Skip to Content

SURAT CINTA UNTUK NUSA TADON

Foto Watowuan Tyno
files/user/5614/Ilustrasi_2.jpg
Ilustrasi

Malam kian mengepakan sayap pekatnya di titik lasuardi. Terlihat temaram bulan yang samar-samar menciptakan wajah pertiwi. Mengerutu dalam gelap, berkeluh kesah dalam senyap, kemudian melebur dalam tarian pena. Gemerincing lonceng sang penjaga malam, lolongan anjing dan nyanyian para serangga melantunkan nada sendu, seolah turut meratapi cinta yang tertelan badai prahara. Karena cinta kami merangkaikan surat cinta untukmu.

******

Dalam resah pengembaraan, kami tak mau lagi ada dusta mencekik leher anugerah terindah yang kita sebut “CINTA”. Kami tak mau lagi ada tangis menggelegar memenggil cinta yang kian sirna disambar petir. Semestinya cinta harus disyukuri, bukan malah berbalik menyangkalnya hanya karena ego dan nafsu. Kalian tak pernah memikirkan nasip tunas muda. Seyogianya kalian adalah cermin untuk kami. Besok ataupun lusa, kalian akan pergi menyusuri jendela surga, sedangkan kami akan meneruskan cerita cinta untuk anak cucu kami kelak. Maka semestinya cinta menjadi kado terindah sebelum ajal menjemput. Sesungguhnya kalian punya misi yang sama, sama-sama mempertahankan pertiwi, sama-sama pula berjuang atas nama cinta, cinta anak dan cucu. Terus, siapa yang sebenarnya jadi pengkianat cinta? Nadinya siapa yang akan kalian copot? Kita adalah satu, maka tak semestinya membuat luka! Si tuan berkumis tipis pun lahir karena cinta, tetapi kenapa cinta tak bisa mengajaknya untuk mengobati luka? Luka lama kembali diiris pedang, ditikam belati, disayat sembilu, karena cinta ditinggal, dibuang dan terhempas ditiup badai kemunafikan. Membiarkan darah dan air mata bercucuran, membasahi dan memberi warna diatas altar cinta itu sendiri. Sesunggunya kalian sedang dipermainkan seperti anak kecil yang ingin dicolok permen ke mulutnya, kolang-kaling bak strika. Membiarkan kalian mengayunkan pedang, berteriak, memfitna, menangis, mengerutu, dan akhir cerita hanyut dalam lembah hitam nan kelam. Dalam hitungan detik, tersadarkan saat pertiwi kita dirampas, guna mendirikan istana megah dengan seribu kemewahan di dalamnya, yang katanya untuk kita. Entalah! Mari kita tinggalkan ego, nafsu dan gengsi yang sedang memompah adrenalin dan jalan fikiran kita. Kibarkan bendera putih sebelum pedang menohok jantungnya kalian sendiri. Dengan cinta, jalan menuju cinta kita jejali dan capai bersama. Kumpulkan pedang-pedang yang berserakan, kita sama-sama memperjuangkan dan merampas kembali cinta kita yang telah diporak porandakan oleh hayalan-hayalannya. Nada indah masih bisa kita mainkan bersama, mari kita kumpulkan nokta-nokta yang sempat tercecer. Cerita cinta belum jua pudar, mari kita sulam kembali cerita cinta yang sempat diguyur hujan. Cinta mengajak kita untuk saling mencintai.***


Adonara,Pajinian, 19-06-2015

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler