Hp Baru Vani

Vani buru-buru masuk ke  kamar. Tak dihiraukannya teguran ummi karena hampir saja mereka bertabrakan di ruang tengah. Di dalam kamar, Vani melemparkan tas ke tempat tidur lalu tanpa membuka seragam sekolah dan kaos kaki, ia langsung menyambar hp barunya yang terletak di atas meja belajar. Hp itu hadiah dari ayah. Fiturnya beraneka ragam. Semula Vani minta dibelikan hp seperti itu agar mudah mengakses internet. Menurut Vani banyak bahan pelajaran yang harus diakses lewat internet. Karena prestasi belajar Vani selama ini cukup bagus, ayah memercayai Vani. Tapi ternyata Vani jadi kerajinan ber-fb dengan teman-temannya. Setiap saat dia tidak sabar untuk membuka status fb-nya.

“Nanti sepulang sekolah jangan lupa mampir ke rumah Oma Wuri, Van. Tante Lina minta kamu menemani Oma Wuri sebab dia harus mengantar Dini ke rumah sakit,” ujar Ummi suatu hari mengingatkan Vani. Oma Wuri, tetangga yang tinggal di ujung jalan itu memang sudah sangat tua, tidak bisa ditinggal sendirian. Dia sudah pikun.

“Baik, Ummi,” jawab Vani.

Sepulang sekolah Vani cepat-cepat masuk ke kamar. Status fb sedang seru tadi malam. Vani tak sabar untuk membaca lanjutannya. Hingga azan ashar baru Vani selesai dengan statusnya. Ketika keluar kamar, dia heran keadaan rumah sepi. Suara hp berdering. Dari ummi. Segera diangkatnya.

“Vani, Ummi di rumah Oma Wuri. Beliau sudah meninggal dunia sehabis zuhur tadi. Dia terpeleset di kamar mandi. Kalau mau takziah jangan lupa kunci pintu rumah, ya,” pesan ummi.

Astaghfirullah. Bukankah tadi seharusnya dia menemani Oma Wuri. Gara-gara fb, Vani jadi lupa segalanya. Yang diingatnya hanya status. Dan tadi sudah salat zuhur apa belum, ya? Astaghfirullah. Dengan nanar Vani memandangi hp di tangannya. Kilauan casing-nya yang berwarna biru seolah mengejek kealpaan Vani.

Kotapinang, 21 juli 2012, 01 Ramadhan 1433 H, Sabtu, 12.15.