Skip to Content

Laa Takhoofu Wa Laa Tahzanu Ana Ma'akum

Foto Samudera Yekti
curahan hati seorang ibu tentang perjalanan hidup si buah hati

 

Saat kau di dalam-“ku”

 ......

Anakku,

sore terbentang di depanku, basah di sekelilingku setelah hujan dan petir aku lalui hari ini

aku merasakan kasih, cinta, rindu, sayang dan segalanya yang mungkin dirasakan oleh manusia sedang jatuh cinta dalam jasadku.

aku bertahan dalam pendirianku, mencintai dan yakin dicintai olehmu sepenuh cinta itu bisa disebutkan dan dirasakan.

aku tenggelam dalam genangan seluruh hatiku. luruh di tepian asa, riuh rendah sejauh yang bisa kudengar bahasa jiwa.... tak terhitung waktu ... bagiku, cinta, rindu, sayang .. aku tak bisa membedakannya lagi ....

 

saat kau lahir

 ........

anakku

Kau benar2 telah menjadi nafasku. Hari-hariku akan berhenti, tatkala kau tak lagi menjadi nafasku. Metabolisme dalam tubuhku bergerak dinamis karena aromamu selalu memenuhi seluruh aliran darahku. Betapa aliran darah itu terasa berhenti, dada terasa panas, nafas tersengal sengal, setiap kali sakit kau rasakan.

 

Putera puteriku

akulah dirimu, karena dalam jasadku terdapat jiwamu. Ketika menatapku itu sama artinya kau melihat dirimu sendiri. Ketika kau memelukku itu sama artinya kau memeluk dirimu sendiri. Karena pada hakekatnya AKU, KAU telah menjadi satu yaitu CINTA.

 

Saat saat itupun berlalu, menjelang engkau remaja

namun ingatilah satu hal

 

Saat kau ragu, galau dan syahdu

 

Ingatlah cintaku

 

jika galau dan tak dapat menguasai diri, tidak percaya diri, takut akan sesuatu, khawatir akan sesuatu .......

aku tidak bisa berkata apa apa selain kukembalikan pada dirimu sendiri

aku luruh dalam doa dan cambuk semangat untukmu

bahwa

 

"kecamuk tegang urat syarafmu saat ini

juga "manusia yang sangat manusia"-nya dirimu

aku harap "manusia" dalam dirimu

berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan, bukan malah mencari pembanding dengan menoleh ke kanan kirimu

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan dan kepasrahan

namun tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

.............................

aku yakin, kau, manusia seperti yang kubayangkan

yang mengerti makna tawa ceria ketika kau tertawa terbahak

tanpa melupakan makna tangis duka

manusia yang tetap berdiri di tengah badai

manusia berhati tulus dan sanggup memimpin dirinya sendiri,

jauh sebelum kau mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain

seperti saat ini

........................

jangan membuat dirimu ragu. kita, manusia, seremeh apapun jabatan dan posisi kita di masyarakat, bahkan seperti bapak tua yang jualan sayur di depan indomaret tadi malam itu, kita semua, masing masing kita diciptakan istimewa, diciptakan hanya satu orang kita. maka, istimewakanlah diri kita dengan mengenalnya baik baik, menyayanginya baik baik, mengajaknya berdiskusi dan berpikir, agar di kemudian hari kita bisa benar benar menjadi jiwa raga yang saling melengkapi, saling mengingatkan dan oleh karenanya ketika kita berada pada situasi sendiri dan dalam kesendirian, dalam kekalahan, ketika tidak seorangpun mau dan mampu di samping kita, tidak mau dan mampu menjadi bagian hidup kita, tidak mau dan mampu berbagi dengan kita lagi ......... kita tidak pernah kesepian, karena sejatinya dalam diri seorang manusia ada aku, ragaku, jiwaku, dan AKU.

 

"sejatining roso".

 

seberapa kenalkah engkau dengan dirimu sendiri?

aku harap kau kenal dirimu dan "DIRIMU", sebelum kau mengenal aku dan "AKU"

 

Pada saat itu

Aku kan berkata pada diriku sendiri

Bahwa aku hidup dalam kebahagiaan


(terinspirasi dari puisi era perang dunia kedua yang ditulis oleh seorang jenderal untuk anaknya)

thanx to roxette untuk "takhoofuu"

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler