Ren!, Suara itu menahan laju langkahku. Aku yang sedang buru - buru mendadak mematung ketika ku lihat ada sosok indah dibalik suara merdu yang agak serak itu.
" Nadia " ucapku pelan sambil memastikan bahwa itu benar - benar dia.
" Yah, ini aku " jawabmu semakin mendekat
Sudah lama sekali sejak petualangan di kota hantu yang menegangkan itu, aku baru bisa bertemu lagi. Nadia, kau tak ubahnya seperti dahulu. Datang tiba - tiba dan membuatku terkejut.
" Kamu kemana saja ? " Tanyaku
Dan kemudian kau hanya diam saja tak menjawab. Raut wajahmu pun Melayu. Tentu itu membuat gusar hatiku. Apakah sambutanku tak mengenakanmu.
" Aku .... " Baru satu kata kau tiba - tiba diam lagi. Jawablah dahulu. Jangan kau buat aku penasaran. Ah,,, andai aku bisa sedikit menaikan nada suaraku padamu. Tapi sayangnya aku tak mampu.
" Hantu - hantu itu mulai menginvasi negeriku " jawabmu dengan raut wajah tak enak.
" Maksudmu hantu - hantu yang kita temui di kota hantu? "
" Yah, mereka bermigrasi ke negeriku, dan kini negeriku mulai tergoyah "
Hantu - hantu itu mengapa bisa masuk ke negerimu. Apakah orang - orang di negeri mu tak sadar. Pertanyaan yang pasti dan sudah barang tentu ada dalam benakku.
" Masalahnya kami tak sadar jika mereka datang dan menetap, mereka berkamuflase. Aku sampai - sampai tak menyadari "
" Bukankah kau dapat mengenali mereka "
" Mereka lebih kuat sekarang, Ren "
" Lebih kuat? "
" Yah, mereka sudah lebih kebal dari hukum. Lebih kebal dari pengadilan, hantu ini lebih hebat dari hantu - hati di negeri hantu, Ren"
Kebal hukum? Apa maksudnya, bukankah hantu - hantu memang tak dapat dihukum dan diadili?
" Maksudmu ? " Tanyaku lagi
" Mereka hantu yang belum jadi hantu tapi lebih menakutkan dari hantu "
Aku berpikir sejenak memahami maksud kalimat - kalimatmu.
" Hantu - hantu itu berdasi dan senantiasa rapih? " Tanyaku lagi
" Yah! Itu dia "
Aku paham maksudmu sekarang Nad!!!!!
Komentar
Tulis komentar baru