Skip to Content

Rendahnya Minat Baca Anak Indonesia

Foto dian isnaini

Rendahnya Minat Baca Anak Indonesia

Membaca adalah hal yang tidak asing lagi bagi anak Indonesia. Ada peribahasa yang mengatakan  “banyak membaca  banyak ilmu”. Ketika kita sedang membaca maka secara tidak langsung ilmu kita bertambah. Namun pada umumnya banyak anak Indonesia yang masih enggan untuk membaca. Hal ini bisa kita lihat dari sedikitnya pengunjung di perpustakaan – perpustakaan sekolah dan toko – toko buku dilingkungan sekitar, padahal sekolah membangun perpustakaan untuk meningkatkan minat baca para siswa dan siswi Indonesia.

Banyaknya jenis hiburan atau media sosial seperti Facebook, Tweeter, Instagram dan lain sebagainya, membuat para pelajar lalai akan tugasnya sebagai siswa dan siswi untuk belajar. Walaupun begitu peran  media sosial atau internet bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran. Namun yang dapat dilihan bukan hanya sarana pembelajaran saja, melainkan sarana – sarana lainnya yang terkadang disalah gunakan pemakaiannya oleh para siswa dan siswi Indonesia.

Kurangnya biaya hidup adalah alasan kedua yang membuat anak tidak sempat untuk membaca buku. Dikarenakan tidak mampunya anak Indonesia untuk membeli  buku. Sehingga membatasi ilmu yang akan didapatkan oleh anak Indonesia. Hal ini, dapat juga dikarenakan tidak adanya keinginan anak Indonesia untuk berusaha membeli buku ataupun membaca buku. Apalagi jika orang tuanya tidak memberi motivasi kepada anaknya untuk membaca, hal ini akan membuat anak Indonesia semakin tidak berminat untuk membaca karena  orang tuanya sendiri tidak pernah mengajarinya untuk senang membaca. Jadi pengaruh lingkungan disini sangatlah penting untuk memotivasi atau menunjang anak Indonesia agar berminat membaca.

Sebanyak apapun alasan rendahnya minat membaca anak indonesia. Satu hal yang dapat dipastikan apakah minat  baca anak indonesia tersebut rendah atau tinggi, yaitu dari minat anak itu sendiri. Apakah anak tersebut berminat membaca atau tidak?. Walaupun sekolah sudah  memfasilitasi siswa dan siswinya untuk membaca dan lingkungan sudah memotivasi anak tersebut untuk membaca, tapi jika anak tersebut tidak berniat, semua usaha hanyalah sia – sia. Meskipun anak tersebut mau membaca karena paksaan, sudah dapat dipastikan  mereka akan sulit memahami apa yang mereka baca. Karna kembali lagi ke topik yaitu tidak adanya minat dari anak itu sendiri.

Sebenarnya keadaan seperti ini sangatlah memprihatinkan untuk Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sudah dalam keadaan krisis atau  negara yang mengalami terkepurukan. Bagaimana Indonesia menjadi negara maju? Anak Indonesia sendiri sangat memprihatinkan. Untuk itu Indonesia memberi fasilitas berupa  sekolah. Sekolah memberikan fasilitas berupa perpustakaan, yang dipergunakan para siswa agar ilmunya bertambah. Ilmu yang bertambah tersebut akan membawa Indonesia menjadi negara maju, makmur tanpa hutang – hutang yang menumpuk. Tapi apa yang dapat dilakukan anak Indonesia atas fasilitas yang diberikan Indonesia selama ini?. Jika anak Indonesia mau bersungguh – sungguh dan berminat membaca dapat dipastikan untuk beberapa tahun kedepannya Indonesia akan berada diperingkat atas atau setara dengan negara – negara maju lainnya.

Mengapa dengan berminat atau bersungguh – sungguh membaca bisa meningkatkan peringkat  sebuah negara yang berkembang menjadi negara maju?. Coba kita pikirkan, dengan membaca kita mendapatkan ilmu, bisa ilmu bisnis, ilmu sosial, ilmu budaya, ilmu etika, ilmu agama dan ilmu lainnya. Dari ilmu – ilmu tersebut kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan, kita dapat membangun perusahaa yang memproduksi barang – barang keperluan rakyat Indonesia, kita dapat mengelola pemerintahan Indonesia dengan sebaik mungkin. Terutama dalam ilmu agama, kita dapat mengerti apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan?. Sehingga dengan adanya ilmu  yang didapatkan dari membaca bisa membangun negara  Indonesia tanpa ketergantungan dengan negara – negara lain.

Jika anak  Indonesia mau bersungguh – sungguh dalam membaca atau berminat membaca. Maka untuk beberapa tahun kemudian dapat dipastikan negara kita akan menjadi negara maju. Untuk mewujudkan semua ini diperlukan tindakan, yaitu bersungguh – sungguh  dalam hal membaca agar apa yang kita baca dapat menempel diotak kita. Namun kenyataannya minat baca anak Indonesia sangatlah mengecewakan. Bagaimana Indonesia akan maju, makmur, hutang – hutang tidak menumpuk?. Generasi mudanya saja tidak berminat membaca. Jangan salahkan Indonesia jika sekarang dan  tahun kedepannya Indonesia akan tetap berada diperingkat bawah dari negara negara berkembang lainnya. Seharusnya kita introveksi diri kenapa tidak berminat membaca?, jangan mengharapkan hal yang tinggi namun tanpa tindakan. Hal itu hanya akan menjadi angan – angan atau khayalan belaka.

Oleh sebab itu, mari perbaiki minat baca kita. Agar Negara Indonesia yang kita cintai tidak terpuruk terlalu jauh dari keadaan saat ini. Salah satu tindakan ringan agar memperbaiki minat baca, datang keperpustakaan sekolah atau beli buku di toko – toko terdekat dan baca yang dapat memotivasi kita dalam membaca. Untuk anak yang tidak bersekolah sempatkanlah membeli koran dan membaca berita terbaru yang ada di Indonesia. Untuk lingkungan keluarga khususnya orang tua, cobalah didik anak anda untuk gemar membaca dari usia dini agar menumbuhkan kebiasaan yang baik bagi anak anda dimasa remaja. Dimana masa remaja dikenal dengan masa kebebasan, dimana rasa ingin tahunya sangat tinggi, dan emosionalnya sangat rendah. Peran keluarga sangat diharapkan dalam penumbuhan karakter anak. Biasanya anak akan mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya. Jika orang tuanya gemar membaca maka anaknya akan mengikuti membaca tetapi jika orang tuanya malas dalam membaca maka anaknya juga akan malas membaca. Ada peribahasa yang mengatakan “buah tak jatuh dari pohonnya”. Dalam arti perilaku anak tidak jauh beda dengan orang tuanya.

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler