EGO TAK SALING MEMAHAMI Ifa Arifin Faqih
Bila saja kaupahami
Mungkin tak perlu ada kata menyerah
Kemudian engkau pergi
Dan akhirnya kita terpisah
Aku rindu sebuah kata sepakat
Melunturkan ego yang berkarat
Bersama kita saling berjabat
Entah apa yang diharapkan
Tentang eloknya persahabatan
Atau perang tanpa perdamaian
Redamlah gemuruh kebencian
Mari sejenak bergandengan tangan
Agar indahnya karya dapat kita nikmati
Hiasi rimbunnya taman hati
Probolinggo, 25062021 (#Iaf73_21)
KEMBALI SEPI Ifa Arifin Faqih
Kembali ruangku sepi
Sebab tiada penghuni
Sunyi karena pandemi
Rindu temu terhalangi
Corona, kapan engkau pergi
Jangan usik damainya hati
Biarkan kami jalani hari
Probolinggo, 25062021
WAJAH JUNI / Ifa Arifin Faqih
Ingin kunikmati suasana Mei
Ketika sapa serupa nyanyian ombak
Menepi namun tak pernah berhenti
Mengecup bibir pantai meski tanpa jejak
Ini Juni yang hadirnya dinanti
Seiring rinai hujan menyapa bumi
Menghapus gersang menyemai asri
Kidungnya terabai entah sebab apa
Pelangi tiada tampak di batas cakrawala
Tertutupkah oleh awan dan mega-mega
Juni ... ingin kuhias wajahmu seayu peri
Meski hujan tiada hadir di sini
Serupa hadirnya yang datang dan pergi
Namun aku bertahan, hingga langkah kuakhiri
Probolinggo, 14062021(#Iaf70_21)
SEIRING WAKTU / Ifa Arifin Faqih
Ada saatnya harus menepi
Mencari sesuatu yang pasti
Bukan ingin menjauh pergi
Pun mendulang kecewa di hati
Inilah kehidupan yang harus dihadapi
Ada yang datang ada yang pergi
Tak perlu meratapi juga menyesali
Seperti daun menguning
Kemudian layu dan mengering
Terbang ditiup angin, lepas dari ranting
Maka biarkan luruh mengecup bumi
Seiring waktu saat datang musim semi
Humus suburkan tunas kembali
Berganti kehidupan semesta berseri
Probolinggo, 02052021;23:36 (#Iaf67_21)
MEMILIH MENJAUH / Ifa Arifin Faqih
Tak mengapa bila engkau ingin pergi
Telah kusiapkan perisai dalam hati
Tak akan kubiarkan berkeping-keping
Untuk sesuatu hal yang tak penting
Jangan katakan aku kejam
Telah kularung perasaan dendam
Bila itu hanya buatku tenggelam
Jangan bilang aku tak sayang
Rasa kasih ini telah kaubuang
Berpaling, cintaku kini harus pulang
Selamat tinggal kuucapkan padamu kasih
Jangan salahkan takdir semua harus di jalani
Inilah jawaban yang kuinginkan meski perih
Memilih menjauh tanpa harus tersakiti
Probolinggo, 06062021(#Iaf69_21)
PATAH DI PADANG ILALANG / Ifa Arifin Faqih
Terlalu banyak makna bersembunyi di balik kata
Hingga sebait saja tak mampu dieja
Salah siapa
Sebuah tanya mencari jawabnya
Kekata pun bersolek penuh misteri
Berhias majas percantik diri
Masih adakah ragu tentang sebuah arti
Aku paling setia memelukmu; kata puisi
Melarung gelisah menguak tabir mimpi
Liukkan pena gemulai luahan hati
Aksara linglung, kembara tanpa tujuan
Berkelana menuju ambang kematian
Lalu kembali pulang; tumbang
Aksara patah terhempas di padang ilalang
Probolinggo, 05062021;14:48 (#Iaf68_21)
TETAP JAYA PANCASILA / Ifa Arifin Faqih
Terasa goresan itu meski tak pernah terluka
Sebab hanya mendengar sebait sejarah
Perih terkoyak karena siksa
Zaman, ketika berjuang tanpa lelah
Demi bangsa yang baru merdeka
Menata untuk berjaya
Demi Indonesia tercinta
Tak ada yang sia-sia
Perjuanganmu telah berbunga
Sampai hari ini, kami berkarya
Tetap kuat Pancasila
Menjadi falsafah kehidupan bangsa
Menjaga persatuan dan kesatuan
Lima dasar tak akan tergantikan
Probolinggo, 01 Juni 2021 (#Iaf66_21)
MENCUMBU AWAN / Ifa Arifin Faqih #4334
Bila kaupinta aku diam
Aku akan bungkam
Tak akan lagi terdengar tawa
Bahkan meski sekadar canda
Kupegang ucapanmu sebagai azimat rindu
Walau sesak dada bagai disayat sembilu
Mungkinkah bertahan, demi harapan palsu
Begitu tega larungkan rasa
Janji setiamu tiada nyata
Manis di bibir, di hati dusta
Jangan lagi mencumbu awan
Bila mendung ceraikan hujan
Tak mungkin pelangi bergegas datang
Bila gerimis tak dijemput pulang
Probolinggo, 06022021: 15.29 ( #Iaf35_21 )
MENGGENGGAM MATAHARI / Ifa Arifin Faqih
Memapah langkah menggapai matahari
Meski terik membakar diri
Walau peluh menghujani
Berpijak pada titian berduri
Tiada kesah mengayuh langkah
Semangat membakar jiwa
Berkobar tak kenal putus asa
Perjalanan ini semakin lelah
Ketika hari menuju senja
Saat raga semakin renta
Matahari mulai dalam genggaman
Meski sinarnya redup berhijab awan
Tetap kunikmati hangatnya dekapan
Bahagia pun derita adalah anugerah Tuhan
Probolinggo, 23052021(#Iaf65_21)
PAGI MENGUNTUM RINDU / Ifa Arifin Faqih
Pada pagi yang mulai meminang sinar mentari
Adakah engkau membawa setitik harapan hari ini
Untukku, untuk rindu, untuk kasih di bumi
Agar sajian hingga senja nanti berseri
Duhai penguasa jiwa
Dengan penuh seluruh pinta
Dalam doa sujud tiada purna
Dalam lirih merayu pada semesta
Menyapa hikmad tanpa khianat rasa
Sepenuh hati dalam dekapan cinta
Pada pagi, rindu ini menguntum
Untuk mekar dengan senyum terkulum
Saat senja tiba nanti tiada keluh
Meski raga ringkih dan mulai rapuh
Probolinggo, 21052021(#Iaf64_21)
CERMIN Ifa Arifin Faqih
Terkadang perlu menjadi pintar
Berbicara sabar bernalar
Untuk sekadar dianggap panutan
Cerminan bijak dalam kebajikan
Namun, saat sadar bukan sesiapa
Kekata hanya menjadi jumawa
Jiwa terjerat bagai terlunta
Bagai berkaca di cermin retak
Tiada terlukis tilasnya jejak
Langkah bagai tak berpijak
Jadilah cermin pribadi bersahaja
Bukan mencari citra untuk dipuja
Lupa diri agungkan dunia
Jauh dari bersyukur kepada Sang Pencipta
Probolinggo, 19 Mei 2021
SEBELUM TUMBANG / Ifa Arifin Faqih
Sembab matamu tenggelam dalam lautan luka
Bergumul lumpur dosa melekat dalam jiwa
Entah kehendak siapa layu rekah puspa
Sebelum aromanya menyeruak ke angkasa
Jangan gugur sebelum citamu bersemi
Janji jalani sekelumit kisah penuh misteri
Meski lirih langkahmu meniti
Lekatlah pada ranting kasih Ilahi
Yang tidak pernah pupus pun mati
Sebelum tumbang kembali ke palung bumi
Lihatlah jalan menuju surga
Bukan sebab diri penuh noda
Namun ikhtiar mendapat rida-Nya
Kelak husnul khotimah di akhir usia
Probolinggo, 06052021(#Iaf62_21)
PENCITRAAN / Ifa Arifin Faqih
Pada malam lengang
Telah kukabarkan selembar perjalanan panjang
Tentang kehidupan yang timpang
Berharap keadilan seimbang
Kepada angin yang sepoi menuju istana
Menerpa lembut membelai jelaga singgana
Kemudian bisu membungkam rasa
Apakah semesta akan diam mengemas luka
Jerit tangis memecah heningnya suasana
Gigil malam menghamba tanpa makna
Inikah cinta kasih yang dipuja-puja
Yang katanya demi merangkul si jelata
Nyatanya hanya pencitraan semata
Mencari jati diri menutupi aib belaka
Probolinggo, 01052021 (#Iaf62_21)
NANGGALA 402 Ifa Arifin Faqih
Saat duka menawarkan asinnya lautan
Air mata tumpah tenggelamkan selaksa harapan
Doa-doa dilantunkan, segala pinta dilangitkan
Agar prajurit kebanggaan kembali ke pangkuan
Pada kedalaman samudra-Mu Ya Ilahi
Mereka berjuang untuk kembali berbakti
Tunaikan tugas kewajiban menjaga pertiwi
Namun takdir tersurat, tanpa bisa dieja
Tersirat makna indah, pulang menuju surga
Tanpa pesan tertinggal untuk keluarga tercinta
Selamat jalan para pejuang terbaik bangsa
Air mata doa iringi langkahmu hantarkan jiwa
Ruhmu pulang di antara puing-puing Nanggala
Akan terpatri peristiwa ini sepanjang masa
Probolinggo, 25042021( #Iaf60_21 )
PAHIT MANIS Ifa Arifin Faqih
Manis ingin dirasa
Pahit masih tersisa
Mungkin rasa berakhir
Bila mungkir takdir
Pahit manis kehidupan fana
Anugerah Tuhan Yang Kuasa
Segala uji, nikmat disamar-Nya
Probolinggo, 23042021(#Iaf59_21)
SAJAK WAKTU / Ifa Arifin Faqih
Pada sang waktu aku ingin merayu
Agar masa memeluk erat tak berlalu
Namun detik merajuk untuk segera temu
Melaju menapaki hari-hari meraih rindu
Saat senja tiba di ambang batas
Jingga memesona mulai pudar bias
Berganti kelam mencengkram buas
Namun terabai demi merajut kisah
Merajut bahagia mengurai gelisah
Melarung sedih meminang mimpi indah
Pada malam tenggelamkan jiwa gundah
Rebah raga lelah sembunyikan selaksa resah
Di heningnya bersimpuh, air mata bersimbah
Lantunkan zikir mohon ampunan atas khilaf dan salah
Probolinggo, 19042021 (#Iaf56_21)
KARTINI MASA KINI / Ifa Arifin Faqih
Hari ini waktu lalu
Ketika gema aksaramu terpatri di kalbu
Menjadi ukara mengukir syahdu
Penyemangat langkah jiwa-jiwa layu
Aku perempuan masa kini
Terlahir di bumi pertiwi
Darahku tumpah di sini
Bila kaumampu menyemai cinta
Menjadi penerang perempuan Indonesia
Aku juga pasti bisa
Semangat ini juga sama
Meski perjuangan kita beda
Dalam aksaraku tiada bermakna
Namun masih bara cita dalam jiwa
Probolinggo, 21042021
ELEGI SANG ILALANG Ifa Arifin Faqih
Pagi datang jingga hilang
Tanah retak kerontang
Terik membakar bumi
Kehidupan mulai mati
Ilalang jalanan meliuk
Gigil angin meringkuk
Pohon tinggi mulai mabuk
Patah ranting kering tanpa daun
Bocah kecil tanpa gaun
Mengais sebutir nasi; hilang anggun
Mencari setetes embun sejukkan hati
Dahaga hilang membasuh nurani
Kemana ayu wajah negeri
Purna harapan tanpa empati
Probolinggo, 18042021
MUHASABAH Ifa Arifin Faqih
Pada bentangan kasih seluas samudra
Ingin kupuisikan sebait kata tiada koma
Kutulis sebuah nama paling gema
Tentang pesona yang Engkau cipta
Jemari ini naif untuk menguntai aksara
Pena jiwa terlalu nista merajut sajak bermakna
Hanyalah debu membalut raga penuh noda
Tiada pantas bermahkota puja
Berharap istana kelak di surga-Nya
Namun terabai perihnya siksa neraka
Ya Rabb Ya Tuhanku
Pada larik-larik puisi kutitipkan rindu
Kurangkai hanya selalu untuk-Mu
Berharap di alam keabadian bertemu
Probolinggo, 14042021 ( #Iaf53_21 )
DOA MALAM Ifa Arifin Faqih
Di hening malam-Mu mengembara selaksa angan
Tanpa kata tanpa suara, lidah pun tiada bicara
Dalam palung hati banyak cerita yang ingin kuungkapkan
Namun hanya sebatas khayalan tanpa jawaban nyata
Pada raga yang kini tiada berdaya
Namun impian membara menggapai cita
Pada-Mu, Tuhan aku berdoa agar diijabah sebuah pinta
Sesungguhnya sehat adalah nikmat tiada tara
Namun lupa bahkan lalai mensyukurinya
Saat diri mulai lemah, terasa anugerah tak terjaga
Tuhan ....
Andai ini ujian dalam perjalanan kehidupan
Berikan kesabaran, dan apabila ini azab atas dosa
Ampunan-Mu selalu dalam permohonan dan doa
Probolinggo, 14042021 ( #Iaf54_21 )
SEINDAH PELANGI Ifa Arifin Faqih
Seindah cakrawala dihiasi pelangi
Setelah jeda gerimis senja tadi
Tiada kelabu di langit biru
Awan hitam berarak, berlalu
Serupa kehidupan di antara sesama
Hitam putih perjalanan insan manusia
Berbeda namun nampak indah berwarna
Bila sadari tiada yang sempurna di atas bumi
Kita berbagi untuk saling melengkapi
Agar tercipta damai jalani hari
Jadikan perbedaan merajut keindahan
Kita hadir dan kembali dengan satu tujuan
Mencari rida menuju rumah Tuhan
Kelak akhir napas dalam pelukan iman
Probolinggo, 10042021(#Iaf52_21)
RUANG RINDU Ifa Arifin Faqih
Diam menatap langit
Angan mengembara
Namun jiwa terhimpit
Bibir kelu tak mampu bicara
Riuh suara menggema
Namun tidak dengan hatiku
Beku membiru tiada kata
Inikah gelora memendam rasa
Bergejolak menahan rindu
Membiarkan khayal untuk bersua
Rindu terkubur bersama waktu
Menimangnya dalam dekapan kalbu
Ikhlas menjaga simpul ukhuwah
Sabar jalani berharap lilah
RINDU TAK PERNAH HILANG Ifa Arifin Faqih
Pagi telah pergi
Tinggalkan embun di bumi
Mentari tak bersinar lagi
Tertutup mendung berelegi
Entah sampai kapan begini
Senja pun enggan menepi
Jingga tak lagi memesona hati
Dalam gamang menuju malam
Angan muncul lalu tenggelam
Menyisir diri penuh debu hitam
Pada malam nan lengang
Rindu ini selalu berdendang
Menyebut nama-Mu dalam bimbang
Rindu ampunan Engkau Sang Penyayang
Probolinggo, 28032021(#Iaf51_21)
AKU DAN GORESANKU Ifa Arifin Faqih
Malam kian beranjak
Ingin kutulis puisi tentangmu
Namun jiwa dan hati berontak
Menolak meski kurayu
Ini bukan tentang elegi
Hanya goresan pena luahan hati
Bungkam sebab hilang imaji
Bukan pula romansa
Berkisah tentang perjalanan kita
Sebab narasinya cerita tanpa makna
Lantas ... apakah pantas?
Pena jiwaku tanpa majas
Sudahlah, jangan dibahas; biarkan
Inilah aku dengan goresan usang tanpa pesan
Probolinggo, 12032021 (#Iaf48_21 )
SISA WAKTU TANPA SESAL Ifa Arifin Faqih
Pagi masih menapak di balik tirai awan
Entah sampai di mana langkah perjalanan
Sebab separo pijak kehilangan jejak
Napas pun mulai tersengal; sesak
Sampaikah pada waktu senja?
Tanya bergejolak getarkan jiwa
Tangis tak bisa menahan masa
Selaksa mimpi tersimpan
Dalam pundi-pundi doa dan harapan
Esok nyata berbalut kebahagiaan
Kini, merenung cerita lalu
'Tuk merajut sisa waktu
Hingga tiada sesal berbunga luka
Sampai batas usia husnul khotimah
Probolinggo, 10032021 ( #Iaf49_21 )
LAYANG-LAYANG Ifa Arifin Faqih
Membaca angin membelah awan
Memanggul mendung menadah hujan
Angin berputar ikuti halauan; melayang
Meliuk berputar mencuri pandang
Layang-layang putus terbuai
Terkoyak, kuyup terburai
Patah raga jiwa terkulai
Kemana arah membawa pulang
Layang-layang kini terbuang
Ceritanya dianggap usang
Layang-layang tinggalkan kenang
Tiada angin membelai sayang
Merunduk menggenggam pilu
Diri tersungkur mengeja rindu
Probolinggo, 14022021:08.32 (#Iaf_39_21)
LABUHAN RASA Ifa Arifin Faqih
Sejak kubaca sajak bertajuk duka
Ada nama tersirat dalam kata
Bukan tentang perasaan kecewa
Pun perihal luka yang mendera
Tentang kita yang ingin arungi samudra
Berlayar bentangkan sayap-sayap cinta
Tenggelam dalam palungnya jiwa
Lantas apa yang akan kutulis pada cerita
Ketika dermaga meminang labuhkan rasa
Sedang kita masih menunggu masa itu tiba
Mari kita satukan derap langkah
Menuju senja yang kian melaju pasrah
Serupa riak gelombang yang ritmis bernada
Seperti buih mengecup bibir pantai tanpa jeda
Probolinggo, 12022021:16.46 ( #Iaf38_21 )
MUNG ALING-ALING Ifa Arifin Faqih
Wengi iki aku kangen sliramu
Pingin tak tekani nanging atiku ragu
Isih ana rindumu kanggo diriku
Takonku ngenteni tuturmu
Mung isa nyawang ra isa sambang
Nyatane rasaku ra iso bertandang
Perih nelangsa rinduku meradang
Katresnanmu mung aling-aling
Kangen iki sulaya atiku gering
Polahmu palsu, mungkirmu tak iling-iling
Piye aku percaya
Nalika bungah kuwe lunga
Ninggali luh jiwaku terlunta-lunta
Becik bubrah, aku tak mau kecewa
Terjemahan :
Malam ini aku merindukanmu
Aku berharap bisa datang tetapi hatiku ragu
Masih adakah kerinduan untukku
Aku menunggu jawabanmu
Hanya bisa melihat tak bisa datang
Nyatanya rasaku tak bisa bertandang
Perih nelangsa rinduku meradang
Cintamu hanyalah topeng
Kerinduan ini membuat hatiku sakit
Tingkahmu palsu kuingat selalu
Bagaimana aku percaya
Saat bahagia engkau menghilang
Meninggalkan air mata jiwaku mengembara
Lebih baik bubar, aku tidak ingin kecewa
Probolinggo, 10022021:18.51 ( #Iaf37_21 )
MALAM DAN RINDUKU Ifa Arifin Faqih
Duhai malam yang menyimpan kenang
Di dadamu kuhampar sajadah panjang
Kutulis keinginan paling gema
Memohon harapan segera nyata
Malam rebah dalam pelukan
Masih kulihat cahaya rembulan
Meski samar, indah dalam angan
Malam adalah rindu yang tersampaikan
Satukan jiwa, bersihkan diri menuju kebaikan
Bersimpuh meminta ampunan Tuhan
Ingin kunikmati kembali malam nanti
Bahkan ribuan malam meminang kembali
Sebab rindu ini tak'kan pernah bertepi
Bersemi dan tumbuh hingga musim berganti
Probolinggo, 23012021:07.30 ( #Iaf23_21 )
MENCUMBU AWAN Ifa Arifin Faqih
Bila kaupinta aku diam
Aku akan bungkam
Tak akan lagi terdengar tawa
Bahkan meski sekadar canda
Kupegang ucapanmu sebagai azimat rindu
Walau sesak dada bagai disayat sembilu
Mungkinkah bertahan, demi harapan palsu
Begitu tega larungkan rasa
Janji setiamu tiada nyata
Manis di bibir, di hati dusta
Jangan lagi mencumbu awan
Bila mendung ceraikan hujan
Tak mungkin pelangi bergegas datang
Bila gerimis tak dijemput pulang
Probolinggo, 06022021: 15.29 ( #Iaf35_21 )
UNTUK PEMUJA KATA Ifa Arifin Faqih
Terangkai selaksa aksara mendayu merayu jiwa
terlena dalam belai manja terasa nyata hingga lupa
mengeja rindu pada sang penulis karya
terjebak dalam kubangan tangis merasa kecewa
Ini hanya kata, diramu nikmat beraroma
diksi menari-nari menghipnotis sang pemuja
jiwa terjerat mengurai rasa, berakhir nestapa
Narasi yang mulai merajuk membujuk kalbu
untuk siapa suamu, menjamu di bilik-bilik rindu
hingga ribuan rasa tersungkur terbuai rayu
Untukmu pemuja kata yang candu gemulai tarian pena
jangan biarkan jiwamu hanyut dalam pusaran aksara
maknai yang tersirat di setiap keindahan karya
jangan larut, tenggelam dalam puitisnya kata-kata
Probolinggo, 03022021:06.45 ( #Iaf32_21 )
RINTIHAN SAJAK Ifa Arifin Faqih
Mengapa abaikan adaku
Meski kaubicara istimewa
Meluahkan gemuruh kalbu
Bahkan gema yang ada di jiwa
Meminang kata merdeka
Namun wajahku tergores luka
Sebab tinta ternoda tuba
Tercecer kata-kata serapah
Coretan linglung bagai sampah
Memesona bias nafsu serakah
Kini aku terkurung dilema
Terkungkung mencari makna
Pada siapa hendak bertanya
Jalan pulang entah di mana
Probolinggo, 06022021: 12.57 ( #Iaf34_21 )
SKETSA NEGERIKU Ifa Arifin Faqih
Langit biru menjadi kelabu
Terbakar nafsu memburu
Asap ego melambung
Perilaku mulai limbung
Bumi merintih menahan perih
Menangis, luka menyayat pedih
Meratap iba mengharap pulih
Nyanyian rindu berubah pilu
Senandung syahdu menjadi bisu
Sendu dalam simfoni ambigu
Wajah negeriku mulai sekarat
Lunglai langkah kian terjerat
Sakit menghunjam perut bumi
Pun merobek warna pelangi
Probolinggo, 29012021:19.08 ( #Iaf30_21 )
CERMIN / Ifa Arifin Faqih
Jelang malam Jumat
Perbanyak baca shalawat
Berharap berkah nikmat
Sisa usia bermanfaat
Menilai orang boleh; sah-sah saja
Untuk seimbangkan prilaku kita
Bercermin, jadi lebih baik dan bermakna
Bila perbuatan tak sesuai lisan berkata
Serupa bumbu tanpa garam, hambar terasa
Amar makruf nahi mungkar tak sempurna
Sebelum layu bunga di tangan
Eloklah mekar mawar di taman
Sebelum menilai prilaku teman
Perindah diri sebagai cerminan
Probolinggo, 28012021:13.15 ( #Iaf29_21 )
RINDU YANG MENGGEBU-GEBU Ifa Arifin Faqih
Ada rindu yang diam membungkam kalam
Rindu menjelajah angan yang kian dendam
Mengusik jiwa mengembara khayalkan temu
Mengoyak kalbu bisikkan nada sendu
Ada rindu yang tersandung resah
Ketika jamuan berakhir paling gelisah
Hati mulai menebar tangis amat gundah
Ada rindu yang terpendam di dalam jiwa
Tanpa kata tanpa kalimat tanpa bicara
Hanya sesak menghunjam dada
Rindu menggebu-gebu hanya milik kita
Milik engkau dan aku tak pernah titik tak pernah koma
Rindu yang lahir tanpa dipinta tanpa dipaksa
Rindu antara aku dan rindu kita pada Sang Pencipta
Probolinggo, 28012021:06.34 ( #Iaf28_21 )
KEMBALI Ifa Arifin Faqih
Satu per satu pergi
Kembali ke pangkuan Ilahi
Serupa api dalam sekam
Perlahan membakar; legam
Haruskah menangis
Air mata ini telah habis
Mengalir, hati bagai teriris
Ingin kuhentikan tarian luka
Yang kian lincah mengincar mangsa
Mengetuki ruh terpisah dari raga
Duhai penggenggam kasih; Ya Ilahi
Kembalikan wajah semringah negeri
Tanpa murung, duka yang silih berganti
Hingga langkah ini tiada berhenti
Probolinggo, 27012021: 09.00 ( #Iaf27_21 )
BERGINCU Ifa Arifin Faqih
Bibir paling madu menjerat nista
Tanpa syukur menikmati adanya
Bergincu penuh pesona
Lihai lidah berpura-pura
Sadari, bisa lidah membawa bencana
Melebihi racun zianida
Membunuh, meski tanpa luka
Bukan raga yang mati
Tapi rasa dan emosi
Sakit hati, menyiksa diri
Jaga bicara jangan ghibah
Jaga, jangan menyebar fitnah
Sebaik-baik saudara yang saling peduli
Bukan cari sensasi menjatuhkan saudara sendiri
Probolinggo, 25012021:1152 ( #Iaf25_21 )
AKU DAN PENAKU Ifa Arifin Faqih
Aku bayangan sepenggal kisah
tertulis sebagai cerita indah
suka duka kecewa paling resah
tersenyum mengemas gundah dan gelisah
Bagaimana mungkin kau mengeja
tentang rindu yang kurangkai lewat aksara
kuluahkan dalam goresan pena jiwa
Bukankah kautidak pernah tahu
apa, bagaimana dan siapa aku
tertawaku dalam pelukan bahagia semu
Aku adalah perjalanan cerita
yang hadir di hamparan cakrawala maya
mengais kata memulung aksara
bukan mencari citra, namun panggilan jiwa untuk berkarya
Probolinggo, 24012021:08.04
RINDU PUISI Ifa Arifin Faqih
Menyeruak aroma kopi
Menelisik rindu hati
Mengurai suasana pagi
Seiring mentari menyinari
Ada rindu yang bersembunyi
Di balik tirai ilusi
Menulis tentangmu duhai puisi
Probolinggo, 21012021
ILUSI MALAM Ifa Arifin Faqih
Malam ini tak kujumpa kaupuja
Meski selarik puisimu telah kubaca
Entah untuk siapa rindu yang kautitipkan lewat aksara
Atau hanya sekadar narasi belaka tanpa makna
Malam ini begitu hening, di langit cahaya paling purnama
Tak terdengar bising sapa di beranda maya
Namun riuh suaramu terngiang dalam bejana jiwa
Malam hanyalah permainan ilusi berhias mimpi
Ketika langkah lelah meniti hari meski
Hanya raga istirah dalam pelukan sang dewi
Masih saja tentang rindu yang tersandung resah
Ketika bersanding hanya sebatas khayalan indah
Biarlah waktu berlalu tanpa menunggu dalam gelisah
Berserah pada-Nya penuh ikhlas paling pasrah
Probolinggo, 20012021; 00.52 ( #Iaf018_21 )
BILA TIBA Ifa Arifin Faqih
Bila tiba saatnya aku tiada
Berpulang pada Sang Pencipta
Kembali kepada kekasih hati
Untuk memenuhi janji yang dinanti
Bila tiba saatnya nafas terpisah raga
Jangan ada air mata menggundah jiwa
Jangan ada keluh kesah mengurai kecewa
Bila tiba saatnya aku pulang
Peluk ciumlah dengan senyum riang
Sebab sejatinya Tuhan Mahasayang
Bila tiba waktuku berjumpa Sang Puja
Jangan berderai air mata basahi muka
Cukup senyum keikhlasan dengan sebait doa
Cahaya penerang jalan menuju Jannah-Nya
Probolinggo, 18012021;14:37 ( #Iaf016_21 )
CAHAYAKU Ifa Arifin Faqih
Duhai engkau yang memenjarakan jejak
Yang membuatku tak bebas bergerak
Terkurung dalam bayangan gelap
Tersekap dalam ruang pengap
Dengan ketulusan tiada keluh kutangisi
Tiada kecewa berpalung di hati
Sebab yakinku, engkaulah cahaya nurani
Duhai durja yang candu merayu
Meminang dosa menimang nafsu
Menawarkan madu menjerat nista kelabu
Sungguh tanpa ikatan suci, aku liar tanpa kendali
Lalai kewajiban, puaskan kenginan memperbudak diri
Untukmu yang menjadi belenggu gerak dan jejak
Kekasihku penerang jalan menuju surga kelak
Probolinggo, 18012021;06:33
HITUNGAN NIKMAT Ifa Arifin Faqih
Dua ditambah dua
Hasilnya adalah empat
Hasil secara logika
Hitungan matematika tepat
Bila berkah bisa berlipat
Tidak lagi menjadi empat
Jika Tuhan menambah nikmat
Probolinggo, 17012021
TENTANG PAGI Ifa Arifin Faqih
Masih tentang pagi
Yang tak pernah usai menjadi inspirasi
Untuk terus berkarya dan berimajinasi
Bukan sekadar ilusi dan berhalusinasi
Tatap binar mentari
Teriknya terus menguliti
Membakar semesta dan seisi
Rasakan gigil embun pagi
Beningnya gontai berayun di putik-putik sari
Meski harus luruh mengecup bibir bumi
Pun sepoi angin menerpa ranting
Tanpa gemuruh ucap riuh denting
Pagi berteman embun dan angin
Merajut impian melukis ingin
Probolinggo, 14012021;09:30
RINDU BUKAN SEKADAR KATA Ifa Arifin Faqih
Pada senja telah kukelabui tentang luka
Nyatanya hanya penghias lembaran kisah
Jingga tak mampu menutupi resah
Sebab pada ujung di sana masih terlukis gumpalan mega
Jangan pernah meminta pelangi memoles cakrawala
Bila tak kau inginkan gerimis menyapa
Karena keduanya adalah rindu yang tak pernah terpisah
Layaknya rinduku padamu; puja
Serupa lambaian pelangi meminang gerimis senja
Dalam pelukan jingga yang rona memerah
Rindu bukan sekadar ilusi dalam untaian kata-kata
Pun bukan halusinasi menyesatkan jiwa
Bila rindu diperjuangkan penuh keyakinan
Niscaya rindu abadi tak tergantikan
Probolinggo, 12012021; 15:55
CELOTEH RINDU Ifa Arifin Faqih
Gigil pagi masih milikmu duhai rindu
Seperti kemarin, ketika hangatmu tak lagi mencumbu
Aku ingin terbang menembus batas jarak dan waktu
Namun lagi-lagi kecewa sebab terhalang
tirai kelabu
Lirih kutitipkan bait rindu lewat sang bayu
Setelah kembali angan tak mampu terbendung
Mengenangmu adalah sakit yang amat berpalung
Pagi ... tak lagi ada sapa merayu
Juga semilir angin bersenandung
Hanya hening mengiringi ilusi yang kian mendung
Gigil pagi menelisik gelisah dalam dekapan doa
Rindu, mengharu biru kian meronta
Ingin kuhentikan separuh mimpi dalam perjalanan malam
Menghiasnya dengan cahaya rembulan yang mulai temaram
Probolinggo, 12012021
GELISAH DALAM PASRAH Ifa Arifin Faqih
Tak kutemukan coretan tintamu tuliskan tentang kisah kita
bahkan selarik puisimu tak lagi melukis namaku
seperti janjimu, yang akan setia memeluk dalam suka duka
semua hanya mimpi seperti mendung tanpa hujan musim lalu
Pusarakan saja, walau sebenarnya kuingin selalu hidup
dalam jiwamu, dalam hatimu dalam segalamu serupa kuncup
hingga akulah wanita pelitamu yang tak pernah redup
Jangan lagi kau sebut setia dalam berjanji
nyatanya, semua hanya bualan belaka tanpa tepi
dan pada akhirnya hanya omong kosong dan selalu kau ingkari
Sudahlah ....
aku lelah bersilat lidah
hanya merasa terluka dengan segala serapah
gelisah kini menyuguhkan resah, dan aku hanya berpasrah
Probolinggo, 09012021
GORESAN SESAL Ifa Arifin Faqih
Langit mulai terlihat mendung
rancak tarian jiwa kembali bersenandung
syahdu mendayu membuai rindu di kalbu
riuh menghentak hati yang semakin beku
Tak terdengar terompet kematian sebelum pesta air mata
ketika lena diri dengan fananya dunia
candu nikmat morgana yang membius sukma
Kembali tersungkur mengeja rindu yang terabaikan
menahan perih tertikam goresan penyesalan
akankah kembali nafas yang terpisah raga; kematian
Duhai jiwa-jiwa yang gersang dari sejuknya iman
jangan tunggu engkau ditinggalkan
sebab kesempatan hanya datang sekali dalam kehidupan
berlombalah menyemai kasih mengharap rida Tuhan
Probolinggo, 07012021
KAU DAN AKU Ifa Arifin Faqih
Ada kalanya butuh diam untuk memahami
Saat berteriak pun tak bisa dimengerti
Setapak yang kita lalui adalah penyatuan
Antara luka dan cerita indah perjalanan
Kau adalah aku yang ketika malam redup cahaya
Bersama dalam temaram di ruang gulita
Merajut impian melukis awan di cakrawala jiwa
Kau dan aku hanyalah permainan waktu
Terbuang di lorong-lorong kenang masa lalu
Yang ingin melaju lewati perih dan tajamnya batu
Kau dan aku
Merajut kedamaian dalam dekapan bisu
Terlunta memapah menggapai rindu
Pada sang kekasih dalam palung paling gebu
Probolinggo, 07012021; 09:25
PAGI DAN LANGKAHKU Ifa Arifin Faqih
Pagi adalah cerita kita yang tak pernah lelah
Pagi juga kisah kita yang tertulis indah
Pagi menjelma harapan melarung gelisah
Pagi merayu hati untuk terus melangkah
Ada pagi bersinar keperakan hiasi langit jingga
Ada pagi meredup tertutup mendung dan mega
Ada pagi syahdu rindukan sinar sang surya
Ini langkahku menuju siang
Ini jalanku yang enggan pulang
Inilah aku dengan impian menggapai bintang
Pagi dan langkahku seiring nyanyian alam
Mengusir kekhawatiran tentang hidup nan kelam
Semangat pagi menyapa gigilnya jiwa
Menjemput matahari sehangat bagaskara
Probolinggo, 06012021; 08:45
AKU DAN LUKA Ifa Arifin Faqih
Aku berdiri tegak
dalam rindu menggelegak
ingin kutenggak segelas tuak
melepas penat sejenak mengusir sesak
Aku tersungkur dalam debur
riuhnya rasa yang terkubur
melarung mimpi yang kian kabur
Aku meratap, iba mengharap
menuntun jiwaku mendekap
sebias cahaya menerangi gelap
Aku yang tegak berdiri
lalu tersungkur memeluk pedih
meratap mengharap indah pelangi
menampik luka menepis serpihan perih
Probolinggo, 05012021; 15:16
ADA DAN TIADA Ifa Arifin Faqih
Seharusnya belajar dari perjalanan semesta
Meniti di lingkaran waktu kembali pada semula
Siapa menanam akan menuai
Meski yang diharapkan tak sesuai
Seperti siklus air hujan
Menguap, menggumpal menjadi awan
Mendung turun, mengalir menuju lautan
Apa yang mesti ditakuti
Yang lahir akan mati, kembali ke pangkuan Ilahi
Ada kemudian tiada, garis takdir harus dilampahi
Bila sadar diri, yang ada akan pergi
Yang hidup akan mati dan kembali
Jauhkan dari sifat tak terpuji
Jaga diri, jaga hati agar selamat di akhir jaman nanti
Probolinggo, 04012021; 19;15
SANG PERINDU Ifa Arifin Faqih
Selarut ini mata tak bisa terpejam
Lirih sepoi menyapa malam
Bisikkan salam sesyahdu kalam
Titipan Sang Penguasa Alam
Angan mulai melayang
Ingin kulaju waktu; segera pagi menjelang
Akan kukabarkan pada semesta tentang rindu yang kian menjulang
Memoriku mulai sesak tentangmu
Seribu tanya menghujam kalbu
Rindu ini nyata atau semua ilusi semu
Biarkan inginku menari-nari
Memeluk malam sepi membelenggu hati
Akulah sang perindu yang tak tahu diri
Mencari rindu yang hakiki untuk kekasih hati
Probolinggo, 03012021; 01:07
BUKU USANG Ifa Arifin Faqih
Kusimpan buku usang
Tentang perjalanan panjang
Untuk di-eja ulang
Cermin menuju terang
Masih tertulis rindunya hati
Lewat senandung kalam Ilahi
Dalam sujud lantunan puja-puji
Probolinggo, 01012021; 21:00
KUTITIPKAN RINDU Ifa Arifin Faqih
Semalam telah kutitipkan rindu
Pada angin yang sepoi membelaimu
Lirih bisikannya menyentuh kalbu
Yang hadirnya tak pernah kautahu
Sejenak hilang luka yang mendera
Kala canda tawa menghibur lara
Berkisah tentang cinta yang ternoda
Rindu mulai menelisik, luruhkan nelangsa
Kecewa mulai terganti senyum ceria
Akan kubawa rindumu bertunas dalam jiwa
Biarkan bersemi, bernas dalam ranumnya rasa
Hingga membuatmu lupa tentang janji dusta
Merawat rindu kita dalam indahnya bersama
Hingga maut memisahkan kita selamanya
Probolinggo, 29122020
ITU KAMU Ifa Arifin Faqih
Derai itu kamu
Tangismu melebam kalbu
Mengiris bagai sembilu
Sebab rindu membelenggu
Senyum itu juga kamu
Saat rindu menjamu temu
Ketika jumpa memelukmu; kasihku
Probolinggo, 23122020
KUNIKMATI PAGI Ifa Arifin Faqih
Setelah hujan semalam tiada henti
Masih terasa gigil menyelimuti
Meski telah hangat mentari menyinari
Menepis kabut membuang sepi
Hati ini tersesat di rimba kenangan kelam
Singgah pada kelopak dan lembaran masa silam
Yang tak seharusnya kulewati lorong-lorong hitam
Sesempurna hari ini adalah syukur tiada terperi
Nikmat dan karunia Ilahi tiada henti
Masih terjaga diri dari kufur dan riya'nya hati
Subhanallah, masih ada setetes embun harapan
Melangkah pasti menggapai masa depan
Meski langkah kadang terseok, terhalang aral
Namun hati tetap teguh merangkul impian yang pernah terpental
Probolinggo, 17122020
BIAS-BIAS CAHAYA Ifa Arifin Faqih
Telah kusulut lampu-lampu lampion warna-warni
Untuk menerangi ruang-ruang hati
Di pematang jiwa yang tak terjamah rasa
Berharap pinta menjadi pelita saat gulita
Rupanya salah menata letak
Hingga pijak mudah beranjak
Tak pula sampai beranak pinak
Satu demi satu penerang padam
Ruang- ruang menjadi kelam
Lorong pun beraral melintang hitam
Samar, sebias cahaya ingin kurengkuh
Melupakan sesuatu yang buatku berkeluh
Keyakinan atas segala-Mu yang Maha Besar
Engkau cahaya kasih yang tak pernah pudar
Probolinggo, 16122020
DIAMKU Ifa Arifin Faqih
Pagi masih berselimut kabut
Gigil rindu jejali hati berkemelut
Mentari tak henti melaju, melesat
Meski teriknya terhijab mendung berat
Harusnya aku pergi menjauh tanpa rindu
Seakan belenggu membatu di kalbu
Merajam perih melebihi pedihnya sembilu
Rindu ini bukan tak mau beranjak
Namun hatiku terlampau menjejak
Tentangmu yang tak bisa dielak
Aku kehabisan tinta, kertas dan kata-kata
Namun jemariku merajuk membujuk jiwa
Diamku memilah serangkai aksara tak bermakna
Untuk kueja kembali melukis dengan kata bersahaja
Probolinggo, 08122020
ELEGI SANG KATA Ifa Arifin Faqih
Aku adalah kata-kata yang terdampar di palung jiwa
Terburai, terhempas saat kau tak membutuhkannya
Melepas dahaga bagai secawan madu saat
kau terluka
Dirangkainya indah bak mutiara dipuja-puja
Aku adalah barisan huruf paling nekad
Saat kau putuskan memilih untuk menghujat
Puaskan amarah terucap tanpa syarat
Aku adalah sekumpulan serpihan abjad
Ketika kau memeluk rindu paling sekarat
Dirangkainya menjadi diksi anggun paling bermartabat
Yah, aku hanyalah permainan kata-kata
Terluah oleh rasa dan emosi jiwa
Andai saja kaubisa pahami makna tentang aksara cinta
Maka takmudah untukmu merangkai kata lalu mencampakkannya
Probolinggo, 12122020
EMBUN PAGI Ifa Arifin Faqih
Beningnya masih anggun berayun
Gemulai di lembaran rimbun daun
Menepis angin membelai, membawanya luruh
Tetap sejuk mengecup kuncup tanpa keluh
Tetesan gerimis menghapus jejak
Namamu tak lagi menilas tapak
Lesap merunduk menggenggam bijak
Kutemui engkau di punggung malam
Saat jiwa terbius mimpi dalam temaram
Menyibak rindu mengoyak hati yang kian lebam
Engkau masih kutunggu dengan sempurnanya sejukmu
Bulir nan bening memeluk erat dahaga kalbu
Mewarnai kanvas biru menjadi puisi paling syahdu
Ikhlasmu adalah pribadi anggun kurindu
Probolinggo,11122020
JAMUAN PAGI Ifa Arifin Faqih
Masih kuingat betapa nikmatmya pagi ditemani secangkir kopi
Angan berilusi merangkai kata-kata puisi
Itu kemarin, ketika pagi masih menjadi inspirasi
Namun, pagi hanya bisa diam jalani hari
Senja mulai merangkak mengecup reranting ringkih
Membelainya dengan rindu titipan kekasih
Betapa rindu ini menuntun jiwaku pasti, meski lirih
Jamuan pagi akan kembali ternikmati meski bukan secangkir kopi
Akan kutitipkan bait rindu pada Sang Pemilik Hati
Agar rasa ini berpulang pada-Nya tanpa setitik cela berarti
Akan kulangitkan doa terindah untuk meraih impian
Pada jamuan pagi akan kubisikkan segala harapan
Candu akan rindu-Mu, biaskan pelangi selepas hujan
Akan kujadikan rindu-Mu pelebur khilaf dan kesalahan
Probolinggo, 05122020
SAJAK HUJAN Ifa Arifin Faqih
Di mana aku yang kemarin basah
Bukankah sudah kutitipkan segala resah
Pada bulir yang menggenang di pelataran hati
Pada cakrawala di larik-larik lengkung pelangi
Aku harus pergi tinggalkan rintik gerimis
Pada Desember yang mulai tersenyum manis
Dan sejuta raut wajah yang mulai berhenti menangis
Jangan ada kenang yang tersemat luka
Mari sejenak melupa tentang pinta yang tertunda
Berdansa, berdendang ikuti tarian musim berirama
Aku akan pergi, menunggu musim berganti
Entah bertemu atau hanya warta aku kembali
Maka tunggulah dengan harapan pasti
Saat nanti aku kembali, ikrar janji telah kutepati
Probolinggo, 01122020
BILA KATA Ifa Arifin Faqih
Bila kata hanya simbol belaka
Aksara dianggap tak bermakna
Di mana puisi suara jiwa
Yang serupa candu bagi pujangga
Bila kata hanya penghias lembaran kisah
Hanya melukis cakrawala gundah
Yang ibarat lentara kala nurani lelah
Bila kata hanya pemanis rasa
Terucap dalam rangkaian aksara
Tarian gemulai jemari nan manja
Bila kata sebatas ilusi mimpi
Kapan kata miliki arti
Bukan sekedar imajinasi
Atau sekadar basa basi
Probolinggo, 03112020, 18; 32
GERIMIS PAGI Ifa Arifin Faqih
Gerimis pagi menghias suasana syahdu
Membungkus manis rasa rindu di kalbu
Menepis jejak kisah petualang nan sendu
Melarung cerita singgah dalam secawan madu
Dalam dekapan selimut gigil pagi
Bulir embun terburai rintik gerimis
Beningnya tak lagi dicumbu angin
Dalam hangat secangkir kopi
Berteman nada denting nan ritmis
Layangkan angan tentang selaksa ingin
Pagiku dengan aroma kopi kian candu
Semburat harapan masih tergenggam tangan
Seiring bergulirnya waktu yang kian melaju
Sehangat mentari kutatap masa depan
Probolinggo, 03112020, 05;27
BUNGA IMPIAN Ifa Arifin Faqih
Bunga layu tersentuh nafsu amarah
Lunglai, hilang aroma gairah
Jatuh tersungkur luruh patah
Air mata jatuh bersimbah
Jangan injak bunga yang gugur
Sirami dengan kasih dan tafakur
Yakin bersemi kembali dengan subur
Layu kembang jangan dibuang
Semaikan di jiwa dengan sayang
Biarkan layu kembali berkembang
Duhai kembang bunga impian
Di kelopakmu sejuta harapan
Tebarkan indah rupa juga wewangian
Anggun pribadi meniti masa depan
Probolinggo, 02112020, 05;50
ALAMKU TAK LAGI RAMAH Ifa Arifin Faqih
Rindu ini semakin mencari celah temu
Beberapa purnama pandemi belum berlalu
Kini air bah pun menghalangi rindu
Entahlah, sedang jiwa makin beku membiru
Kemarin, separuh waktu hari
Mentari tak menyapa bumi
Tertutup mendung menyelimuti
Tak jeda air mata langit tumpah
Angin Gending tak lagi ramah
Menyerta meluapkan amarah
Jalan-jalan, sawah dan rumah tergenang
Air mata kesedihan mulai berlinang
Tanpa kata, diam dengan seribu pertanyaan
Mencari jawab tanpa saling menyalahkan
Probolinggo, 01112020,07;54
MENARILAH DENGAN GEMULAI Ifa Arifin Faqih
Suara teriakanmu sumbang
Terdengar parau bimbang
Menggeliat kilat menghantam langit
Menggelepar jiwa-jiwa sakit
Musik sudah diputar
Nada mulai terdengar
Menarilah dengan gemulai
Suara paraumu menggelegar
Sumbang kebencian menebar
Simpul angkuh membuai
Jangan biarkan jiwamu meradang
Ikuti musik dengan tenang
Menari ritmis rancak menawan
Tepuk tangan raih kemenangan
Probolinggo, 31102020,07;05
NGOPI PAGI Ifa Arifin Faqih
Selamat pagi tuan
Kopi pagi sudah disuguhkan
Bersama roti kismis manis
Nikmati pagi yang gerimis
Tak perlu ada tangis tuan semua sudah direncanakan
Berjalanlah sesuai keinginan
Jemput esok dengan harapan
Untukmu puan, tersenyumlah dengan impian
Bukan sebias hayalan melenakan
Pun secangkir morgana menyesatkan
Selamat pagi cinta nan menawan
Semoga keputusan membawa kebaikan
Agar langkah tak salah arah
Menyongsong hari cerah penuh berkah
Probolinggo, 28102020,04;57
TANAH MASIH BASAH Ifa Arifin Faqih
Gugusan bintang yang engkau janjikan
Melenakan
Membuat terkapar
Hancur lebur, terlempar
Rindumu berpaling untuk yang lain
Setia mana yang kau ingin
Kau sendiri berlalu bagai angin
Meraihmu tanpa putus asa
Hingga napas terpisah dari raga
Air mata hanya simbol berbisa
Begitu cepat rindumu bertunas
Kamboja putih masih indah menghias
Masih basah tanah dengan air mata
Begitu cepat kasihmu mendua
Probolinggo, 27102020, 06;39
KENANG Ifa Arifin Faqih
Andai satu saat nanti
Goresanku tak kau temui
Bukan berarti aku kehabisan kata-kata
Atau jemariku lumpuh menulis aksara
Pada waktu yang entah
Telah kaueja segalaku tentang selaksa kisah
Tentang cerita gundah yang menaungi gelisah
Pada saatnya aku akan memeluk rindu
Menghabiskan waktu untuk bercumbu
Memagut rasa pada candu maha madu
Pada saatnya larik-larik puisiku menjadi usang
Terbiar pada taman-taman dan terbuang
Hanya waktu pasti labuhkan segala rindu
Terkenang, kurun waktu kebersamaan telah berlalu
Probolinggo, 26102020,16;29
PREMAN Ifa Arifin Faqih
Di jalan-jalan berkeliaran orang-orang berseragam
Banyak mata melihat ketakutan lalu memejam
Gemetar bibir ditanya tetap bungkam
Bukan tak ada jawaban namun rasa mulai mencekam
Di pasar, depan toko di warung dan emperan
Tongkat menodong kaki bergerak celingukan
Seragam bersimbol tak ubahnya seperti preman
Lembar-lembar angka mulai dikumpulkan
Katanya, sebagai denda pelanggaran
Naif, atau hanya sekadar wacana setoran
Sebagian tertawa dibalik derita
Pecundang tanpa rasa memeras paksa
Benarkah atau hanya berpura-pura
Berhijab bijak membingkai dusta
Probolinggo, 25102020,19;40
SALAH LAGI Ifa Arifin Faqih
Salah sudah biasa
Salah menulis kata
Salah dalam bertingkah
Salah mengambil langkah
Salah lagi salah lagi
Mengapa salah terulang kembali
Salah, harusnya segera diperbaiki
Probolinggo, 25102020,07;34
PUISI JIWA Ifa Arifin Faqih
Puisi luahan jiwa
Mengalir indahnya kata
Melukis selaksa rasa
Rindu pun cinta
Puisi adalah ungkapan hati
Bercerita kisah perjalanan diri
Suka duka warnai hari
Probolinggo, 25102020,06;58
RINDU SEMESTA Ifa Arifin Faqih
Kerlingan indah berpijar
Rindu makin tertawar
Binar matamu bersinar
Menusuk tiada pudar
Tersirat rasa dalam jiwa
Menyeruak aroma rindu semesta
Senandungkan puja ayat-ayat cinta
Probolinggo, 25102020,06;50
MENUNGGU KEMBALIIfa Arifin Faqih
Pada jejakmu yang hilang
Aku mencari dengan memanggul harapan
Kusembahkan bingkisan rindu mengoyak angan
Melebur gelisah dalam dekapan kenang
Setiap detik waktu menunggu kaukembali
Bahkan tersurat di setiap rangkaian aksaraku
Namun yang tersirat tiada kaupahami
Mungkin rasa tiada lagi kau miliki
Hingga kau menjauh tanpa ragu
Tinggalkan rindu membilur di hati
Kini harapan bagai mimpi
Melenakan hanya dalam ilusi
Menunggu entah kapan kau kembali
Berharap temu tanpa luka menyakiti
Probolinggo, 24102020,06;30
TERGENANG SUNYI Ifa Arifin Faqih
Aku pamit sejenak
Dari riuh menghentak
Melena mimpi terhenyak
Meraih sukses memuncak
Bila sepi adalah harapan
Akan kusulam indahnya kesendirian
Tergenang dalam sunyinya angan
Probolinggo, 23102020
CINTA Ifa Arifin Faqih
Cinta tak perlu diucap dengan kata "Love you"
Namun terasa saat perhatian tertuju
Ada getar halus menelisik kalbu
Senandungkan nada rindu saat tiada bertemu
Cinta sejati hanya perlu bukti, tak penting janji bila diingkari
Cinta akan abadi bila saling memahami
Saling memberi, melengkapi kekurangan diri
"Cinta tak harus memiliki," itu dusta
Sebab cinta perlu diperjuangkan untuk bersama
Cinta adalah penyatuan dua jiwa untuk menggapai bahagia
Sesungguhnya keindahan cinta ada pada jiwa
Hadir sebagai anugerah dari sang maha cinta
Cinta kasih sebagai hamba yang bertakwa
Pelihara, agar cinta abadi hingga menuju pemiliknya
Probolinggo, 22102020
KIDUNG RINDU Ifa Arifin Faqih
sambut tanganku
terlalu lemah untuk menggapaimu
jalan yang kutempuh makin tak terarah
jiwaku melangkah pada titian goyah
senandungku ingin didengar
walau nadanya semakin sumbang
lirih, ingin merayu syahdunya syair kerinduan
kidung rindu terasa hambar
membelai jiwa yang meradang
mengusung hati pada sebuah harapan
duhai puja, penguasa jiwa yang kembara
dengarlah kidung rindu yang bergelora
rengkuh segalaku dengan kebaikan
agar rindu kembali dalam dekapan
Probolinggo, 21102020
MUHASABAH PAGI Ifa Arifin Faqih
Pagi berselimut kabut rindu
Namun ingin kugapai sapa mesramu
Lewat nyanyian semesta nan syahdu
Seirama lirih gemerisik rasa membelai kalbu
Dengan menyemat namamu kuayunkan langkah
Tiada henti berharap kebaikan kian indah
Setangkup doa kulangitkan meminang berkah
Duhai penguasa jiwa dan jagat raya
Jangan palingkan hati demi mengejar dunia
Demi tahta atau nikmat sementara
Kembali ingin kunikmati malammu nan sepi
Saat waktu kuabaikan demi keinginan hati
Merajut cita, lalai bahwa senja mulai menapak
Lantas, lupa bahwa diri belum sempurna berlaku bijak
Probolinggo, 19102020
BIBI NASI JAGUNG Ifa Arifin Faqih
Nasi ... nasi
Jagung ... jagung
Nasi ....
Jagung ....
Nasi jagung hangat
Siapa beli ayo merapat
Beli satu dapat empat
Teriakan bibi penjual nasi
Keliling kampung saban hari
Dari subuh sampai terik matahari
Tak terdengar lengking suara "nasi jagung"
Pelanggan menunggu cemas dan bingung
Terkabar berita pagi dari pengeras suara mushalla
Bibi nasi jagung telah kembali pada-Nya
Probolinggo, 18102020
ILALANG BERELEGI Ifa Arifin Faqih
Adalah ilalang di hamparan gersang
Berharap semilir angin menyapa kenang
Meski terdampar di musim hujan
Patah angan pupuslah harapan
Rumput liar bersorak berpesta riang
Nyinyir menyaksikan patahan terbuang
Terlena rayuan angin yang menghilang
Ilalang merunduk menggenggam rindu
Tangis terisak sesak menahan malu
Luruh terdiam bungkam membisu
Ada saatnya ilalang tertimpa embun
Patahnya tumbuh rimbun berayun
Gemulai menebar pesona nan anggun
Nikmati syukur anugerah bertimbun
Probolinggo, 16102020
TAK SENIKMAT KOPIMU Ifa Arifin Faqih
Nikmati saja suguhanku
Sekadar kopi pahit kujamu
Namun tetap manis dalam rasa
Sebab kuseduh penuh cinta
Secangkir hangatnya sapa
Tertuang dalam aksara
Meski tanpa aroma
Ini kopiku dalam kepulan hangat
Tak senikmat kopi yang kau buat
Kopi pagi untukmu terkasih sahabat
Jangan diangan pahitnya rasa
Namun kenang indahnya bersama
Dalam jalinan silaturahmi nan erat
Kopi pahit candu dalam aroma nikmat
Probolinggo, 15102020
MALAM TANPA MIMPI Ifa Arifin Faqih
Malam tak lagi bersahabat
Gigilnya enggan memeluk erat
Mimpi tak bisa lagi kuharap
Sepi hanya diam senyap
Anganku menepi tanpa imaji
Raga luruh tak berdaya lagi
Terkulai lemah hilang semangat diri
Andai saja waktu tak segera lalu
Ingin kupetik aroma rindu
Untuk temani rasa yang kian sendu
Namun, untuk apa berkeluh kesah
Semua hanya pahatan langkah
Agar indah hidup dalam kehidupan
Bersyukur atas nikmat dan segala ujian
Probolinggo, 13102020
SEBAB PANGKAT Ifa Arifin Faqih
santai saja menuju suksesi
bila tercipta jembatan hati
tak perlu repot melewati uji
semua sudah tertulis pasti
pintarmu yang selangit tata di atas bukit
hanya bisa tersenyum untuk bisa bangkit
nyatanya, tanpa sekarung koin terlindas sakit
yang dekat akan merapat yang jauh tak akan dapat
sekat-sekat mutilasi martabat sudah dibuat
zaman dianggap karat manusia berotak keparat
berkoloni mengais nikmat hitam
berkolaborasi menyulam langkah kelam
tangan mengepal menjadi besi rongsokan
sebab hati manusia berubah seperti hewan
Probolinggo, 11102020
LANGIT MENDUNG Ifa Arifin Faqih
Jeritan dengki memaki
Hinakan harga diri
Kobarkan kata benci
Bertepuk tanpa bunyi
Tiada langit tanpa mendung
Tiada perjalanan tanpa tersandung
Hakikat hidup mengais untung
Probolinggo, 10102020
PUISI DI LANGIT GERIMIS
Setiap baitmu melukis cakrawala kalbu
Berarak sendu menghias langit biru
Namun kau tak pernah peduli dan tak tahu
Petir menyambar awanku menjadi kelabu
Jangan katakan tentang mendungnya jiwa
Sebab hujan rasa yang kau punya
Hanya merayu pelangi membias warna
Berpijarlah ke arahku, ketika merasa lelah
Kita berbincang tentang perjalanan singgah
Tentang luka dan cerita indah sebuah kisah
Dan kau acuhkan mendung menyelimuti hati
Hanya hening seketika, merajuk untuk pergi
Kubiarkan tetesan gerimis menghapus jejak
Tilas langkahmu yang pernah menapak
Probolinggo, 10-10-2020
SAJAK CINTA
Aku pinjam kata-katamu
Untuk mengeja rindu
Merangkai aksara jiwa
Menguntai syair bermakna
Kubaca sajakmu bertajuk cinta
Menabur kasih kalimat bersahaja
Gaung puja kepada Pencipta
Probolinggo, 09102020
Komentar
Tulis komentar baru