Skip to Content

Sayup Rindu Dalam Air Mata

Foto armayani

Ditertawakan lagi dan untuk kesekian kalinya Ratih hanya terdiam tak bersuara, namun gelak tawa yang dilontarkan kepadanya tak kunjung henti. Terlebih lagi penyamarannya sebagai anggota baru  memaksanya untuk tetap diam. Kalau tidak karena tugas kepolisian, tak akan Ratih bergabung di komunitas terlarang ini.

Ratih melihat ke sekelilingnya mencari- cari buronan yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri, ada sesuatu yang mengalir hangat dari kedua matanya melihat pria putih yang tengah duduk beberapa meter darinya. Sosok yang ia rindukan kini tak lagi seperti sepuluh tahun yang lalu.

Suara tawa yang yang mengisi telinga benar- benar mengganggunya. Tak tahan dengan gelak tawa mereka, Ratih angkat suara “apa perkumpulan ini telah usai? Bisa kita tutup sekarang?” Ratih memberanikan diri untuk bertanya. Sontak seluruh pandangan tertuju kepadanya.

Pria hitam dengan kacamata hitam memandang Ratih dengan sinis dan berkata “ kau sudah mulai berani sekarang anak baru?” Tak mau kalah, sosok pria berkulit putih berkacamata menarik rambut Ratih dengan paksa dan menghempaskannya ke kanan. Ratih memekik ketakutan dan ia kembali terdiam. Daniel berdiri diantara perkumpulan dengan tangan berada di saku celananya dan kemudian ia mulai berbicara “Ratih Al Jannah, kau telah berani membantah dalam perkumpulan kami dan kali ini kau akan menyesal karena telah melakukannya anak baru” bentak pria itu menunjuk Ratih dengan jemarinya yang putih kurus.

“maaf, em..” Ratih mencoba menjelaskan namun bibirnya sulit bergerak dan tubuhnya bergetar, bukan karena ketakutan melainkan kerena ia melihat sosok yang selama ini dicarinya dan kini berada di hadapannya. Ia tak menyangka kakak yang ia nanti adalah seorang yang kasar. Lama ia memandang pria itu berharap ia masih mengingat adiknya, namun tak seperti yang diharapkan, Daniel tak menoleh kepadanya.

Seorang gadis berambut keriting yang duduk disamping Ratih menyentuh pundak Ratih lalu berkata “kau harus sedikit bersabar jika ingin menarik perhatian kakak Daniel” ujar gadis itu sinis.

Ratih kaget mendengar gadis itu dan berkata “menarik perhatian? Siapa bilang?”

“tampak jelas dari caramu berbicara tadi, kau fikir kau siapa? Tak seharusnya kau begitu di depan mereka” gadis itu memainkan rambut keritingnya dengan telunjuknya, kemudian ia melanjutkan bicaranya “jika kau bosan dan lelah di perkumpulan ini, itu sudah menjadi konskuensinya.

“sudah berapa lama kau menjadi anggota mereka? Sepertinya kau sudah sangat berpengalaman” ujar Ratih.

Gadis itu memandang ke langit-langit mencoba mengingat sesuatu. “ baru 3 tahun” gumamnya.

Ratih terdiam ‘bagaimanan ia bisa bertahan selama 3 tahun, sedang aku? Baru saja beberapa jam sudah tidak tahan’ pikirnya dalam hati. “mengapa mereka tadi menertawakanku?” tanya Ratih penasaran.

“kau pikir hanya kau saja yang ditertawakan? Sebagai anggota baru itu sudah menjadi tradisi.” Jelas gadis itu masih dengan jari telunjuknya yang dililitkan ke rambutnya.

“what? Tradisi? Tradisi apa?” Ratih mengangkat satu alisnya tanda kebingungannya.

“itu bukti bahwa mereka mulai menyukaimu dan sepertinya kau sudah merusak pandangan mereka terhadapmu dengan melakukan hal konyol tadi barusan, kurasa itu mimpi buruk bagimu.” Gadis itu tampak lebih serius. “ketahuilah kak Daniel tak menyukai itu” lanjutnya dengan suara pelan. ‘Daniel, apa benar dia kakakku?’ Ratih tertunduk dalam kebingungan

Cukup lama Ratih terdiam membisukan ruangan ber AC itu. Cahaya lilin yang berpendar redup menimpa wajah Ratih dan menunjukkan putih mulus kulitnya. Ratih melirik arlojinya dan mulai merasa tak nyaman. Ia heran mengapa orang –orang ini begitu sabar mengikuti perkumpulan yang sudah berlangsung selama lima jam. Ratih bosan dan kembali melirik arlojinya kemudian melihat sosok Daniel yang juga sedang melihat kearahnya. Ratih segera mambetulkan duduknya berharap Daniel tak lagi melihat ke arahnya namun, pandangan Daniel tak kunjung putus. Ratih semakin tak nyaman dengan posisinya. Ia mundur sedikit demi sedikit dan berhenti di belakang seseorang bertubuh besar mencoba menghindari pandangan Daniel. Tak hanya dapat berlindung dari Daniel, ternyata tubuh orang itu memberi kesempatan kepada Ratih untuk menandai lokasi perkumpulan illegal tersebut dan mengirimkannya kepada rekan polisinya.

 “perkumpulan kita tutup sampai hari yang ditentukan, kepada seluruh anggota dipersilahkan untuk meninggalkan tempat.” Ucap Daniel di atas podium. “tapi tidak untukmu Ratih Al Jannah” lanjutnya menghentikan desiran darah Ratih. Gadis itu diam terpaku memikirkan kesalahan besar apa yang diperbuatnya dan mengingat ucapan gadis berambut keriting akan mimpi buruk yang akan diterimanya setelah berani berbicara tak sopan.

Ratih masih berdiri di tempatnya tadi sedang Daniel perlahan mendekat kearahnya. Tanpa sadar air mata keluar dari mata gadis itu menahan rasa rindu . “apa maumu?” tanya Ratih

“sepertinya kau sudah berhasil menemukanku.” Ujar Daniel menundukkan kepalanya. “maaf aku bersikap kasar terhadapmu tadi” lanjutnya masih dengan kepala yang menunduk.

Ratih hanya diam tak berkata, pandangannya tertuju pada ubin – ubin yang dia pijak. “apa kabarmu dik?” tanya Daniel yang mulai meneteskan air mata.

“a..aku baik, bagaimana denganmu kak? Sepertinya kau sa.. sakit” ujar Ratih terbata-bata.

Daniel terdiam lama kemudian ‘break’ pintu ruangan didobrak dari luar, seketika puluhan polisi masuk dan mengepung kakak beradik itu. “angkat tangan!! Jangan bergerak!!” teriak salah seorang dari mereka.

“maafkan aku kak, ini demi kebaikanmu” lirih Ratih dalam tangis

Seorang polisi berjalan perlahan di belakang Daniel dan langsung memborgol kedua tangannya. “tak apa, aku mengerti” ujar Daniel pelan.

Perlahan polisi membawa Daniel pergi meninggalkan Ratih. “sebentar” ucap Daniel “bolehkah kau memelukku dik?” pintanya

Sontak Ratih berlari memeluk Daniel dalam keadaan terborgol. Memori akan sepuluh tahun yang lalu terbayang dalam benak meraka masing –masing. Setelah lama berpisah dan dipertemukan dalam keadaan menyedihkan seperti ini membuat pertumpahan air mata dalam ruangan tersebut.

 

tamat

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler