Skip to Content

Jangan Kau Kira Aku Tidak Tahu

Foto Samudera Yekti

Batas itu sudah sedemikian dekat dan terlihat
Antara kau dan aku
Sehebat apapun kita berusaha, aku dan kamu
Ternyata tak mampu meruntuhkan sekat

Bahwa memang cinta itu mengalahkan logika
Ketika kita mampu berpikir secara logis
Kau dan aku adalah dua organisme terbuka
Bisa saja satu ketika kita tak lagi harus bermuka manis

Tampakkanlah saja bahwa engkau adalah kamu
Dan aku tetaplah aku
Berdiri pada masing-masing sisi yang berjauhan
Lekat pada identitas masing-masing tanpa harus jadi satu
Biarlah hitam tetap kelam dan putih pada tempatnya
Tidak perlu melebur menjadi abu-abu dan membunuh kesejatian

Manusia, organisme berdiri di dua kaki, paling sempurna namun fana, perebutan "wilayah kekuasaan" antara - (saya tidak berani menyebut tuhan) - setan dan malaikat.

Dengan segala keunikannya (fii ahsani taqwiim), manusia bisa menjadi sufi, ateis, maupun menuhankan logika berpikirnya sendiri.

Semua yang ada dalam diri seorang manusia merupakan anugerah tiada tara. Dibekali dengan sidik jari dan DNA tiada duanya di dunia.  Diberi peran masing-masing yang saling melengkapi.  Dibekali dengan perasaan, simpati-empati-birahi. semuanya saling berkelindan hingga kehidupannya selesai.  Satu sisi yang sepertinya Tuhan "membolehkan"  manusia jadi angkuh dan egois karena dalam dirinya ada beberapa hal tiada duanya. 

Namun, dibalik segala yang berbau chauvinis dan self esteem itu, Tuhan juga menyeimbangkan dengan sifat zoon politicon, bahwa angkuh dan egonya tidak akan bisa membuat dia sampai pada tingkat self esteem maupun self actualization tanpa adanya "campur tangan" orang lain.

Pergulatan mencari jati diri sekaligus mendaki ke arah self esteem inilah yang mengharuskan manusia untuk berinteraksi.  Interaksi melahirkan simpati-empati-(mungkin juga) birahi.  Kembali pada kodrat fii ahsani taqwiim, manusia sejatinya punya tolok ukur tentang kebenaran dan kesejatian baik bersifat samawi maupun ardli.  Penerjemahannya secara teknis adalah norma, susila, etika, dan produk hukum lainnya.

Semuanya adalah tentang manusia, menjadi manusia, dan keterkaitan antara hidup manusia yang satu dengan lainnya.  Keterkaitan yang kemudian memungkinkan kehidupan itu berjalan terus dari generasi ke generasi.  Hubungan chauvinis sekaligus zoon politicon yang paling unik dalam diri manusia adalah cinta.  Cinta melahirkan segala hal mulai dari peradaban terbesar, peninggalan teragung, dan tragedi terpahit.

Padahal sejatinya, cinta "hanya" berkisar pada dua diri yang berkeinginan untuk saling mengikatkan diri, melebur menjadi satu.

Tarik menarik kepentingan antara chauvinis dan zoon politicon, mengingat manusia fii ahsani taqwiim inilah yang berperan membuat peluang gesekan dan ketersinggungan menjadi terbuka lebar.

Proses tarik menarik kepentingan ini yang sering membuat kita lupa bahwa setiap orang dilahirkan dengan jati diri tiada duanya, sekaligus tuntutan peran yang diberikan produser (tuhan) kepadanya, baik-buruk, miskin-kaya, hitam-putih, semua beda yang mungkin ada.  Seharusnya masing-masing dari kita menyadari bahwa kita tidak bisa menuntut terlalu banyak apalagi mempermasalahkan masa lalu atau kehidupan pribadi dan kegemaran seseorang hanya karena dia tidak sama dengan kita.  Sebaiknya masing-masing dari kita berlapang dada bahwa melebur jadi satu tidak sama dengan menuntut semuanya sempurna. 

Kalaupun ingin menuntut sesuatu, setidaknya kita juga harus jujur tentang diri kita sendiri.  Mencoba bersikap adil bahwa kita juga harus membuka diri kepadanya sama seperti yang kita inginkan darinya.

Akan tetapi, jujur saja .... kadang ego mengalahkan segalanya ... kuman di seberang lautan jelas terlihat sementara gajah di pelupuk mata membuat kita lupa bahwa kita sendiri juga penuh dengan kekurangan dan kekhilafan.

(selesai)

 

 

 

 

 

 

 

 


Sebuah tulisan representasi dari satu hal: ego

kau terlalu banyak bertanya tentang aku, sementara aku sangat menghormati privasi dan kehidupan pribadi yang tak ingin kau tampakkan padaku

kini, kamu harus tahu

bahwa aku tahu tanpa harus mencari tahu, aku dengar tanpa harus mencuri dengar

tentangmu ........

bersikaplah adil dan terbuka pada dirimu sendiri,

aku akan tetap sangat menghormati kehidupan pribadimu.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler