di tengah

alunan musik yang mengeras. seperti

benang basah yang terseret oleh kaki

seekor itik. ia benamkan tikaman satu kali

ke dalam kelam. sesaat aku melihat,

sebuah jalan lahar baru saja ia gali

dari dalam birahiku

Jakarta, 2005/2006

 

TENTANG ENDANG SUPRIADI

Endang Supriadi lahir di Bogor, 1 Agustus 1960. Menulis puisi dan cerpen sejak 1983. karyanya tersebar di berbagai media cetak dan antologi bersama. Antologi puisinya, Tontonan dalam Jam dan Lumpur dalam Mulutmu (2010). Lima buah cerpennya dijadikan skenario audiovisual untuk sinetron televisi, yaitu: Lelaki itu Bernama Oding, Sosok Bertopeng, Protes, Sumirah, dan Dendam. Alamat surat, Gedung AKA, Jl. Bangka Raya No. 2  Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. HP. 08128556494.

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler