Skip to Content

Cerpen Makam dan Syaikh Hijau

Foto Rizky dadang

Makam dan Syaikh Hijau

 

 

Makam keramat, tibalah aku di kampung ini, setelah beberapa hari aku pindah ke kampung ini, terdengar berita,bahwa ada sebuah makam seorang syaikh yang konon kabarnya. Makam tersebut dikatakan mempunyai keladunian, yaitu mempunyai banyak berkah, mulai dari permintaan seperti nomor untuk togel, ilmu kesaktian berupa silat, kebal, menghilang, silat yang berubah bentuk menjadi gaya binatang, tidak kalah hebatnya, makam ini mempunyai kelebihan untuk mendapatkan kekasih yang populer seperti aktor dan artis di tv. begitulah makam keramat dari kampung Tungkek Rabah tempatku tinggal sekarang ini, makam dari seorang Syaikh Sedulur Papat Limo Pancer, namanya ini berasal dari nama bahasa jawa, gelar nama yang telah mempunyai banyak cerita tentang pengalaman bathiniah Islam.

Terang saja aku baru tinggal di kampung ini, tempat tinggalku tidak begitu jauh dari makam keramat, untuk dapat sampai pada makam keramat ini , aku harus melewati dua kelok. Kira-kira berjarak sekitar 500meter dari rumahku, melihat banyaknya pengunjung penziarah makam, timbul rasa penasaran padaku, aku mulai tertarik untuk mencoba berziarah ke tempat tersebut. mungkin saja aku bisa memenuhi keinginanku untuk dapat mempunyai harta yang berlimpah. Sekarang aku ingin mencari tahu dahulu, tata cara menziarahi makam Syaikh limo pancer,  setelah mencari informasi, aku bertemu dengan seseorang , namanya Datuk buncik, berumuran 56 tahun, tinggal jarak dua rumah dari rumahku.  Datuk ini adalah datuk penjaga makam, banyak cerita yang aku dengar dari warga kampung ini, bahwa Datuk ini mempunyai kesaktian dengan membaca garis rezki , dan juga Datuk ini dapat memberikan arahan agar kita dapat menjadi kaya, lestari akan cinta.Permulaan pertanyaanku pada datuk buncik. Aku mulai dengan memperkenalkan diri

“Assalamu’alaikum Datuk”

“ Wa’alaikumsalam jang”

“perkenalkan, ujang biasa di panggil Alam, Alam baru saja tinggal disini tuk, kira-kira baru 2 bulan, dan Alam ingin merasakan dan ingin juga membuktikan seperti apa yang dikatakan  banyak warga tentang makam keramat.”

Datuk ini memajukan tangannya , aku coba memberikan salam perkenalan dengan juga menjabat tangannya, sesudah aku melepaskan tangan , anehnya tangan datuk masih saja dengan posisi tersebut, dalam pikiranku, apa yang dilakukan Datuk ini? tanganku telah terlepas dari tangannya, namun kenapa tangannya masih saja seperti itu.




Aku memulai pertanyaan lagi,

“ Maaf tuk, Aku tidak mengerti”

Datuk Buncik pun menghela nafas panjang dan mengeleng-gelengkan kepalanya,

“ Kamu tahu? membuang air kecil saja sekarang membayar,  jika kamu ingin mengetahui sesuatu dariku, tentu saja uang harus ada ditanganku jang”

Segera tanganku langsung saja meraba isi saku, helaian seribu lima lembar, dan koin lima ratus dua, cuma segitu isi saku ini, kusisihkan tiga ribu untuk tabungan, dan kuberikan lebihnya buat Datuk.

“Ini tuk “

“Baiklah kalau begitu”

“Sepertinya ujang telah melakukan hal yang benar, jika ingin bertanya di kampung ini, tanyalah kepadaku, aku sebagai datuk, dikenal warga desa dengan “Juru Paminta”, tempatnya orang bertanya dari A sampai X, sekarang ujang ingin bertanya apa ?”

Dengan cermatku bertanya bagaimana agar dapat kaya harta hanya dengan melalui berziarah pada makam keramat ,  seketika wajah datuk berbinar dan  dia menyuruku duduk di depan rumahnya, datuk mulai dia, dan seperti orang kerasukan ia mulai menceritakan pengetahuan tentang makam keramat.

“Datanglah besok pagi dengan membawa beras dan kelapa muda, lakukan itu selama 3 hari saja. Setelah itu, malamnya  datanglah Ujang untuk berdoa hingga tertidur dimakam.”

“Baiklah tuk, kalau begitu aku pamit dulu,”

Segera saja aku mengakiri perbincangan, karna hari telah sore dan aku harus segera mencari kelapa muda untuk besok pagi,  akhirnya kelapa muda aku dapat dari meminta ke tetangga yang baru saja mengambil hasil kelapa dari ladangnya, syukur begitu murah mendapatkannya, tak perlu memanjat, dan dengan hanya meminta aku telah berhasil mendapatkan setengah dari syarat datuk.
Setelah mendapatkan kelapa muda, aku pun melanjutkan langkah untuk pulang ,  hingga sesampainya di rumah, kuletakkan kelapa muda tadi dibawah dipan, sekarang badanku terlalu lelah, lalu aku coba rebahkan badan ini, hingga benar-benar tertidur di kasur dingin milikku.

 

 

 

 

 

Cahaya yang panas telah menyengat tubuhku dari kaca jendela, ku coba untuk membuka mata,ternyata cahaya matahari, aku pun terkejut , jam dinding telah menunjukkan pukul 7 pagi,tanpa cuci muka , kusegerakan untuk pergi ke makam, ku ambil beras dan kelapa muda yang telah aku sediakan kemarin,  dan pergi keluar untuk menziarahi makam. Sesampainya aku dimakam, aku melihat ada seorang syaikh bersorban hijau membelakangiku yang berdiri di sudut sana, mataku tertuju kesana dan ada rasa keingin untuk menanyakan sesuatu kepadanya, tapi aku takut lagi untuk mengeluarkan duit,  biarlah  fikirku, kelihatannya Syaikh ini orang baru juga, ku coba dekatkan langkah kaki untuk menghampiri syaikh tersebut,  Sebelum sampai dan belum dekat dengan jarak syaikh, syaik itu menyuruhku untuk berhenti, rasa aneh muncul, sekejap darahku berdesir, langkah kakiku tidak berbunyi, tapi kenapa syaikh tersebut mengetahui bahwa aku lagi mendekatinya.

“ Jangan terlalu dekat denganku wahai Insan, tubuhku sudah merasakan kepedihan ketika engkau mendekat,”

“Agamamu Islam, namun kenapa engkau memberikan sesajian kepada makam ini?”

Lontaran pertanyaan itu menusuk bagai panah yang menyentuh kalbuku, lalu kumulai untuk menjawab,

“ Aku hanya ingin mendapatkan kekayaan dan istri cantik “ jawabku

Memang jawabku terlalu polos,karna aku hanya ingin tahu apa jawaban dari seorang syaikh yang kemisteriusannya membuatku untuk mengenali siapa dia, belum sempatku menanyakan namanya, dia pun telah menjawab

“Nama saya Syaikh Hijau, saya berasal dari desa Lautan Kehidupan, kebetulan saya menziarahi makam kakek saya,”

Mendengar jawabannya kedua kakiku terasa kaku, belum pernah diriku merasakan kaki yang tidak bisa digerakkan lagi, ketakutanku telah memuncak, suara detak jantung mulai terdengar jelas beriringan dengan suara Allah . Allah. Allah. Allah. Telah banyak kumendengarkan lafaz Allah, namun suara itu hanya lalu sementara, tidak pernah menyentuh bagiku, apalagi suara ini terdengar dari hatiku sendiri dan sesuai detak jantungku, kejadiaan ini membuat air mataku mengalir, dengan perasaan yang begitu kacau dan takut.

Tiba-tiba Syaikh itu berkata lagi,

“Jika engkau melakukan ini, pastikanlah kesesatan telah menjatuhkan engkau, dunia telah menjadi kiblat, sejatinya engkau hanya kucing yang berwujud manusia,

 “Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Rabbahu” ( Kenalilah dirimu, maka engkau akan mengenal Rabbmu ).

“Beginilah kalau pemuda sepertimu tidak mempunyai dasar tauhid yang benar, namun maukah engkau aku ajarkan ilmu Tauhid yang baru saja engkau rasakan di detak jantung dan hatimu ?”

Begitulah kata syaikh terhadapku, menndengar perkataan syaikh yang lantang, suara hati ini seakan ingin menjerit sekeras-kerasnya, hati ini ingin sekali untuk mendapatkan penjelasan dari seorang syaikh misterius tersebut

“Jelaskanlah kepadaku wahai Syaikh Hijau”

Lalu Syaikh tersebut memulai jawabannya dengan syarat, yaitu agar aku untuk mengetepikan fikiranku dari hal sombong dan sok akan pengetahuan, dan aku pun mengiyakan syaratnya

Sekarang akan saya berikan sedikit kuncinya

“ Syahadat adalah syarat Rukun Islam, awal mengenali dan memasuki wilayah Islam,
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah , itulah artinya, namun adakah engkau mengenali dan bertemu dengan Allah serta Nabi ?, bukankah bersaksi harus dengan mengenali ? lalu siapa yang engkau saksikan dengan kalimat Syahadat itu ? ,”

            “Tuhanmu masih bernilai harta, sekarang saya minta engkau merubahnya menjadi Allah, seperti hati yang menyebut dan menyeru itu. bukankah engkau mendengarnya sekarang ?, maka kenalilah dengan cara membersihkan diri, DIA dekat namun engkau tidak menyadarinya, DIA selalu memberikan pengarahan namun engkau mengabaikannya.

            Syaikh ini terlalu membuat hatiku bergetar, jiwaku terasa ingin keluar, hingga diriku tidak sadar kedua sesajian itu telah hilang dari genggamanku sekarang. Kumulai memberanikan diri untuk bertanya.

“Bagaimana caranya wahai syaikh?”

Kenalilah dengan mencari guru yang telah mumpuni, bukan yang menjual agama dengan imbalan harta, bukan yang menjual agama dengan bernilai partai politik, bukan yang mencari ketenaran, guru agama yang engkau perlukan itu adalah guru agama yang benar mengabadi untuk agama, hidupnya penuh khidmat akan “Ilahi Anta Maqsudi Waridoka Mathlubi” (Tuhan Engkau yang Ku tujui, Ridho Engkau yang Ku nanti ).

Thariqah adalah jalan yang baik untuk kau tempuh, jika engkau benar ingin mengenal Tuhan, jangan engkau dengar perkataan sesat dari orang yang belum mengenalinya , Thariqah adalah jalan, Hakikat adalah hasil, Marifat adalah pengenalannya. Mereka saja yang masih buta hatinya, telah terkotori oleh mencaci dan menghakimi sesat , sebab sesat itu hanya Allah yang boleh menyatakannya

Tiga tahun lagi , persiapkanlah diri sebelum guru itu datang. !

Tiba-tiba mataku menjadi pudar dan terasa kabur, syaikh itu tidak ada lagi,
wajahku memucat seperti orang sakit. Apa yang terjadi pikirku, sesajian ini masih ada lagi tepat digenggamanku, sungguh aneh, apa yang terjadi nyata terasa, keadaan terasa berubah

 

Dengan kejadian itu ,aku merubah niat untuk kembali melangkahkan kaki pulang, Setibanya sampai di rumah dan masuk ke kamar, hatiku terkejut saat melihat jam masih terlihat tepat pukul 7 seperti aku bangun dari tidur,  mimpi atau nyata, ini membuatku gila, namun jika benar adanya akan aku persiapkan waktu itu, tiga tahun lagi untuk itu. hingga sore datang, maka aku yakin ini benar terjadi.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler