Skip to Content

#4334_#437 Ifa Arifin Faqih

Foto Hakimi Sarlan Rasyid
files/user/8241/received_536173500643221.jpeg
received_536173500643221.jpeg

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RINDU LENTERA HATI / Ifa Arifin Faqih

 

Duhai penguasa jiwa yang tak pernah tidur
Untuk rindu yang tak pernah terkubur
Bersemayam di hati bertunas subur
Rimbun setelah berlalu musim gugur

 

Rindu ini masih untukmu
Meski terkikis gelombang ragu
Meski terhempas badai ambigu

 

Untuk rindu yang tak pernah mati
Terbias anggunmu seindah pelangi
Menghias syahdu di dinding hati

 

Untuk rindu yang tak pernah pudar
Menjadi lentera yang selalu bersinar
Hiasilah diri dengan anggun pribadi
Agar rindu tetap hakiki untuk Ilahi Rabbi

 

Probolinggo, 25 September 2020

 

ANDAI/ Ifa Arifin Faqih

 

 

Andai nyawa adalah pagi

Aku tak akan takut mati

Sebab setelah malam pergi

Pagi akan datang kembali

 

 

Andai jiwa adalah mentari

Aku tak akan takut sendiri

Karena sinarnya selalu dinanti

 

 

Andai hati adalah embun pagi

Aku tak takut memeluk sepi

Sebab sejuknya memberi arti

 

 

Andai nyawa adalah pagi

Jiwa adalah mentari

Hati adalah embun pagi

Dan hidup adalah sebentuk elegi

 

 

Probolinggo, 23 September 2020

 

 

KERETA SENJA MENGANTARMU PULANG

Ifa Arifin Faqih

 

Akhirnya kau pun pulang
Membawa sejuta kenang
Di kelilingi lirih tangisan
Sebab pilu kau tinggalkan

 

Kereta senja telah mengusungmu
Aroma kamboja menghias istanamu
Berselimut tanah basah berpayung sendu

 

Selamat jalan duhai calon penghuni surga
Kami menghantarmu dengan kalimat doa
Semoga husnul khotimah dalam ridha-Nya

 

 

Selamat memasuki kehidupan hakiki
Yang pintu-pintunya terbuka untuk ditempati
Sebab ikhlas kaujalani kehidupan fana
Berjuang menahan lara bertaruh nyawa

 

Probolinggo, 22 September 2020
#selamat_jalan_adikku

 

PAGI BERPUISI/Ifa Arifin Faqih

 

 

Pagi masih kunikmati gigil ketika bulir-bulir embun mulai menebar kesejukan menghapus gundah

Membereskan rindu semalam menghempaskannya dalam pelukan mimpi indah

Pada larik-larik puisi kutitipkan bait aksara langitkan doa

Berharap pagi ini bisa tersenyum secerah sinar surya

 

 

Pagi ini kembali ingin kutulis puisi tentang Agung-Mu

Yang menciptakan oksigen menutrisi semesta tiada jemu

Yang menjadikan fajar pagi pesonakan langit biru

 

 

Pagi ini aku menikmati gemulainya tarian ilalang

Yang melambai menunggu hujan di savana gersang

Meliuk selaras gemerisiknya serupa nyanyian riang

 

 

Pagi berpuisi tanpa elegi meski semalam langit hitam

Bait rindu terangkai indah meski jiwa terasa kelam

Pagi menyapa dalam puji syukur atas nikmat karunia

Menyemai kasih pada semesta menyemat bakti berkarya nyata

 

 

Probolinggo, 22 September 2020

 

KEPADA MALAM AKU BICARA/Ifa Arifin Faqih

 

 

Pada malam yang membentangkan kenangan

Telah kusunting sunyi menikahkannya dengan pilu dalam pelukan

Dan esok akan lahir sajak-sajak puisi bertajuk elegi

Memapahnya dalam dekapan tangis memecah sepi

 

 

Pada malam yang tenggelamkan lelah jiwa

Ingin kurasa takjub dayamu melupakan luka

Menyembunyikan resah di ranting bahagia

 

 

Pada malam yang turunkan peri kebaikan

Di langitmu kugantungkan segala harapan

Saat embun mulai menebar kesejukan menghapus kegundahan

 

 

Pada malam ketika rindu mengoyak dada

Menggelitik rasa, jiwa terjerat mengurai kecewa

Bergerilya mencari jawaban atas sebuah tanya

Hanya hening malam mengemas kisah dalam sujud nyata pada-Nya

 

 

Probolonggo, 21 September 2020

 

 

CALON BIDADARI TAK BERSAYAP/Ifa Arifin Faqih

 

 

Tercipta dari tulang rusuk putra ibu 

Terjaga nutrisi halal gizi dari air susu 

Tumbuh berkembang menjadi rupawan 

Kelak di sunting anak perawan

 

 

Cantik rupa hati dan jiwa 

Harapan, impian para mertua 

Sopan bertutur bijak berkata

 

 

Bukan tahta atau kasta jadi ukuran 

Pribadi solihah tawaduk beriman 

Menjadi suluh penerang jalan

 

 

Jadilah penyemangat, sebagai kawan 

Sebagai pendamping penyempurna iman 

Menuju sakinah mawadah warahmah 

Mahligai keluarga menjadi berkah

 

 

Probolinggo, 20 September 2020 

 

 

AKU MASIH BERPUISI/Ifa Arifin Faqih


Aku masih di sini meminang sepi

Bersama semilir angin membelai ari

Menunggu rekah senyum yang tak pasti

Menanti cemas harapan secerah mentari


Aku masih di sini memeluk sunyi

Menikmati setiap tetesan embun pagi

Berjuntai manja lalu luruh ke bumi


Aku masih di sini menghidu aroma kopi

Di secangkir kasih yang mulai pergi

Menata hati kembali menggapai hari


Aku masih ingin bersenandung di sini

Merangkai kata-kata menjadi puisi

Walau aksaraku bertajuk elegi

Seperti pagi yang kehilangan mentari


Probolinggo, 20 September 2020


PAGI MENGUAK MIMPI/Ifa Arifin Faqih


Semburat jingga di ufuk timur mulai menebar pesona

Serupa lambaian kasih menyapa semesta

Keperakan melukis cakrawala biru, sempurna

Luar biasa maha karya penguasa jagat raya


Senyum pucuk cemara berhias bening embun

Menanti sang surya mengecup lembar daun

Melambai-lambai bagai liukan penari, anggun


Langkah batin mengitari angan pun harapan

Menjelajah kalbu senandungkan keagungan

Penawar rindu pada sang pemilik kasih, arrahman


Alam mimpi mulai terkuak merambah nyata

Menepis gelisah menyulam kasih asmara

Kidung indah terlantun berirama syahdu

Seiring puja pada sang maha pemilik rindu

 

Probolinggo, 19 September 2020



JIWA YANG HILANG _Ifa Arifin Faqih


Tak terhitung berapa banyak telah tertumpah tinta

Entah berapa purnama telah kurangkai aksara

Saat terasa usia mulai menjemput senja

Keinginan bisa berkarya tiada jeda


Mungkin kuakhiri saja

Bungkam seribu bahasa

Menepi dari riuhnya gejolak kata


Mungkin kututup saja mata dan telinga

Agar tak kubaca sajak menggoda

Agar tak kudengar bait membelai jiwa


Lelah, sebelah hatiku membujuk

Berontak yang sebelah merajuk

Kepada yang mana aku harus tunduk

Jiwaku yang hilang ragaku merunduk



Probolinggo, 18 September 2020


PAGI DAN SETANGKAI CINTA/Ifa Arifin Faqih


 

Pagi ini aku masih memelukmu cinta

Dengan setangkai harapan selalu bersama

Hingga senja tiba lalu akhiri langkah

Jangan pernah bosan menjadi yang terindah

 

Meski selaksa rintangan meminang lara

Daun-daun gugur sebelum masanya

Ranting-ranting kering patah tak tersisa

 

Lihatlah tunas yang mulai bersemi

Pupuk dengan kasih jangan berhenti

Ranumnya kelak akan kita nikmati

 

Pagi ini aku masih memelukmu cinta

Dengan rindu yang bergelora di dada

Kusembahkan aroma kasih abadi

Bukti bakti sebagai syukur anugerah Ilahi

 

Probolinggo, 17 September 2020



REMBULAN BERHIJAB AWAN/Ifa Arifin Faqih



Rembulan tampaknya mulai temaram

Enggan menyapa menimang malam

Kerlip gemintang ikut suram

Aura bumi pun pucat kelam


Harusnya tak berharap purnama

Pada bulan yang mulai gerhana

Atau rembulan pasi hilang cahaya


Biarlah malam menebar kisah

Sendiri menghiba mengayun langkah

Menelusuri sepi menelan resah


Rembulan tak lagi mencumbu malam

Menyusuri sunyi berhijab awan hitam

Hanya berharap angin membelai jelaga

Agar esok rembulan kembali bercahaya


Probolinggo, 17 September 2020



TENANGLAH SERUPA ILIR ANGIN/Ifa Arifin Faqih


Bersabarlah hati

Jangan menangis lagi

Tenanglah jiwa

Jangan ada air mata


Tenggelamkan gundah

Raih cahaya cerah

Larungkan gelisah


Pergilah nelangsa

Redalah kecewa

Redam dalam dada


Biarkan malam memeluk kelam

Seperti rasa yang kian lebam

Biarkan angin membawa kisah

Tentang cerita yang kian terpisah



Probolinggo, 16 September 2020


PAGI MENYINGKAP TIRAI/Ifa Arifin Faqih


Pagi telah menyingkap tirai kelam

Memanggul lelah jiwa yang meradang semalam

Menghempaskannya pada arakan langit berawan

Melebur kesah di semilir angin yang membelai angan


Pagi tak menyisakan pandangan mata kejam

Mengungkungnya, jauhkan dari hati yang hitam

Menyepuh jiwa nan pilu serupa kilau pualam


Pagi menyambut kemenangan dari keputus-asaan

Membawa langkah pada puncak harapan

Menyatu hati dan jiwa pada satu tujuan, kesuksesan


Pagi membuka tabir cakrawala penuhi janji

Mengukir dengan jingganya bagai surgawi

Membawa damai dunia dalam pelukan pinta

Dalam puja bersyukur pada sang Pelukis semesta


Probolinggo, 15 September 2020


TENGGELAM DALAM GENANGAN LUKA


Bila telah kaulewati jalan itu

Katamu berduri dan berliku

Kemudian kautenggelam dalam genangan rasa

Hingga membuatmu sakit, sulit terlepas dari lara


Mengapa kembali kau tempuh lorong hitam

Hingga terperosok ke lembah curam

Kini lukamu parah semakin lebam


Bergelayutlah pada ranting kasih sejati

Yang tak mudah rapuh menggapai janji

Yang setia memeluk jiwa dan hatimu sampai nanti


Jalan yang dulu kau lewati adalah kenangan luka

Menjauh dan jangan dikenang prihal duka

Masih ada suluh menjadi harapan menuju bahagia

Agar gulitamu menjadi cahaya surga menuju Jannah-Nya



Probolinggo, 13 September 2020

, 20 September 2020



CENGKRAMA MATAHARI DAN BUMI_Ifa Arifin Faqih

 

Duhai bumi, bangunlah dari lena mimpi

Gigil yang menyelimuti telah berlari

Apa kabar di pagi nan cerah ini

Hadirku untuk menggapai suksesi


Rasakan bias sinarku nan hangat

Agar geliat tubuhmu bersemangat

Mari merapat dan berjabat erat


Duhai mentari penyuluh jagat

Kusambut hadirmu penuh nikmat

Untuk melangkah menggapai martabat


Mari jalani hari hingga senja menemui malam

Saat sinarku tak lagi mencumbu awan

Akan kulepas adamu dalam pelukan kelam

Sampai esok kutemui engkau dalam dekapan


 

Probo;imggo, 13 September 2020



GORESAN YANG ENTAH/Ifa Arifin Faqih


Malam ini mungkin tidak sama seperti malam kemarin

Saat rindu kita selalu terhempas oleh angkuhnya ingin

Selaksa kisah perjalanan kita terpatri di kelopak hari

Sampai saat layu bahkan gugur nanti akan tetap abadi


Memang tak pernah kupuisikan adamu

Sebab namamu telah kusimpan dalam kalbu

Hingga tak akan tersentuh oleh kotornya debu


Maafkan, bila tiada mesra terungkap kata

Bila tiada pesan mengukir indahnya aksara

Karena tentangmu tak bisa dilukis sebagai umpama


Malam ini kugoreskan pena sebagai luahan jiwa

Sekadar kau tahu, tentang janji setia

Mengukir abadi di istana hati tak akan kuingkari

Bertahta janji sejati tersemat ikrar suci



Probolinggo, 11 September 2020



BEREBUT DAUN BAYAM/Ifa Arifin Faqih



Halaman rumah belakang tempat ternak di kandang

Pagi kelayapan sore kembali pulang

Ribut anak-anak ayam dan induk ayam

Berebut makanan dan lembaran daun bayam


Tersenyum, diam-diam jadi pemerhati

Induk mengejar, anak ayam berlari-lari

Makanan saling cabik tiada henti


Mengapa tiada mengalah si induk

Anak ayam marah dan merajuk

Induk asyik tiada mengenal tunduk


Kehidupan nyata saling berebut kuasa

Tak peduli kawan sendiri terluka

Bahkan tak peduli sanak saudara dan keluarga

Yang kuat menang yang kalah nelangsa



Probolinggo , 11 September 2020


ISTIMEWAKAH/Ifa Arifin Faqih

 

Adakah yang istimewa

Sebuah tanya mencari jawabnya

Bukan tentang misteri bukan teka teki

Bersembunyi di balik elegy


Wanita biasa tiada sempurna

Sederhana jauh dari kata luar biasa

Tak bertahta pun berlimpah harta


Wanita yang tertawa di balik duka

Bercanda membingkai luka

Sebab baginya hidup harus bahagia


Salahkah bila nikmati anugerah

Bersahabat tanpa memilih dan memilah

Wanita biasa yang tak sempurna

Ingin luar biasa dan istimewa di mata dunia



Probolinggo,  10 September 2020


HAMPARAN NIKMAT/Ifa Arifin Faqih


Puing-puing kenangan manis

Perjalanan mengurai tangis

Merajut menuju bahtera

Menyulam menjadi bahagia


Hamparan permadani kita nikmati

Bersyukur atas anugerah Ilahi

Dalam sujud doa puja-puji


Probolinggo, 10 September 2020




KIDUNG RINDU/Ifa Arifin Faqih


Kidung ini kembali kunyanyikan

Untuk melepas selaksa kerinduan

Yang semakin beku dan berkarang

Tersekat waktu dan jarak kian panjang


Kidung ini kembali kusenandungkan

Di sela riuhnya rasa menunggu pasti

Berbisik meski lirih menanti janji


Kidung ini kembali kulantunkan

Meski sumbang tanpa irama membuai hati

Hanya suara jiwa memintal harapan sejati


Duhai jiwa yang meradang sebab rasa

Kembalilah tenang dalam pelukan cinta-Nya

Langitkan bait-bait doa pada sang Pemilik Jiwa

Damailah hati dalam dekapan kasih tiada tara

 

Probolinggo, 8 September 2020


CINTAKU DI SEMILIR ANGIN/Ifa Arifin Faqih


Pada bentang waktu

Ketika cinta lewati pematang rindu

Duri-duri semak kalbu menusuk bagai sembilu

Berbisik dalam jiwaku lirih merayu


Semilir angin membelai sukma

Mengecup rasa memeluk jiwa

Aku terbuai manja memulung rasa


Angin yang berembus adalah aku

Yang selalu menyapa, mengalir di setiap napasmu

Menjadi buliran kasih di ladang kalbu


Duhai angin pantai yang semilir

Sesejuk desau angin lembah menerpa anyelir

Berombak buih cinta kita abadi

Terjaga rasa dalam dekapan janji terpatri

 

Probolinggo, 7 September 2020


HANYA JALAN PULANG

Ifa Arifin Faqih


Pandanglah langit di batas cakrawala sana

Masih memesona jingga ronanya semerah saga

Meski mentari sebentar lagi tenggelam

Bias senja menapak tak pernah suram


Senyum di lengkung langit tetap mengembang

Menyambut lembut kala petang pulang

Memeluk malam yang datang bertandang


Tak perlu meratapi beringsutnya masa

Waktu terus melaju, berputar seperti roda

Di atas, di bawah kembali lagi ke asalnya


Serupa lambaian bayang menyelinap hilang

Bersembunyi dalam gelap menunggu terang

Masa silam, sekarang dan masa akan datang

Kisah perjalanan hidup menuju jalan pulang



Probolinggo, 6 September 2020



HINGGA AKHIR TAK BERSISA

Ifa Arifin Faqih


Sepagi ini rinduku berseteru

Meraung-raung ingin bertemu

Apa yang candu akanmu

Pahitmu membuat kelu


Tebar pesona di gigil pagi

Aromamu membuyarkan ilusi

Ambyar baitku kehilangan imaji


Kukecup bibirmu penuh selera

Kau sambut hangat penuh gelora

Rasamu masih sama, seperti kemarin lusa


Rasa kita bersatu dalam degup mesra

Manisnya lekat meski pahit di ujung cerita

Kita nikmati pagi tanpa kisah luka

Hingga sruputan terakhir tak bersisa

 

Probolinggo, 5 September 2020



 

SENJA BERHARAP PELANGI

Ifa Arifin Faqih

 

Senja mulai merangkak perlahan memeluk sudut cakrawala

Pandangan mulai samar ketika bayangmu mulai memudar, sirna

Seperti jingga kehilangan biasnya yang keemasan

Seperti itu rasa ketika sirna harapan sebab ketidakberdayaan

 

Lalu, ketika sunyi mulai tertidur pada punggung malam

Kutitipkan sepi dalam rajutan rindu pada kelam

Agar rasa tersampaikan lewat lirihnya bait kalam

 

Masih separuh purnama, rembulan mulai gerhana

Pada langit melukis awan mendung menyelimuti cahaya

Namun gemintang tetap setia menyuluh semesta

 

Senja, berakhirkah dalam gulana?

Di masanya masih berharap pelangi berwarna

Pada larik-larik puisimu mengharap sebait makna

Makna sejati tentang kukuhnya jiwa mengeja arti kehidupan fana

 

 

Probolinggo, 3 September 2020



RINDU BERSEMI

Ifa Arifin Faqih


Masih tentang rindu

Setiap saat mengganggu

Senin sampai Minggu

 Pagi malam merayu


Rindu tak pernah layu

Rekah bersemi dalam kalbu

Serekah senyum saat merindu

Probolinggo, 1 September 2020





KISAH PERJALANAN HARI
Pada seredet kisah pagi
Hanya namamu bergemuruh dalam sepi
Mengecup rasa rindu yang kukemas di hati
Mungkin hanya setumpuk angan berhalusinasi
Pada siang yang mulai melaju
Akan kusemat lencana kasih
Untuk-Mu ... ya hanya pada-Mu
Saat rindu merajuk temu
Kembali jiwa merasa terpilih
Selaksa gundah menjelma syahdu
Pada puncak hari menuju senja
Lambaian bayang menyelinap hilang
Indah rona jingga nan memesona
Senandungkan lirih nyanyian petang
Probolinggo

, 31 Agustus 2020



SENJA MENYAPA

Ifa Arifin Faqih

Langkah mulai lunglai

 Jemari tiada gemulai

Wajah mulai berkerut

Tangan mulai keriput

Tanda senja mulai menyapa

Usia tak lagi muda

Siapkah bekal kelak menghadap-Nya

Probolinggo, 31 Agustus 2020



PAGI INI TANPA PUISI

Ifa Arifin Faqih

Pagi ini kubiarkan rindu mengembara di antara megamega

Mencari ketenangan jiwa yang kemarin gulana

Bolehkah rinduku singgah di belantara sepimu

Sekedar menyapa menjalin rasa jiwa nan merindu

 

Pagi ini tiada puisi menghias kanvas biru

Elegi mendung masih bergelayut mengabu

Alam mimpi berhias pelangi hanyalah semu

 

Pagi ini secangkir kopi terhidang di meja

Pahit manisnya lekat terasa menggoda

Searoma perjalanan menuju singgasana

 

Pagi ini luar biasa istimewa

Berteman kopi tanpa puisi cinta

Hanya sebias rindu mengkoyak dada

Menggelitik jiwa yang dahaga seucap sapa

 

 Probolinggo, 30 Agustus 2020


KIDUNG FAJAR

Ifa Arifin Faqih


Indahnya jingga saat fajar menjemput mentari

Di ufuk timur menghiasi cakrawala pagi

Melukis pesona dan kedamaian di hati

Tiada lepas menatap mesra karunia Ilahi

 

Lambaian fajar meninggalkan bernas hati

Seranum kuncup mengecup rekah sari

Dalam kebaikan memancar kasih nan asri

 

Kidung fajar menggelitik lirih serupa doa

 Seirama rapalkan mantra-mantra cinta

Bersenandung puja pada sang Pencipta

 

Kidung fajar adalah ritme penghantar hari

Menghias pagi menyapa gersangnya hati

Bersyukur tak henti mengalir bagai air pantai

Semesra semesta lantunkan nyanyian damai

 Probolinggo, 29 Agustus 2020

INI PUISIKU
Ini puisi jiwaku
Jangan usik kawan
Jangan lukai puisiku
Damai tiada melawan
Ini puisi tentang perjalanan
Tentang hidup dan kedamaian
Tentang syukur nikmat Tuhan
Probolinggo, 29 Agustus 2020
MELANGKAH DI ATAS PASIR
Engkau yang tahu tentang apa itu racun apa itu madu
Engkau juga yang bercerita tentang duniawi yang penuh nafsu
Engkau berfatwa berupa makna tentang surga dan neraka
Dan engkau juga berkisah tentang pahala dan dosa
Engkau geram melihat mereka yang sengaja berdusta
Tak suka kepada bahagia terlalu menghamba
Kau meneriakkan ketidakadilan sang punggawa
Sungguh amat tragis sungguh sangat miris
Amar makruf nahi mungkar tak digubris
Betapa semua membuat hati teriris menangis
Bercermin janganlah pada kaca retak
Agar semua kata yang tertata tetap penuh bijak
Pastikan melangkah pada bumi tempat berpijak
Bukan di pasir pantai yang lebur terhempas ombak
Probolinggo, 28 Agustus 2020




TELAH KULEWATI

Ifa Arifin Faqih



Tapak-tapak berduri serupa candu terlewati tanpa koma
Belukar jadi saksi perjalanan menuju puncak sukses hingga nyata
Jalanan berdebu adalah kidung selalu menemani
Terik mentari memeluk raga menguliti jiwa saban hari


Jika berkisah tentang luka aku lebih terluka
Jika bercerita tentang duka aku lebih berduka
Jika bicara tentang derita aku lebih merasa


Biarkan angin menerpa dedaunan hingga embun pagi luruh
Biarkan malam menggulung sepi, hingga sajadah mengayun keluh
Biarkan hari menimang sendu hingga banjir peluh

Pada saatnya puncak akan diraih seiring waktu beralih

Berlari tak'kan gunung dikejar, namun jangan berdalih
Bahwa semua adalah takdir Tuhan
Pastikan ikhtiar dan doa untuk menggapai kesuksesan
Probolinggo, 25 Agustus 2020


PUNCAK SEPI
Pagi berlari menuju
Siang diam menunggu
Senja sabar merayu
Malam hening bercumbu

Waktu berlari menantang hari
Menuju puncak malam sepi
Sendiri akhir musim menepi

Probolinggo

24 Agustus 2020



KETIKA LAHIR SAJAK-SAJAK

Ifa Arifin Faqih

 

Ketika lahir kata-kata

Kupapah bait-bait bermakna

Kusejajarkan barisan cita

Berlari menuju sempurna

 

Ketika lahir puisi-puisi

Kuayun mencari arti

Menimang keindahan sejati

 

Ketika lahir sajak-sajak

Kupanggul di atas pundak

Kujajakan syair-syair bijak

 

Lahirlah kata menjadi puisi

Menjadi sajak, menjadi syair

Ukirlah dengan kata penuh arti

Sampai puisi-puisi bermakna kembali lahir

Probolinggo 23 Agustus 2020


 



PESAN UNTUKMU

Ifa Arifin Faqih

 

Telah kuhias rumah ini seindah istana

Dengan senyum selalu merangkul manja

Sebab setiap tangismu adalah luka

Pun demikian dengan tawamu adalah bahagia

 

Adakah sapa tiada berbalas, hingga membuatmu terlepas

Bila merasa begitu, tiadakah maaf membias

Agar rasa bersinar, cahaya kebaikan memancar

 

Mari ... rengkuh lengan ibu jangan dilepas

Kita akan melangkah sampai titik batas

Sampai tujuan membuat namamu besar

 

Jangan mengeja luka masa lalu

Sebab esok kisah terang sudah menunggu

Bentangkan harapan raih masa depan

Jauhkan dendam semai kebaikan

 

 

Probolinggo 22 Agustus 2020

 

 

 

 

KATA BERMAKNA

Ifa Arifin Faqih

Kumpulan kata serapah
Terbuang serupa sampah
Punguti hingga sempurna
Rangkai menjadi permata

Kata adalah pintalan doa
Wakili jiwa luapan rasa
Luahkan aksara jadi bermakna

Probolinggo, 19 agustus 2020

 

SEMERAH DARAH SEPUTIH CINTA

Ifa Arifin Faqih

 

Berkibar merah putih sang saka
Menghias langit melukis cakrawala
Tiupan angin menerpa indah
Tetap cantik meliuk tanpa lelah


Merah putih warisan leluhur kita
Perjuangan air mata dan tetesan darah
Satu persatu pahlawan gugur di medan laga

 

Merah putih abadi menghias nusantara
Putih tetap putih, merah tetap merah
Tak akan terganti lain warna

 

Merah putih lambang sejati
Semerah darah lambang berani
Seputih cinta lambang suci
Cinta akan negeri, bumi pertiwi

 

Probolinggo, 17 Agustus 2020

 

ANTARA KITA

Ifa Arifin Faqih

 

Setiap pribadi memiliki talenta
Masing-masing beda dengan lainnya
Kemudian bersama satukan cita rasa
Hingga perjalanan menjadi sempurna

 

Seiring waktu berbeda pendapat
Satu sama lain saling berdebat
Untuk mendapat kata mufakat

 

Terbentuklah pribadi-pribadi hebat
Saling mengikat tanpa menghujat
Dalam jalinan erat sebagai sahabat

 

Sungguh tiada sempurna di antara kita
Jabat erat terjaga hidup jadi bermakna
Saling melengkapi, saling menghargai
Setiap salah khilaf saling menyadari

 

Probolinggo, 16 Agustus 2020

 

RINAI RINDU

Ifa Arifin Faqih

Rinai hujan menyapa ranting-ranting rindu
Memeluk dedaunan dan kelopak puspa
Saat dentingnya berhenti dari laju
Bulir bergelantungan sejukkan jiwa

Sapa lembut membelai sukma
Mengabadikan indah nan pesona
Agar damai kasih tercipta

Sosok diam penuh makna
Nikmati anugerah sang Maha
Berzikir lantunkan bait doa

Rinai semalam sisakan gigil hati
Meminang rindu tiada henti
Duhai kekasih pemilik kasih sejati
Peluk jiwaku agar rinduku abadi

Probolinggo, 15 Agustus 2020

 

DEMI KESAYANGAN

Ifa Arifin Faqih

Pantang menjerit menangis
Senyum jangan meringis
Selaksa perih tangkis
Pelipur membungkus manis

Kacang minuman permen dijajakan
Dipanggul bahu peluh bercucuran
Demi sebotol susu kesayangan

Probolinggo, 12 Agustus 2020

 

WAKTU ADALAH KISAH

Ifa Arifin Faqih

 

Pagi adalah kata
Ketika bulir embun mengecup mesra
Di sulam dengan senyum sang surya
Menjadi puisi melukis semesta

 

Perjalanan adalah kalimat
Bertajuk ikhlas atas nikmat
Meniti hidup, syukur sebagai azimat

 

Suka duka adalah pena
Tertuang menjadi warna
Menghias kehidupan fana

 

Waktu adalah kisah
Sepanjang pagi siang dan petang
Hingga malam kembali rebah
Sampai tiba saatnya berpulang

 

Probolinggo, 10 Agustus 2020

SEBELUM SIANG DAN MALAM PERGI

Ifa Arifin Faqih

Bila hanya malam dianggap sahabat
Sebab pada sunyinya rebah segala penat
Serahkan kesah pada sang pemilik nikmat
Sampai tiba waktunya mata untuk istirahat

Bagaimana dengan siang sebagai teman
Di teriknya melangkah jalani kehidupan
Menyemai segala tujuan dan harapan

Dua masa bergantian selalu teratur
Tiada henti mengalir jalankan alur
Ikuti kehendak sang maha pengatur

Siang dan malam saling bergandengan
Melaju jalankan tugas dan kewajiban
Selagi masih bisa menikmati kehidupan
Gunakan waktu untuk kebaikan sebelum ditinggalkan

Probolinggo, 01 Juni 2020

 

 

LIRIKNYA INSPIRASI HIDUPKU

Ifa Arifin Faqih

Tembang rindu yang selalu merdu kausenandungkan
Hanya bisa dikenang sebagai tanda masih ada rasa di angan
Entah kapan akan kau senandungkan lagi seperti dahulu
Harapan tak pernah sirna meski waktu merangkak berlalu

Ketika malam kembali menemui pagi
Dan matahari berlari menuju senja pasti
Tetap kujaga setia di antara waktu yang silih berganti

Katakan satu hal saja bahwa kenangan itu masih mengukir
Menari indah dalam damai dan tenangnya pikir
Sebab satu jiwa dan satu rasa kita tak akan pernah berakhir

Duhai engkau penyemangat hidupku
Meski nada kita tak syahdu seperti dulu
Liriknya masih menjadi inspirasi
Beriring dalam satu hati abadi

Probolinggo, 25 Juli 2020

 

TENTANG MALAM_Ifa Arifin Faqih

 

Malam menyimpan misteri
Kisah sekeping hati tersembunyi
Bukan sebab sakit hati bertahta
Atau tentang kecewa mendera


Tentang malam menyimpan sejuta rahasia
Cerita perjalanan singgah anak manusia
Mengukir mimpi berharap esok jadi nyata

 

Tentang malam yang merangkul sepi
Di heningnya bertabur damai nan sunyi
Memeluk tenang sambangi rindu Ilahi

 

Tentang malam tanpa cahaya rembulan
Bersimpuh, merapal bait-bait doa
Bertasbih mohon ampunan dan keselamatan
Bersujud pasrah atas rida-Nya

 

Probolinggo, 04 Agustus 2020

 

 

RINDU YANG TAK KAUPAHAMI

Embun pagi gontai melangkah
Mengecup ranting, daun basah
Kelopak bunga mulai merekah
Putik kembang menabur pasrah

Di embusan angin kutitipkan rindu
Sejak sapamu tak lagi mencumbu
Entah apa yang buatmu begitu

Dalam pinta malam kusebut nama
Nama yang selalu gelorakan rasa
Kau ... ya kau yang selalu di jiwa

Rindu selalu datang singgahi hati
Meski tak pernah kau pahami
Berseteru mencari celah temu
Meski kau tak peduli itu

Bunda
Bilik Rindu, 3 Agustus 2020

 

TANGIS DAN AIR MATA sudah bagus. Jika bisa kurangi memakai akhiran. Dalam gubahan ini ada 6 kali pemakaian akhiran "an" untuk mengejar persamaan bunyi. 

 

TANGIS DAN AIR MATA

Ifa Arifin Faqih

Ada tangis yang tak bisa ditahan
Tangisan menyambut kelahiran
Seluruh semesta meng-aminkan
Tumpah ruah air mata kebahagiaan

Ada tangis yang tak bisa ditahan
Tangisan menjemput kematian
Menikam jiwa, air mata menghujan

Tangis dan air mata milik insan
Bahagia dan kesedihan bergiliran
Peristiwa yang tak bisa dielakkan

Kelahiran disambut air mata bahagia
Kematian diantar air mata duka
Janganlah air mata tenggelamkan jiwa
Jadikan air mata pembasuh noda

Prolink, 30 Juli 2020

 

HANYA BERPIKIR

Kadang aku berpikir ingin terbang setinggi awan
Akan kupetik bintang untuk menghias wajah perawan
Akan kusemat cahaya agar biasnya secantik rembulan
Sebagai penerang jalan saat langkah sesat dalam kegelapan

Kadang aku berpikir ingin terjun ke dasar lautan
Akan kulukis indah di palungnya tentang kisah perjalanan
Akan kupinang kilau cahaya mutiara sebagai persembahan

Kadang aku berpikir ingin mendaki puncak tinggi
Akan kukibarkan bendera kemerdekaan hakiki
Agar jiwa tiada tertawan dan terbelenggu emosi tak berarti

Kadang aku berpikir hanya berpikir saja
Tak bisa berbuat sesuatu yang bermakna
Kadang aku berpikir hanya dalam angan
Segala yang diangan tak pernah jadi kenyataan

Bunda
prolink, 28 Juli 2020

 

KAPAN PERGI

Ifa Arifin Faqih

 

pagi ini masih setumpuk rindu
belum lunas untuk menjamu
rasa yang seharusnya kuracik mesra
kembali menuai resah dan kecewa


mengapa rindu tersembunyi
saat merajalela covid pandemi
ketakutan, kekhawatiran merobek hati

 

tangisan mereka mendera jiwa
tawa mereka hilang seketika
bosan di rumah tiada teman sebaya

 

jiwa-jiwa mereka mulai meraung dahaga
bermain sesuka hati mulai dipaksa berhenti
hanya diam, memandang buku tanpa suara
"sampai kapan suasana ini pergi?" tanyaku dalam hati

 

Prolink, 27 Juli 2020

 

SANDAL JEPIT

akrab di kaki
kanan dan kiri
setia satu hati
meski beda fungsi

sandal jepit tak bersama
depan belakang sudah biasa
namun satu tujuan nyata

Bunda
Prolink, 25 Juli 2020

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler