Cinta tidak selalu membutuhkan, apa ketika kita berbicara tentang lampu lantas kita juga berfikir akan adanya sinar, ya setiap orang pasti memikirkan itu, tapi apakah salah ketika kita berfikir lebih universal, bahwa lampu juga berhubungan dengan jalan, lampu berhubungan dengan kendaraan. Begitu juga cinta. Cinta tak selalu ditemani oleh dua sejoli, gandengan tangan, ataupun pacaran, ada juga cinta yang “tanpa memiliki”. Ya cinta memang tidak selelu membutuhkan, seperti ketika seorang manusia yang hanya mencinta sebelah tangan. Dia tak bisa memiliki seorang yang sangat di-idam-idamkannya, dia hanya bisa memandang, menerawang, dan membayangkan sang pujaan hatinya. Itulah yang dinamakan cinta, dia tidak egois, dia hanya mengharap sang pujaan berbahagia, di hanya mengharap sang pujaan tersenyum, menyinggungkan lengkung kebahagiaan di bibir indahnya.
Seperti kita tilik, dalam kisah cinta sang dewi bulan dan sang raja matahari yang tak pernah satu panggung langit. Seperti itulah, cinta tak pernah lepas dari jerat sang takdir. You belive it?
Karna cinta adalah rasa yang
Karna cinta adalah rasa yang tuhan berikan agar kita bisa belajar untuk memahami diri kita dan orang lain. Cinta mengajarkan kita untuk berfikir dewasa, cinta adalah kodrat yang khaqiqi bagi manusia.
Karna cinta yang sejati pasti inginkan orang yang dicintai bahagia, meski tak menampik rasa cemburu atau sedih itu ada, ketika kebahagiaan orang yang di cintai bersama orang lain
rasa?
suka hanya sebatas raga?
simpatis karna sebab dia?
tapi, apakah itu cinta?
Tulis komentar baru