Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Prosa

pilihan Bas; mencintai ibunya yang hatinya pernah hancur, karena suaminya bermain dengan seorang pelacur atau pun mencintai Cinta, yang juga bekas seorang pelacur

pilihan Bas; mencintai ibunya yang hatinya pernah hancur, karena suaminya bermain dengan seorang pelacur atau pun mencintai Cinta, yang  juga bekas seorang pelacur

cerita pendek : akhmad zailani

 

 

 

Diary Di Sudut Hati (Lihat kakekmu, Ben, yang berjuang dan berkorban apa saja demi kemerdekaan…)

Diary Di Sudut Hati (Lihat kakekmu, Ben, yang berjuang dan berkorban apa saja demi kemerdekaan…)

         Cerita pendek : akhmad zailani

 

 

POLIGAMI

Sebagai lelaki yang menyukai keindahan tak ada salahnya aku berkisah tentang keindahan hidup ini. Bagiku, hidup menjadi lebih lengkap saat kita berdampingan dengan orang yang kita cintai. Pekerjaan mapan dengan kedudukan menjanjikan, rumah gedong nan megah dengan harta nan melimpah tak akan berarti apa – apa jika sekeliling kita seperti " neraka " karena romantisme cinta tak pernah ada.

Maryam Melap Darah yang Memercik di Lukisan Bapak

KUAS itu masih menari-nari di atas kanvas. Bergerak membentuk garis lurus berwarna hitam, putih, merah dan warna-warna lainnya. Atau sekali melenggak lenggok dengan warna-warni yang lain. Bergoyang ke kiri atau ke kanan. Dan terkadang ke atas atau ke bawah. Kanvas yang dasarnya putih itu kini berwarna-warni.

Wanita Pejuang itu Masih di Situ; Mengingat Anaknya di Depan Jendela yang Menganga

ANGIN malam masih mengalun lembut bersama-sama suara-suara malam. Keheningan menyambar di segenap lingkungan. Sunyi menusuk-nusuk, makin menambah sunyilah perasaan wanita tua itu. Dia membuka jendela. Dibiarkannya angin malam berebutan masuk. Dia ingin bercanda dan bercumbu sepuas-puasnya bersama malam. Langit di luar kontras sekali dengan ruangan kamarnya yang serba putih.

Ibu Terus Menunggu dan Tidak Ingin Dia Menyentuh Ikan Bakar Itu

“MAMAAAT…”, berbarengan dengan suara lembut itu, pintu kamar lelaki kurus itu kini telah terbuka. Seraut wajah wanita setengah baya nongol dari balik pintu. Ada bekas-bekas kecantikan pada wajah wanita itu! Dia adalah ibu dari lelaki kurus itu.“Makan dulu, Mat…, “. Wanita yang masih cantik itu mengajak makan sang anak.

AKU MEMBUNUHNYA KARENA AKU MENCINTAINYA

KATA orang menunggu adalah suatu pekerjaan yang membosankan, terkadang memang begitu. Tapi kali ini, bagiku menunggu tidaklah begitu membosankan. Aku sedang menunggu bis di Terminal Sungai Kunjang. Dan aku menunggu ditemani oleh pacarku. Hal itulah yang tidak membosankan bagiku. Biarlah  bis berangkatnya lebih lama. Agak siang sedikit juga tak apa. Aku tak tergesa-gesa.

John Jongos

terik matahari menyengat di siang hari, satu dua orang datang ke kedai kopi Cak Mat, untuk sekedar melepas lelah, setelah sepagian bekerja, atau memang sengaja mencari seteguk kopi kesukaan.

Manajemen Dendam

Alkisah tentang seorang remaja asal saudi  yang bernama  Ali bin Ibrahim Al-Naimi atau sebut saja namanya Ali. Saat itu Ali bekerja di perusahaan tambang minyak di Arab Saudi sekitar tahun 40-an

Sang Penulis

Sang Penulis

Oleh: Arief Junianto

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler