Skip to Content

PUISI-PUISI IBNU WAHYUDI

Foto SIHALOHOLISTICK

KETIKA CINTA TERBATA KUBACA

ketika cinta terbata-bata kubaca

aku perlu segera bertanya-tanya

 

atau mencari padanannya dalam kamus

hingga benih yang mengada tak segera pupus

 

lantaran sejatinya cuma soal sinyal

yang lebih sering datang dengan nada janggal

 

KETIKA CINTA MASIH BELUM BERLABUH

ketika cintamu belum menentukan pelabuhannya

biarkan layar itu memandu ke setiap cuaca

 

tapi kalau itu adalah cinta untukku

akan aku nyalakan suar di mercu

 

biar arahmu tak kandas di cinta palsu

 

 

Ketika Cinta Cuma Gerimis

 

ketika cinta cuma mengirim gerimis

terimalah ia dengan selaksa jendela

 

kalau pun ia semakin menipis

cintalah jua yang membangun jembatan rasa

 

di antara kita

 

KETIKA CINTA SERUPA AIR DI MATA

ketika cinta serupa air di mata

coba jaga mata airnya di muara hati

karena sendu bukan untuk etalase

apalagi jika itu hanya sebuah rasa semu

 

berilah cinta laksana air kehidupan

tak kan henti ia sebagai tetamu

 

KETIKA CINTA SERUPA PESAN SINGKAT

ketika cintamu hanya serupa pesan singkat

sia-sia rasanya mencoba menyimpannya di hati

karena tanpa ragu ia akan lekas bersiloncat

 

meninggalkan noda yang takkan henti

menyapaku

pedih

 

KETIKA CINTA BERKELEBAT MENJAUH

ketika cintanya berkelebat menjauh

tak perlu kaujerat ia dengan imbauan sayang

 

biarkan saja kehampaan belaka yang ia rengkuh

sementara kasihmu tetap simpan dalam ruang

 

nan tak lekang

 

KETIKA CINTA SERUPA ASAP

ketika cinta-Mu terasa serupa asap

kuharus tahu hari-hariku yang lindap

karena sepertinya aku lebih menuhankanmu

 

dan engkau pun malah memerosokkanku

 

ke dalam gelap

ke jalan tanpa rambu

 

KETIKA CINTA BERSUA LUKA

ketika cinta telah bersua luka

taruhlah amarah di sela hening

lalu endapkan hidup dalam cerita

sehingga ajal pun menjadi bening

 

KETIKA CINTA TAK KUASA BERSANDIWARA

ketika cinta tak kuasa lagi bersandiwara

ajak dia kepada kenyataan fabula togata

sehingga dunia lebih berwarna-warni

berseling antara yang fana dan yang nanti

 

cinta memang bukan buat bersembunyi

atau sekedar untuk berpura melipur hati

 

karena cinta memang berada di antaranya

: komidi atau tragedi

 

KETIKA CINTA SEMBURAT PESONA BIANGLALA

ketika cinta menyemburat pesona bianglala

yang tetap diingat adalah kesementaraan

 

warna-warni itu tetaplah berbatas jangka

cepat lenyap tersapu waktu

yang bergeming selalu

tak peduli rindu

 

TENTANG IBNU WAHYUDI

Ibnu Wahyudi lahir 24 Juni 1958 (tak dijelaskan di buku itu di mana tempatnya). Menulis puisi sejak tahun 1970-an. Kumpulan puisinya yang pertama adalah Masih Bersama Musim (2005), yang pada 2006 masuk sepuluh besar Khatulistiwa Literary Award. Menjadi redaktur Jurnal Puisi. Juga menulis esai dan artikel budaya yang tersebar di berbagai koran, majalah dan jurnal. Kini tinggal di Depok, dekat tempatnya mengajar, Universitas Indonesia.

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler