TERASA ADA YANG HILANG
Saya tidak begitu paham tentang kaidah-kaidah penulisan seperti yang ditetapkan dalam EYD. Dari dan dengan ketidaktahuan itu saya menulis beberapa cerpen, satu novel, dan puisi.
Saya menulis dengan membiarkan segalanya mengalir. Tentu saja tidak selalu lancar. Adakalanya –bahkan sering- tersendat karena kesulitan menata kata agar sajak-sajakpada setiap baitnya mengena.
Hal yang paling saya hindari adalah “menghilangkan” sesuatu yang seharusnya ada.
Ketika hal ini saya terapkan pada karya orang lain, ketika membacanya saya merasa ada sesuatu yang hilang.
Begitulah perasaan saya ketika pagi ini saya membaca SEJAWAT gubahan Tp M Siddiq.
Sungguh tidak disangka bahwa Tp M Siddiq sudah menjadi anggota grup #4334_#437 sejak Oktober. Namanya lepas dari perhatian saya karena meskipun Tp M Siddiq mengunggah karyanya di grup karyanya tidak menepati patokan menggubah puisi dalam bentuk 4334 dan/atau 437. Beberapa puisinya malah saya hapus.
Bisa jadi sudah ada gubahannya bentuk 4334_437 lain selain SEJAWAT tapi yang saya lihat dan baca baru SEJAWAT inilah.
Ketika membaca SEJAWAT saya merasa ada sesuatu yang hilang seperti yang telah saya sebut di atas. Apalah yang hilangnya?
Saya tidak akan menyebutnya tapi saya mencoba mengedit SEJAWAT menurut pikiran dan perasaan saya.
Saya tidak mengatakan bahwa SEJAWAT salah. Sama sekali tidak. Setiap orang berhak untuk menentukan sendiri apa yang akan ditulisnya. Apalagi SEJAWAT sudah memenuhi patokan.
Berikut ini ada 2 SEJAWAT.
Selamat membaca.
202101220708 Kotabaru Karawang
SEJAWAT Tp M Siddiq
Sudah sejak semula ku telah bungkam melupa carà
Bincangkan kecamuk kesal apabila rasuki dada
Tak juga kepada siapa yang senantiasa ada
Di kala liur mendidih, tersulut ingin mencerca
Dalam pekat malam dibingkai suasana sunyi
Hening jadikan nurani mengeja akan arti sejati
Sejumlah peristiwa pelik pemantik sakit hati
Boleh jadi sejumlah pertikaian bermula
Hanya satu ujian, untuk menjadi arif menafsirkannya
Tak sepantasnya ku taruh prasangka, jikalau bersengketa
Seyogyanya kutelaah ke dalam diri pribadi
Sudah benarkah mengasuh perangai sendiri
Bukan malah sengaja, salah orang dicari-cari
Mencari sejawat bergunjing ke sana kemari
Tembesi, 21 Januari 2021
SEJAWAT Tp M Siddiq
Sejak semula aku telah membungkam melupalan carà
Membincangkan kecamuk kesal apabila merasuki dada
Tidak juga kepada siapa yang senantiasa ada
Kala liur mendidih, tersulut ingin mencerca
Dalam pekat malam dibingkai suasana sunyi
Hening jadikan nurani mengeja akan arti sejati
Sejumlah peristiwa pelik pemantik sakit hati
Boleh jadi sejumlah pertikaian bermula
Hanya satu ujian, untuk menjadi arif menafsirkannya
Tak sepantasnya aku menaruh prasangka, jikalau bersengketa
Seyogyanya kutelaah ke dalam diri pribadi
Sudah benarkah mengasuh perangai sendiri
Bukan malah sengaja, salah orang dicari-cari
Mencari sejawat bergunjing ke sana kemari
Tembesi, 21 Januari 2021
Tulis komentar baru