Skip to Content

Angin Mati

Foto saiful bahri

Konon pada suatu masa tergurat sebuah kisah tentang negeri tanpa angin. Begitu lengang dan kaku negeri itu; tak ada riak air di danau, tak ada lambai nyiur di pantai, tak ada tarian rumput dan kibasan pucuk cemara di bukit, tak ada terbangan debu di jalanan, juga tak ada desau angin dari desah dan dengus nafas. Celakanya lagi AC dan kipas angin semuanya mengulah kehilangan fungsi. Mereka jadi rongsokan yang sangat bohong. Angin mati sempurna dalam kematiannya!

Rakyat negeri itu mencerca sebab-musabab dan segala akibat kematian angin. Mereka hiruk-pikuk membongkar dan mencabik-cabik artifak sejarah angin, mencari-cari kesalahan angin, menghitamkan alam, menyesatkan pikiran, melumpuhkan peradaban. Rakyat negeri itu memaksa dirinya semua jadi pendurhaka.

Raja negeri itu murka pada angin mati, murka pada rakyatnya. Ditangisi dan disesali semua kebijakannya yang ujung-ujungnya ternyata tak pernah bijak. Dicaci-maki dan ditertawai semua ketimpangan yang telah dilakukannya. Raja negeri itu menabiri dan mengebiri segala kebusukan menjadi kesucian.

Maka, angin mati di negeri itu jadi semakin sempurna matinya. Mati di atas segala sempurnanya kematian.

Raja dan rakyat negeri itu serentak mengutuk angin : “Cukup sudah! Kami tak perlu lagi angin! Masa bodoh segala yang bernama angin!”

Dikutuk sebegitu rupa ternyata angin bisa murka juga, karena kematiannya yang sempurna diusik-usik. Murka angin tak main-main. Seketika alam terang jadi gelap. Bumi diam jadi bergetar. Laut tenang jadi bergolak. Air asin itu seperti diaduk-aduk. Angin berpusar dari segala penjuru, berputar-putar menyapu, mencerabut dan meluluhlantak segalanya jadi puing sampah. Seketika itu juga laut tumpah. Air asin itu menggulung-gulung dan mengunyah-ngunyah habis segala puing. Bersih. Bersihlah negeri itu.

Konon pada suatu masa tergurat sebuah kisah tentang negeri di atas angin. Negeri itu tak pernah diam, selalu bergeriap, terbang hilir-mudik, tergelung-gelung dan tersaruk-saruk dalam mainan angin.

Banda Aceh, 22 Juni 2007

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler