Skip to Content

CINTA DI AKUN FACEBOOK

Foto Asmuni

Sepi di tengah lalu lalang. Sunyi di tengah hingar-bingar. Senyap di tengah riuh riang. Waktu itu. Aku berselancar dalam dunia maya tanpa jiwa. Hambar. Menelusuri setatus-setatus yang mengalir dalam akunku tanpa perduli arus. Pandangku hanya mata, karena aku tengah hilang warna. Ku buka setatus yang menandaiku. Sekedarnya ku komentari setatus itu dengan sedikit polesan akting, berharap warnaku kembali karenanya. Beberapa kali berbalas komentar muncul akun yang tak ku kenal. Bukan komentarnya, tapi nama dan foto profilenya yang menyapa emosiku. Nama akunnya “…..SENSOR…..”. Nama yang indah. Ada tanya yang meminta jawaban segera. Menarik. Warnaku mulai kembali. Warnaku sedikit berwarna. Open Link In New Tab. Ku selami kronologi dan album fotonya. Dari sana ku kenali pribadinya. Warnaku kian indah. Senyum simpulku mulai terkutip. Inilah jawabannya. Seakan sampai pada titik akhir penantian. Aku menemukan harapan baru. Setelah bertahun-tahun hati ini tersegel kisah masa lalu. Serasa terlahir kembali. Bermutasi menjadi jiwa yang baru.

 

Dik, pertemuan memang belum memilih kita. Perkenalan kitapun masih begitu muda. Hanya facebook tempat kita bercengkrama. Tapi…., aku merasa lebih dari mengenalmu. Serasa sudah mengenalmu sejak lama. Seperti sebuah pertemuan setelah terpisah jeda yang begitu panjang. Air suci yang tertuang di gersangnya dahaga jiwa. Senyum bahagiapun tulus merekah karenanya.

 

Dik, melihatmu aku merasa tengah bercermin. Begitu banyak warna dan aroma yang sama. Pandangan yang sama. Nilai yang sama. Kau adalah wanita idaman. Bagiku. Idamanku. Kita bisa berjalan beriringan. Kita akan saling mendukung. Saling menopang. Kita akan menjadi kekuatan besar yang akan mengalahkan dunia. Yang akan melahirkan putra putri yang tangguh. Yang akan membuat senyum kita terus berkembang hingga senja.

 

Kau tahu Dik, lukisan ini bukan hanya sekedar harapan. Lukisan ini adalah sebuah keyakinan. Keyakinan akan adanya pelangi di setiap pijak dan jejak kaki kita. Keindahan yang akan selalu subur dalam ikatan suci. Dik, aku sudah melambungkan lukisan ini, tapi aku mengikatnya dalam jiwa, agar terus melayang-layang dalam hati ini. Sampai kau datang dan melepaskannya. Menerbangkannya. Dan kita akan bersama melihatnya mewujud dalam nyata.

 

Mungkin ini gila, mengada-ada, atau apalah namanya. Tak mungkin cinta tumbuh subur dengan harapan yang begitu rimbun tanpa pertemuan yang lumrah menjadi media tanamnya. Mungkin semua mata menilai seperti itu. Dan mungkin kaupun seperti itu. Tapi ku pastikan hati ini sama dengan hatimu. Sama dengan hati siapapun. Hati tak pernah mengenal dusta. Akan ada waktunya semua akan terjawab. Akan terungkap. Bahwa ini benar dan nyata.

 

Dik, kalaupun hari ini kau melihat bias warna hati ini, mungkin kau menyangsikannya. Karena mungkin ini hal baru dalam duniamu. Tak apa. Biarlah ini menjadi tugasku untuk meyakinkanmu. Membuktikan semuanya. Membuktikan bahwa cinta ini adalah senyawa ketulusan. Lahir di tempat yang suci dan akan terus tumbuh dalam keadaan suci. Karena cinta adalah anugerah dari Sang Maha Suci.

 

Asmuni

Indramayu, Pukul 00:14 WIB, 20 Oktober 2014

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler