Skip to Content

Penantian Panjangku

Foto Nyda SiiPe

Tuhan berikan aku kekasih Yang terbaik untuk hidupku Yang bisa menerimaku apa adanya Tunjukan aku kisah cinta yang lama kau tunda Jadi sebuah anugrah,anugrah terindah dalam hidupku

            Ya....mungkin lagu D’Venue sekarang jadi lagu kebangsaanku.Semenjak putus dari Radit aku betah menyandang status jomblo.Bukannya aku masih sayang atau ngga’ laku,tapi aku malas cari pacar.Aku trauma.Dulu aku dibuat mainan sama Radit,setelah itu ada beberapa kejadian yang membuatku semakin betah menjomblo.Salah satunya adalah kasih tak sampai.Tapi saking keseringannya aku patah hati,aku jadi terbiasa tersakiti....hihihi

            Desember pagi telah tiba.Mentari pagi menyambutku dengan sinarnya yang menawan.Sebuah harapanpun terbesit dalam batin.Tentunya harapan untuk menjadi lebih baik.

“Happy New Mon.”sapa Tari dengan senyum manisnya. Sepertinya kata-kata itu wajib keluar dari bibir mungilnya setiap pergantian bulan.

“Happy New Mon to.”balasku seraya meletakkan ransel hitamku di laci,tentunya dengan secuil senyum untuk sahabat terkasihku.

“Na,gimana nih..udah mau akhir tahun lo.Masa iya malam tahun baru kamu kencan sama ayahmu lagi.Nggak enak di dengernya Na.”

“Hahaha,kenapa kamu yang jadi repot Tar.Ya emang sih kedengerannya nggak lucu,malam tahun baru kencan sama ayah,tapi apa boleh buat.Mau kencan sama siapa lagi coba.”

“Lagian ayahmu juga lucu,punya bundamu tapi malah pilih pergi sama kamu.Kamukan bisa pergi sama kakak-kakakmu atau adik-adikmu.”

“Mereka pergi sama pacarnya masing-masing.”

“Nah kenapa kamu nggak cari pacar aja.Masih trauma?” Pertanyaan Tari sontak mengingatkanku pada kejadian yang dulu-dulu.Sakit memang,tapi...ya sudahlah.

“Ditanya kok malah nglamun sih?” Aku hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Tari.

 

Saat aku berjalan menuju tempat foto copy berniat mengambil foto copyanku,aku melihat seseorang yang tak asing lagi bagiku sedang berbincang dengan Bu Hema.

”Arka??ngapain dia disini?? Bukannya dia kuliah di Jogja??” batinku.Ku urungkan niatku untuk mengambil foto copyanku.Aku berbalik arah.Aku kembali kekelasku sambil terburu-buru.Dan akupun tak sadar bahwa Arka tahu kalu aku berbalik arah.

“Hey...kenapa mukamu pucat kayak gitu sih?abis dari mana?abis ketemu setan? Atau malah abis ketemu Arka?”tanya Tari bertubi-tubi.Seakan-akan dia ingin cepat-cepat tahu apa yang terjadi tetapi dia tidak memberi kesempatan padaku untuk menjelaskannya.

“Arka Tar,”jawabku singkat.

“Iya Arkanya kenapa?”

“Arka,,dia,,dia aa...” Belum selesai aku berbicara,HP ku bergetar.Kuliat di layar HP ku tertulis 1 message from “:)”.”Nah lo mati aku dia sms aku” batinku.lekas-lekas ku buka pesan itu.Aku hanya bisa diam melihat pesan Arka yang nanya kenapa aku tadi balik arah.Aku bingung mau jawab apa.Melihat kebingunganku,Tari langsung mengambil HP ku dari genggamanku.

“Ha...??jadi kamu tadi ketemu Arka?kenapa nggak bilang dari tadi sih?

“Gimana aku mau bilang coba,orang kamunya nanya nggak ada titik komannya gitu.”

“Ya udah..cepetan cerita makanya.” Akhirnya aku menceritakan semua pada Tari.            

Setelah kejadian itu,aku dan Arka jadi semakin dekat kembali.Akupum jadi teringat waktu pertama kali aku kenal dengannya.Waktu itu aku masih kelas satu,aku tak sengaja bertemu dengannya di koridor sekolah saat akan menuju kelas.Kuperhatikan dia sambil terus berjalan.Ternyata dia duduk di kelas XII A3.Sejak saat itu dengan seiring berjalannya waktu, aku mulai suka padanya.Dia bilang bahwa dia juga belum punya kekasih.Dia juga mengatakan hal yang sama padaku bahwa dia juga suka padaku,senang rasanya aku mendengar hal itu.Akupun menaruh harap bahwa dia tak akan pernah mengecewakanku. Akan tetapi,suatu ketika aku baru mengetahui bahwa Arka sudah punya kekasih.Saat itu,aku ingin marah,aku ingin membencinya,aku kecewa padanya, tapi rasa cinta dan sayangku lebih besar dari pada rasa kecewaku padanya.Akpun tak mampu membencinya walaupun aku merasakan sakit dan kecewa yang teramat sangat.Hingga saat itupun tiba.Saat dimana Arka harus ke Jogja Untuk meneruskan kuliahnya.Dan Sejak saat  itu aku berusaha untuk melupakannya.Dan kembalinnya Arka dengan status barunya mebuat rasa yang kini sedang coba kulupakan muncul kembali.Harapanku padanyapun muncul kembali setelah akhir-akhir ini aku mulai berani menguburnya dalam-dalam.Sebernarnya aku takut.Aku takut jika rasa itu kembali hadir.Aku masih trauma dengan kekecewaanku beberapa bulan lalu padanya. Tapi Tari menyadarkanku.

“Kalau kamu masih terus-terusan trauma,kapan kamu nyobanya.Sebenarnya simpel aja permasalahannya. Pernah nggak kamu mikir kenapa selama ini kamu betah ngejomblo.” Kata Tari mengawali pembicaraan yang menurutku tanpa basa basi ini.

“Jawabnya juga simpel kok.Karena aku masih pengen ngejomblo.” Jawabku santai.

“Yah... ni anak beneran kagak nyadar.Kamu bisa ngomong gitu mungkin kamu takut kalau kenyataannya kamu nggak pernah bisa bangkit dari keterpuruknmu selama ini.Mungkin iya kalau kamu bisa ngatasin semua rasa sakit hatimu.Tapi kamu nggak pernah mau buka halaman baru.Kamu kayak anak yang bingung pada satu bab matematik yang jika anak itu belum bener-bener paham,belum bener-bener ngerti dan bisa ngerjain nggak mau pindah ke bab lain.”

“Lho..itukan malah baik.”

“Baik kepalamu peyang,baik kalau itu bener-bener bab matematik.Nah ini...beda lagi non urusannya.”

“Kok bisa?”

“Apa iya kamu bakal terus-terusan nutup hati kamu,nunggu sampai lem di hati kamu bener-bener kering.Sampai kapan coba?apa iya sampai mati? Percuma Kana,luka itu bisa bener-bener hilang kalu kita udah ada gantinya.Sampai matipun kalu kamu nggak pernah mau coba ngeringin lem itu,lem itu juga nggak bakal kering-kering.Ya walupun mungkin kalau ke inget masih ada bekasnya dikit.Tapi setidaknya kamu nggak terus-terusan mikirin yang dulu-dulu..Percuma,kamu nggak akan bisa balik ke masa itu.Biarlah masa lalumu yang mungkin cukup kelam itu menjadi sebuah pelajaran berharga buat kamu.Jadi kamu bisa belajar dari kegagalan dan kesalahanmu yang kemarin.”

Aku hanya terdiam termangu mendengarkan ceramahan Tari yang super panjang lebar itu.Ada benarnya juga kata-kata tari.”Sekarang apa yang  harus aku lakukan.Ah...susahnya jadi orang terlanjur hidup.Banyak banget masalahnya.Tau gini pilih “pulang” waktu bayi aja.” Pikirku.              

Tahun baru sudah didepan mata.Teringat kembali olehku akan target akhir tahunku.Tapi rasa traumaku selama ini telah mampu menyingkirkan sejenak dari otakku untuk mencapainya.Akupun teringat kembali kata-kata Tari beberapa minggu yang lalu. Belum selesai aku melamun Hpku bergetar.Saat ku buka ternyata sms dari Arka,dia ngajak keluar waktu malam tahun baru.Aku bingung,tapi akhirnya aku mengiyakan ajakan Arka.

“Nah gitu dong...buka lembar baru,buka semangat baru.”Kata Tari penuh semangat saat dia tahu aku mengiyakan ajakan Arka.

“Hahaha,itumah lagu non”Jawabku simpel.

“Ya biarin,yang pentingkan ada ekspresi positif saat mendengar berita baik.”

“Eh..tapi ngapain dia ngajak aku keluar ya?pas malam tahun baru lagi.”

“Ya mana ku tahu,dilihat aja ntar.Yang pentingkan kamunya udah mau.Siapa tahu mau menyatakan cintanya padamu,haha.”

“Ah..apa sih kamu itu,tapi kamu ikutin aku ya.”

 “Haa?ngikutin orang kencan,ogah ah.Mending pergi sendiri sama cowok baruku.Alamak..keceplosan aku!!”Kata Tari dengan wajah memerah.

“Sejak kapan kamu punya pacar??”Tanyaku kaget.

“Hehe,baru kemarin.”

“Tukan akunya ditinggal.”Kataku dengan wajah cemberut.

“Ya maaf,aku ngga’ ngasih tahu kamu dulu biar kamunya nggak manyun kaya gitu.”

“Iya,tapi kamunya keceplosan.”

“Iya-iya aku salah.Maaf ya Na.Tak doain kamu cepet jadian sama Arka deh.”

“Aminn...”

“Lho kok diaminin,berarti kamu ngarep donk.”

“Nah,kamukan tahu kalau dari dulu aku udah suka sama Arka.”

“Bukannya kamu udah mau nglupain dia?”

“Gimana mau lupa coba,kalau pas udah mau lupa dianya secara tiba-tiba datang dengan membawa sejuta cinta.” “Cieileh..sejuta cinta.Suit-suit.”

“Lha gimana coba,orang dia dateng-dateng cerita kalau dia udah putus.Mana ngajak keluar lagi.Emang paling bisa ya si Arka itu kalau di suruh ngluluhin hatiku.”Jelasku sambil senyam-senyum sendiri.

“Heemm...dulu aja katanya benci-benci.Sekarang berbunga-bunga lagi.”

“Itukan dulu hehee.Kalau sekarang mah namanya benar-benar cinta hehee.”

“Bisa aja kamu.Eh tapi udah kamu cek baik-baik belum?jangan-jangan Arka bohong lagi.”

“Tenang aja Tar,udah aku ricek beribu-ribu kali kok,dari sumber yang paling terpercaya pula.”

“Sukur deh kalau gitu.Tapi aku nggak mau lihat kamu kecewa untuk kesekiaaan kalinya.”

“Sekiannya pendek aja napa?”

“Iya-iya,kesekian sekian sekian kalinya.”

“Sama aja non.Tapi makasih banget lo kamu uda perhatiin aku.”

“Lebaynya nggak usah dikeluarin deh.Biasa aja.”

“Ni juga udah biasa kok.Eh..tapi besok kawal aku dari jauh ya.Ntar kalau aku kenapa-kenapa gimana coba.Pliiisss.” “Ogah ah.”Kata Tari sambil pergi meninggalkanku sendiri.            

Hari itupun datang juga.Hari dimana aku pertama kalinya jalan bareng sama Arka.Walaupun selama ini aku udah dekat dengannya,dia juga uda sering main kerumahku,tapi baru kali ini aku keluar bareng sama dia.Antara seneng,bingung,dan deg –degan.Benar-benar nyampur jadi satu.Seneng akhirnya bisa jalan sama Arka,bingung ni anak ntar mau ngapain,deg-degan??nah itu yang aku nggak tau,napa bisa deg-degan kayak gini.Waktu dia main kerumah biasa-biasa aja tuh.Mana si Tari bener-bener nggak mau ngikutin lagi,takutnya ntar kalau aku bener-bener grogi berat nggak ada yang ngedekte aku,kan bisa repot urusannya. Pukul 19.05 suara mesin motor Arka terdengar dari kamarku.Aku memang sengaja nggak langsung keluar menemui Arka.Aku ingin lihat apa dia berani minta ijin ke orang tuaku.

“Kana..dicariin Arka tu.”Teriak bunda dari bawah.

“Iya bun,Kana turun.”Kataku sambil mengatur nafas didepan pintu kamar. Aku benar-benar grogi,tapi aku berusaha untuk sesantai mungkin.

“Rencananya mau diajak kemana nih Kananya nak?”Tanya ayah saat aku sampai di ruang tamu. Akupun mengambil duduk tepat disebelah bunda.

“Pengennya mau ngajak Kana makan malam yah,terus seru-seruan sambil nunggu kembang apinya.”Jelas Arka dengan mantap. Arka memang sudah kenal akrab dengan ayah bundaku.Mereka juga menyuruh Arka memanggilnya dengan sebutan ayah dan bunda.Sama seperti aku memanggil mereka.

“Ya sudah kalau begitu.Cepatlah berangkat,keburu kemaleman nanti nggak dapet tempat duduk di cefe lagi,hehe.”Canda bundaku.

“Tapi hati-hati ya Ka.Suasana malam tahun baru ya kayak gitu.Rame banget.Ayah nitip Kana sama kamu ya.Dijaga baik-baik adiknya.”Tutur Ayahku.

“Ayah tenang aja,Arka pasti ngejagain aku kok.Kalau dia berani macem-macem,disanakan pasti ada banyak orang sama polisi.Tinggal teriak aja deh..hhee.”Candaku

“Kamu itu,ada-ada saja.”Kata ayah dengan muka yang cemberut.

“Ya udah kalau gitu yah,Arka pamit dulu,Kana aku bawa ya yah.Ayah sama bunda nggak pengen ikut nih.”Kata Arka dengan nada menggoda.

“Nggak ah Ka, nanti takutnya ngganggu acara calon pasangan baru.hehe”Kata Bunda sambil tertawa cekikikan. “Maksud bunda??”Tanyaku spontan.

“Nggak ada maksud apa-apa sayang.Gih sana berangkat.Bunda nitip gula-gula ya.”

“Iya bun,mau dibeliin berapa?”Tanya Arka

“Nggak usah nanggepi bunda Ka,cepet berangkat.Keburu malem lho.”Kata ayah.

“Ya udah,Arka berangkat yah,bun,assalamualaikum.”

“Kana berangkat yah,bun,assalamualaikum.”

“Walaikumsalam”Jawab ayah dan bunda barengan.           

 

  Akhirnya kamipun tiba di cafe yang telah mkami sepakati beberapa hari yang lalu.Sementara Arka memesan makanan,aku sibuk cari tempat duduk yang menurutku nyaman untuk suasana yang begitu ramai di luar cafe.Maklum kalau nggak pinter-pinter cari tempat yang ada malah nggak nyaman makannya.Soalnya cafe yang satu ini modelnnya kita bisa lihat dengan jelas suasana di depan cafe.Sedang sibuk milih-milih tempat duduk,aku denger suara Tari manggil aku.Aku cari-cari sosoknya.Dia melambaikan tangan dan mengisyaratkan agar aku duduk di tempat yang sudah di pilihkannya.Akupun mengikuti saran Tari.Ternyata dia nggak setega yang aku pikirkan.Tari bersedia mengkawalku.Tapi dia nggak sendiri.Dia sama Agung.Oh..ternyata itu cowok baru Tari.Akhirnya jadian juga dia sama Agung.Melihat Arka berjalan menuju ke arahku aku segera memposisikn diri agar dia nggak tahu kalau Tari ada di tempat ini juga.Kamipun langsung menyantap pesanan masing-masing.Karna memang kami sepakat nggak makan sebelum berangkat jagi aku memang benar-benar laper.Kamipun makan sambil bercanda ria.Tari yang memperhatikanku sedari tadi mengacungkan empat jempol ditambah kedua jempol tangan Agung pertanda dia menyukai suasanaku dengan Arka yang kubuat sedemikian rupa sehingga nggak terlihat groginya.        

     Selesai makan,Arka mengajakku jalan-jalan di pasar malam.Seperti katanya pada ayah,dia benar-benar ngajak seru-seruan aku.Saking serunya aku sampai lupa kalau dari tadi ada dua sejoli yang baru aja sehati mengikutiku.Tari dan Agung bersama-sama menggelengkan kepala kearahku,tanda mereka heran dengan sikapku.Mungkin yang ada dalam pikiran mereka adalah”kok bisa-bisanya dia lupa sama kita,padahal dia sendiri yang minta kita buat ngikutin dia”. Aku mengembangkan senyuman yang selebar-lebarnya ke arah mereka tanda aku minta maaf.Tapi mereka memang sahabat yang baik,mereka memahami dan seakan menyuruhku meneruskan keasikkanku dengan Arka.          

   Detik-detik pergantian tahunpun menghampiri semua umat manusia yang ada di bumi.Saat itu Arka mengajakku ke tempat yang memungkan kami dapat melihat kembang api secara jelas.Tak kusangka,Tari dan Agung masih setia menemani kami berdua. Aku dan Arka duduk di rerumputan.Kami sejenak saling membisu.Tak tahu apa yang ada dalam pikirannya.Yang jelas yang ada dalam pikirankau adalah semua harapanku untuk tahun 2011 yang akan datang sebentar lagi itu. Aku perhatikan Tari dan Agung tanpa sepengetahuan Arka. Benar benar pasangan yang aneh.Mereka malah berfoto-foto ria.Aku senyum-senyum sendiri melihat tingkah mereka.

“Na.”Tiba-tiba Arka memanggilku.Aku perhatikan raut mukanya serius sekali

“iya??”  “Na..aku sayang kamu.Aku minta maaf atas semua tingkahku.Aku hanya butuh waktu sama pacarku untuk nyelesaiin semua masalahku sama dia.Aku tahu,kamu mikirnya kalau kamu yang buat kami jadi gini.Tapi asal kamu tahu,jauh sebelum aku kenal kamu aku sama dia emang udah nggak akur.Jadi bukan kamu penyebab kami putus.Aku juga ngaku salah,seharusnya aku nggak bersikap kayak kemarin ke kamu.Kamu maukan maafin aku??” Belum sempat aku menjawab aku mendengar teriakan anak-anak yang ada di lapangan itu.

“5...4...3...2...1... Heppy New Year 2011.” Saat itu juga semua trompet dibunyikan.Beribu-biru kembang api di nyalakan.Meriah sekali.Dan saat itu juga Arka berteriak di depanku.

“Na..mau ya jadi pacar sekaligus calon pendamping hidupku.Aku mohon sama kamu Na.”Teriak Arka sambil memegang kedua pundakku. Saat itu aku malah menangis.Tapi dengan sebuah senyuman dan anggukan kepala.Aku memberi isyarat pada Arka kalau aku mau.

“Iya Ka,aku mau,aku mau njadi pacar kamu.Tapi aku juga mohon,aku nggak mau laggi kamu sakitin.Kamu harus ngejaga aku.Buat aku jadi lebih baik lagi.Kamu mau?”

“Iya Na aku mau.Makasih buat semua ketulusan hati kamu ke aku.Penantianmu selama ini bener-bener nggak sia-siakan.Nggakseperti semua ceritamu ke aku.”Kata Arka sambil memelukku.          

 

   Dibawah indahnya langit malam yang cerah serta di hiasi beribu-ribu kembang api.Diantara suara-suara trompet tahun baru yang makin memeriahkan suasana malam ini.Arka telah menyudahi semua penantian panjangku untuknya.Walaupun hampir saja aku putus asa dibuat olehnya.Malam ini,diawal tahun 2011 aku telah berhasil melepas semua penantian cintaku.Penantian yang cukup panjang bagiku.Ternyata keyakinanku atas Arka membuahkan hasil.Penantian dan pengorbananku selama ini tak sia-sia. Aku harap Arka adalah yang terakhir untukku.Aku ingin bahagia bersama Arka.Selamaya.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler