Skip to Content

CATATAN 4

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

 

 

CATATAN 4

 

Ini 60an. Di kampung belum ada motor yang joknya bisa menyobekkan keperawanan. Apalagi hape, Jauh. Masih jauh, Kampung yang sekarang tampak sebagai kota masih dalam bentuk asli, Dan asri.

 

Pagi-pagi gadis desa sibuk di dapur membantu orang tua. Atau mengerjakan sesuatu untuk keperluan hari itu. Belum ada yang berani lari pagi berkerudung tapi celana dan kaos mencetak bentuk tubuh sehingga tampak tercetak segalanya.

 

Belum ada raungan knalpot atau dering hape. Masih jauh. Lepas subuh jalan desa ramai oleh langkah kerbau yang digiring ke sawah untuk membajak. Atau digiring ke padang penggembalaan. Salahsatu pemandangan khas pagi hari adalah seekor atau dua bahkan tiga ekor kerbau berhenti dan berak.

 

Tahu kerbau. Beraknya menumpuk seukuran baskom isi gantangan. Menumpuk hijau kehitam-hitaman. Bioritmiknya membawa kerbau ke titik beraknya dengan akurasi 90%. Besok dan seterusnya kerbau akan berak disitu lagi.

 

Belum ada WA belum ada Messenger dan lain-lain sejenisnya. Baru ada surat menyurat. Dan surat menyurat bisa disebut setingkat di atas pernikahan dijodohkan.

 

Menyampaikan suratnyapun lucu. Tidak berani terus terang. Pinjam buku adalah salahsatu cara untuk mengirim surat.

 

Isi suratnya. Jarang yang dengan berani berkata terus terang. Pakai gambar. Simbol. Sekarang berkembang menjadi emoji.

 

Jika kiriman gambar “hati/love” dibalas dengan gambar hati yang ditembus anak panah itu ada harapan untuk bisa lebih dekat. Lebih dekatnya tidak lebih dari ngobrol saja. Ngobrolnya jaga jarak seperti saat pandemi kopid.

 

Isi suratnya tergantung kepintaran. Jawabannya juga demikian. Banyak hati beku yang mencair karena kata-kata. Kalau sekarang konon kabarnya hati bisa cair mendadak oleh layar hape,

 

Aku pernah menulis puisi dengan baris yang dimulai dengan huruf-huruf namanya.

 

Ros merah muda yang sedang kupandang saat ini

Oleh orang lain pasti sudah dipandang

Sebab indah kelopaknya susah dilukiskan dengan kata-kata

Malam berbulan dan berbintang tak akan lebih indah

Walau ditambah dengan sejuta lagi bintang dan bulan

Apakah jawaban yang akan kauberikan padaku

Tanya hati kecilmu yang paling dalam

Indahnya bunga ros ini apakah boleh menjadi milikku

Terbaca bukan? Susunan huruf awalnya adalah Rosmawati. Dia salah seorang anak dara yang jadi inceran banyak pemuda. 

 

Aku minta bantuan temanku untuk memberikan surat itu kepada Rosmawati. Lama aku menunggu balasan. Dan ketika balasan –lewat temanku juga- aku sangat gembira,

 

Selesai keliling dagang aku masuk kamar. Kubuka amplopnya dan kubaca. Hatiku dag dig dug. Dan setelah membacanya hatiku tambah dag dig dug. Bunyinya sebagai berikut :

“Sia hayang ditampiling ku aing? Hayang sabara kali. Yeuh aing lanceukna. Teu sudi aing sia susuratan jeung adi aing”

Kamu mau ditempeleng olehku. Mau berapa kali. Nih, aku kakaknya. Aku tidak sudi kamu berkirim surat dengan adikku

Alamaaaak.

 

202203071359 Kotabaru Karawang

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler