Skip to Content

Sabar Itu Romantis, Romantis Itu Sabar

Foto Tofik Pram

ROMANTIS tak harus selalu bunga, puisi, aroma wangi, dan bisikan-bisikan.

Romantis itu adalah ketika kekasihmu menyandarkan kepala di pahamu, kalian saling bertukar cerita tentang mimpi-mimpi masa depan, tentang rumah mungil kalian yang damai, tentang lucunya tingkah polah anak-anak kalian, mata kalian saling bertatap syahdu mengharu biru, ada saling belai antara kamu dan kekasihmu, tiba-tiba preeeeetttttt……….. panjang sekonyong-konyong menyeruak di antara kekudusan kalian. Kekasihmu kentut los persis seperti panitia hajatan yang sedang check sound dan suaranya terdengar hingga radius bermeter-meter, sampai tetangga yang melintas di depan rumah terperanjat sambil auto-istighfar, tapi kamu mau menerima suara itu seperti menerima nada-nada saxofon Kenny G yang menghantarkan My Heart Will Go On.

Romantis itu adalah ketika kamu mencium punggung tangan kekasihmu, dan kamu membayangkan akan menghirup aroma vanilla atau jasmine di situ, namun ternyata malah sensasi minyak kayu putih lah yang mendadak memperkosa pembauanmu –padahal biasanya kamu langsung auto-mual menjurus pingsan tiap mencium aroma itu– tapi kamu tetap mencium punggung tangan itu, lama, sembari meyakinkan terus dirimu sendiri bahwa yang kamu hirup itu aroma jasmine-nya parfum Paris Hilton, sembari berusaha menerima kenyataan bahwa kekasihmu yang kamu bayangkan begitu sempurnanya itu juga manusia yang biasa wind entry. Masuk angin…

Romantis itu adalah ketika kamu dan kekasihmu asyik masyuk berduaan, menikmati romansa dan kesunyian ruang tamu, mendadak calon ibu mertuamu datang bersama rombongan arisannya, menyeruak memporak-porandakan ruang senyapmu dan mengkonversinya dengan obrolan ramai tentang daster, kebaya, gaun, maskara, model rambut, riasan wajah, pelembab kulit, krim anti-penuaan, senam aerobic, yoga, sendal, sepatu hak tinggi, panci, termos, kompor gas, tabung gas, tahu, tempe, mentega, bawang, cabai, tetangga yang motornya baru, yang mobilnya baru, yang sofanya baru, tetangga yang suka gonta-ganti pasangan, yang pelit amit-amit, bla, bla, bla…. tapi kamu bisa mengambil tempat di tengah perbincangan yang menurutmu menyeramkan dan selalu ditolak akal sehatmu itu sebagai anggota kelompencapir alias kelompok pendengar, pembaca, dan pemikir, sambil terus-terusan kamu mengobral senyum meski hatimu lantang menyerukan padamu; plis deh…  

Romantis itu seperti apa kata Semar pada Kanastren, istrinya; “Ketika orang lain jatuh cinta karena kelebihan pasangan masing-masing, kita justru jatuh cinta karena kekurangan kekasih masing-masing.”

Romantis itu…………………………….

Sabar dan berdamai dengan kenyataan, juga senantiasa beribadah dengan senantiasa tersenyum di depan kekasihmu, sekacau apapun suasana hatimu atau isi perutmu.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler