Skip to Content

air kendi 2

Foto ARZapata

Pantulan sang surya menyibak dedaunan menyuarakan pagi telah datang. Angin berembun sejuk merasuk sendi-sendi kehidupan. Kokok ayam jantan seolah memerintah seluruh alam terbangun dari tidur lelap, kembali membuka hari yang penuh harap.

Seperti biasa, mas Sastro setelah bermunajat, melanjutkan rutinitas keseharian. Namun pagi ini, mas Sastro begitu berbeda dari hari-hari biasa, hari ini adalah hari istimewa, sebentar lagi sang dewi akan datang. "baiknya aku harus berbenah kandang-kandang, supaya tidak terlihat kotor ketika dia kesini..", gumam mas Sastro. Mas Sastro memiliki beberapa hewan peliharaan, dan sepetak kebun, hasil penjualan ternak, telor, dan kebun  terasa sudah mencukupi untuk menghidupi dia, seorang kakek, dan satu adik lelakinya. Tidak terfikir olehnya, apabila ada kebutuhan lain, entah dari mana dia bisa mencukupinya.Mas Sastro disamping pemikir kuat juga pekerja keras, baginya istirahat adalah bekerja, bekerja adalah istirahatnya.....

Mas Sastro tersentak kaget, manakala Mei Hwa tepat ada di belakangnya...

"Pagi mas.., kaget ya?"

"ya ...iya, habis pagi-pagi sekali sih datangnya..."

"iya mas..., takut ketahuan teman-teman..."

"kenapa?"

"pasti mereka berbondong-bondong ingin sekali ikut, seharian kemarin, belum satupun kelompok yang memperoleh obyek praktek, kecuali aku sama Jelita..."

"banyak yang praktek disini juga tidak masalah, lalu masalahnya apa?"

"masalahnya ya.....takut ketahuan saja..hehehe"

"?", mas Sastro makin bingung. "Benar-benar aneh alasannya", mas Sastro dalam hati.

"sebenarnya aku lebih senang beramai-ramai, lebih menjauhi fitnah atau ..."

"justru karena mas Sastro orangnya lurus, aku berani sendiri kesini"

"tahu dari mana kalau aku lurus?, lha wong ketemu saja baru kemarin..., ya sudahlah, aku ijin mau bersih-bersih badan dulu..., ngomong-ngomong sudah sarapan belum?"

"memangnya mas Sastro mau mengajak sarapan?"

"yeah...di dapur ada beberapa bahan untuk membuat sarapan, kalau mau nanti aku masakkan dulu sebelum mandi..."

"sudahlah mas.., tidak usah repot-repot, atau sembari mas mandi, aku yang masak ya?'

"boleh-boleh ..., maaf tempat masaknya amburadul, itu tuh di belakang..."

"baiklah", jawab mei hwa cekatan segera menuju dapur. Setibanya di dapur mei hwa tinggal mempersiapkan selain nasi, nasi ternyata telah tersedia.."hemmm..harum nasinya, pandai juga mas sastro menanak nasi, nasinya terlihat sempurna, tidak lembek juga tidak keras...", gumam Mei Hwa. Tiba-tiba terdengar suara batuk-batuk kecil menuju ke dapur. Seorang kakek-kakek menghampiri mei Hwa dan memperkenalkan diri..."eee...ada orang cantik, perkenalkan saya kakeknya sastro..."

"Maaf kek, saya kira mas sastro sendirian, ...ternyata"

"ya..di sini ada kakek dan adiknya yang baru kelas 5 SD, kasihan dia.., dia lahir dalam keadaan sudah tidak punya ibu, ibunya meninggal pas dia lahir..., kemana sastro?"

"mas sastro sedang mandi kek.."

"oo..., lha terus tugas masaknya dilimpahkan ke kamu ya nak?, dasar anak nakal, tamu kok disuruh masak"

"Tidak kek, bukan kemauan mas sastro aku masak, tapi keinginan aku sendiri..."

"oo...ya sudah, saya kesini mau ambil air putih untuk minum obat..."

"kakek sakit ya?"

"ah tidak, minum obat pemberian pak mantri kemarin..., katanya sih buat kesegaran badan"

"mas Sastro mandi dimana kek, kok tidak terdengar suara mandinya?"

"tuh disana, di sungai bawah sana,...lumayan jauh"

"oo..pantesan tidak kedengaran suara mandinya, mas Sastro kuliah dimana kek?"

"apa? kuliah?...kaya anak kota saja, sastro beruntung bisa lulus SD, SMP SMApun harus melewati paket kejar....., keluarga kami tak sanggup membiayai pendidikannya, meskipun prestasinya tinggi juga....pernah ada penawaran bea sisiwa, tetapi siapa yang sanggup membiayai buku-buku, baju seragam?, dengan terpaksa dia harus parkir dulu di rumah"

"mas Sastro punya prestasi ya kek?"

"sejak sekolah dia bintang kelas terus, karena dia pintar, pernah ditawari pengusaha di ujung jalan, jadi anak angkatnya, kalau kakek sih terserah pada anaknya saja waktu itu, ternyata sastro itu anak idelis juga, dia menolak"

"aneh juga ya kek, kenapa dia menolak kek?"

"waktu itu sewaktu dia ke hutan, dia melihat pengusaha itu sengaja menebang habis-habisan pohon-pohon besar..."

"gara-gara pohon ditebang saja kok bisa begitu..."

"iya....waktu itu dia melihat banyak sekali rumah-rumah hewan yang dihancurkan, katanya sastro sih waktu kecil, perasaan dia orang-orang itu begitu kejam, tidak memikirkan kehidupan binatang-binatang itu..."

"bahasa kerennya ekosistem...kek"

"apa? ekosistem?, ya pokoknya seperti itulah awal muasal kejadiannya"

"wuah..perasa juga ya mas sastro..."

"itu waktu kecil nak...entah sekarang"

 

 

 

Komentar

Foto sriyono

sambungannya kapan.......!

sambungannya kapan.......!

Foto ARZapata

maap maap..., sabar dulu

maap maap..., sabar dulu ya?!, beta sedang antri BLT, mengenaskan juga hidup di negeri gemah ripah, loh jinawi, makanpun masih disuapin ....

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler