Skip to Content

Berkah Alfiah ala Santri Modern

Foto Jian Naji
files/user/5296/alfiyyah-ibnu-malik.jpg
alfiyyah-ibnu-malik.jpg

Berkah Alfiyah Untuk Hati

Khoriul Husna sebut saja namanya Husna, ia terkenal sebagai siswi yang cantik nan pandai disekolahnya bagaikan bunga mawar yang mekar disaat musim semi tiba dan mentari yang bersinar terang dipagi hari

Dan sebut juga Nurul Anwar yang biasanya dipanggil Anwar , ia merupakan siswa yang nakal juga suka menggoda cewek-cewek disekolahannya, hobinya juga bermalas malasan tak pernah mengerjakan tugas juga suka membuat onar disekolahannnya jika bukan gara gara orang tuanya , yang sebagai donator disekolahnnya , bukan hanya tidak , tapi sudah dipastikan ia akan DROPOUT dari sekolahnnya.

Suatu hari, saat istirahat pertama, Anwar tidak sengaja menabrak Husna yang sedang menuju kelasnya sambil membawa beberapa buku yang ia pinjam dari perpustakaan. Kontan saja , Anwar pun membantu Husna untuk mengambil kan buku-buku yang tadinya jatuh berserakan diteras. Melihat paras Husna yang elok nan cantik itu, Amwar pun mengajak Husna untuk berjabat tangan , sambil memperkenalkan namanya “Perkenalkan , nama gue Anwar “ ,” maaf bukan muhrim kak, nama saya Khoirul Husna “ jawab husna dengan senyuman yang terinddah dan berseri sampai dapat meluluhkan hati anwar yang semula keras seperti batu menjadi lunak bagaikan permen kapas.

Hari berikutnya Anwar menyempatkan waktu luangnya untuk menemui Husna. Berkenalan dan berbincang – bincang dengan Husna. Semakin hari Anwar semakin terpikat dengan Husna. Bukan hanya kecantikannya, tapi karena kelembutan hati Husna. Tiap pulang sekolah, ia selalu pulang bersama Husna apalagi pondok Husna searah dengan rumah Anwar. Sejak itu Anwar mulai berubah, sekarang Anwar menjadi anak yang rajin , selalu mengerjakan tugas , juga aktif mengikuti kegiatan – kegiatan sekolah hingga dirinya berhasil menorehkan beberapa prestasi yang dapat mengangkat derajat sekkoklahnya juga tidak menanggapi tantangan – tantangan dari temannya. Tiap waktu istirahat ia gunakan untuk mengobrol – ngobrol dengan Husna.

Hingga suatu hari Anwar bertekad untuk mengunkapkan perasannya pada Husna waktu istirahat ia hanya berkata satu kalimat kepada Husna “ sepulang sekolah nanti , kutunggu kau dikantin “ . Husna hanya menganggup dan menurut. Ia yakin Anwar tak berbuat apa – apa karena ia berpendapat bahwa Anwar anak yang baik. Anwar hanya butuh sedikit perhatian .

Sepulang sekolah , Husna mampir kekantin . disana Anwar telah menuggunya , Anwar tersenyum dan menghampiri Husna, ia mengajak duduk berhadap hadapan . Anwar [un mengungkapkan perasannya pada Husna , mendengar kata – kata Anwar , Husna hanya bisa diam membisu .jantungnya berdetak tak menentu. Namun akhirnya, ia dapat menguasai dirinya. Ia pun menanyakan kesungguhan hati Anwar “ apa benar engaku mencintaiku dengan setulus hatimu? Jika memang benar, apa kamu mengahafalkan Nadzom Alfiyah ?“  , “demi mendapaykanku aku sangat mengagumi orang yang menghafalkan alfiyah , dan yang aku harapkan hanyalah seorang hafid nazdom alfiyah “

Demi mendapatkanku?? Aku sangat mengagumi orang yang menghafalkan al-Fiyah, dan yang aku harapkan hanyalah seorang hafidz nadzom al-Fiyah . Mendengar kata kata Husna , Anwar sangat berkeinginan untuk mondok. Pagi harinya ia bergegas meninggalkan rumahnya untuk menuju pondok. Dan di pondok, Ia sangat berkonsentrasi menghafal nadzom al-Fiyah . Ia sangat rajin menghafalnya.

Akhirnya Anwar sudah hafal seluruh bait dari nadzom al-Fiyah . Tapi ia sadar, niatnya menghafal al-Fiyah bukan seharusnya untuk mendapatkan cinta Husna, tapi untuk medapatkan berkah dari mondok hafalannya.

Setelah Husna mendengar bahwa Anwar telah hafal seluruh bait nadhom alfiyah, Ia jadi sangat mengagumi Anwar . Ia pun mendekati Anwar dan mulai bisa menerima Anwar. Tapi, Anwar yang telah menyadari kesalahan niatnya untuk menghafal nadhom alfiyah hanya bisa berkata pada Husna “kamu benar Na, karnamu aku sadar bahwa semua yang telah aku lakukan dulu hanya membuang buang waktu saja, sekarang aku sadar”,” syukurlah akhirnya kau sadar War, aku juga baru menyadarinya bahwa aku ….”, Husna berhenti berucap karna ragu “apa no?”,”aku akan menepati ucapanku duku War, aku akan menjadi kekasihmu seperti yang kau inginkan dulu” , “ Ah tidak Na aku menghafal alfiyah bukan karna ingin menjadi kekasihmu, biarlah hubungan kita tetap seperti ini. Jika memang Tuhan menciptakanmu dari tulang rusukku, Tuhan juga pasti akan menyatukan cinta kita berdua suatu hari nanti, saat ini aku masih ingin terkonsentrasi dengan hafalan alfiyah dan mondokku Na…. Makasih yaa…. Kau telah berhasil mengubah hari hariku . Setelah saat ini aku harap engkau tidak kecewa kepadaku Na” ,” taka pa War, aku bangga padamu…. Lanjutkanlah hafalan alfiyag dan mondokmu begitu pula denganku benar kata katamu jika memang kita berdua berjodoh, Tuhan pasti kan menyatukan kita,”,” sekali lagi aku berterimaksih padamu karnamu sekarang aku  bisa merasakan berkah dari tiap bet Alfiyah Na “


Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler