AKU PINJAM
Ifa Arifin Faqih
Kupinjam malam untuk sekedar rebah
Bergumul dengan rindu dan keluh kesah
Untuk belajar pasrah dan berserah
Melepas segala gundah melepas gelisah
Kupinjam dingin untuk tahu kehangatan
Berselimut gigil syahdunya kemesraan
Sebab esok mungkin tak kurasakan
Kupinjam gelap agar tahu seberkas terang
Kugenggam cahaya yang terlihat benderang
Sebagai penunjuk di jalan pulang
Kupinjam semesta dan jagat raya
Sebagai syukur dalam untaian doa
Kurangkai sebait aksara di setiap puja
Untuk bekal bertemu Sang Pencipta
Prolink, 26022022
JANGAN SESALI
Ifa Arifin Faqih
Jangan sesali lagi
Semua telah terjadi
Ambil saja hikmah
Semoga menjadi hidayah
Semua perjalanan adalah pembelajaran
Untuk kuat hadapi kenyataan
Bersyukur bersabar hadapi ujian
Prolink, 02032022
SENJA NAN RAPUH
Ifa Arifin Faqih
Apa yang bisa dilakukan senja
Ketika luruh jingga dimakan usia
Hanya mampu termenung dalam sepi
Menepi pada waktu yang enggan berhenti
Bila bisa berharap fajar kembali
Biarlah malam berhias mimpi
Sembari menunggu sapa embun pagi
Namun, petang segera meminang
Senja hanya tinggalkan kenang
Beradu antara dilema nan menantang
Senja rapuh tanpa pesona
Akankah bertahan dalam lelahnya raga
Hanya menunggu malam tiba
Berharap anugerah dari Sang Maha
Probolinggo, 30012022
NYANYIAN KEHIDUPAN
Indah terasa hening pagi menguak sepi
Iringan lagu semesta bermelodi
Menghantar lembut embun menyisir daun
Menyambut mentari yang bersinar anggun
Langkah-langkah kecil anak-anak gembala
Menyapa pagi menimang rahsa
Meminang mimpi meraih nyata
Nun jauh di sana, mencuri pandang
Anak-anak asongan menjinjing keranjang
Menelusuri pagi menjelajah siang
Inilah pemenang kehidupan fana
Tak lelah ingin menggenggam dunia
Senandung pilu dinyanyikannya penuh cinta
Menepis luka hingga perjalanan penuh makna
Probolinggo, 25 Januari 2022
SELAMAT JALAN
Ifa Arifin Faqih
Entah apa yang kupikirkan tentang pergimu
Berduka, bahagia atau biasa-biasa saja
Meski tak kutemui sebias pelangi di langitmu
Namun ada harapan kugantungkan pada senja
Tak ingin kutepis kenangan itu
Sebab bagiku, gerimismu adalah candu
Mampu mengeja rindu pada bilangan waktu
Melangkah meniti masa meraih asa
Merengkuh bahagia arungi mega-mega
Meski angin tak mampu menghela jelaga
Selamat jalan kekasih
Di lembaranmu aku belajar bangkit
Walau kadang jatuh bangun dan tertatih
Namun, dekapan kasih menghantarku menggapai langit
Probolinggo, 30122021
DATANG DAN PERGI LALU KEMBALI
Ifa Arifin Faqih
Jika ada yang datang maka akan ada yang pergi
Bila ada yang pergi pasti ada yang kembali
Maka sambut yang datang dengan girang hati
Biarkan yang pergi jangan terlalu ditangisi
Yang datang dengan izin Tuhan akan bertahan
Apapun akan dijalani tanpa paksaan
Yakin meniti langkah tanpa keluh kekecewaan
Yang pergi dengan kehendak Tuhan maka ikhlaskan
Iringi dengan senyum bukan dendam kemarahan
Mengutuk takdir memupus masa depan
Sebuah perjalanan singgah dua sisi kehidupan
Hingga sampai pada titik tujuan yakni kematian
Datang kemudian pergi untuk kembali
Pada akhirnya berpulang menghadap Ilahi
Probolinggo, 10122021
SENANDUNG RINDU Ifa Arifin Faqih
Terkadang aku butuh bicara entah pada siapa
Denganmu, dengan mereka atau dia
Namun, bisakah aku percaya
Sedang angin saja tak mampu menyimpan rahasia
Diberitakannya kisah pada rumput liar, pada ilalang gersang
Pada ombak di lautan garang dan kukuh batu karang
Bahkan pada malam dalam buai rembulan dan bintang-bintang
Lantas, untuk apa larik-larik puisi digubah
Sekadar goresan pelepas lelah atau curahan gundah
Sedang waktu tak lagi butuh nyanyian resah
Bila engkau peduli jangan hanya lalu lalang
Dengarlah bisik lirih jiwa berpetualang
Ingin singgah, berlabuh di dermaga teduh
Berkisah tentang selaksa rindu dan segala keluh
Probolinggo, 15102021
CATATAN SENJA Ifa Arifin Faqih
Sebentar lagi aku harus pergi
Tenggelam dalam pelukan malam
Mungkin mimpi tak bisa temui pagi
Atau harap hanya dalam temaram
Ingin kupuisikan sebaris pinta
Agar kembali kudengar semesta bercerita
Atau tangisan hujan menyapa dunia
Sebentar saja, izinkan kulukis senja
Meski tanpa rona jingga memesona
Atau nyanyian gerimis tanpa nada
Senja, jangan berlalu tanpa jejak
Biarkan kulukis pelangi di batas pijak
Agar tapak tilas menjadi kenang
Catatan senja anggun tak pernah usang
Probolinggo, 29092021(#Iaf101_21)
SETEGAR KARANG Ifa Arifin Faqih
Jangan menangis, Nak!
Tak perlu gundah menghunjam sesak
Waktu sudah memberi isyarat untuk beranjak
Tiba memetik di saat tegak berpijak
Hapus perih larung gerimis rintih
Kita dekap luka dalam pelukan kasih
Taburi dengan semringah paling putih
Nak! Lihatlah ombak yang terus gemuruh
Bersenandung saban waktu dengan riuh
Setia mengecup pantai tak pernah luruh
Belajar dari karang di lautan bebas
Meski gelombang pasang menghempas
Kukuh, tegar menyongsong masa depan
Sabar, ikhlas menggenggam rida Tuhan
Probolinggo, 10092021 (#Iaf100_21)
INGIN DI PANTAI ILUSI Ifa Arifin Faqih
Aku melihat luka di wajahmu
Ingin kuhapus air mata itu
Namun, tanganku tak sampai
Bukan sebab jarak menjadi tirai
Ingin aku jadi penopang
Saat jiwamu merasa tumbang
Dan rapuh dihantam gelombang
Ingin aku menjadi dermaga
Saat bidukmu mulai renta
Ketika gundah mendera
Ini hanya ingin yang tak pernah mati
Terus tumbuh sepanjang langkah meniti
Sebab ingin ini bagai secawan ilusi
Kuteguk, lalu terdampar di pantai tak bertepi
Probolinggo, 09092021 (#Iaf99_21)
ELEGI PIJAK Ifa Arifin Faqih
Bagai kehilangan separo napas
Tiada aroma nikmat kopi panas
Semua seperti purna tanpa koma
Tiada setitik asa tersisa
Mencari sebias cahaya
Di antara lorong-lorong gulita
Berhenti atau sekadar jeda
Menapaki aral dan duri
Memapah pijak menuju rida Ilahi
Terseok dalam perjalanan misteri
Semoga menjadi pembelajaran
Mencapai puncak pendakian
Belajar dari setiap dera langkah
Berbenah menggapai berkah
Probolinggo, 06092021 (#Iaf98_21)
LANGITKU GERIMIS Ifa Arifin Faqih
Langitku mulai gerimis
Mendung tak mampu ditepis
Ada tawa bahagia ada tangis terluka
Perjalanan rahasia penuh dilema
Kadang di atas, kadang di bawah
Menjulang tinggi menjejak pongah
Terlindas hina menimang gelisah
Jerit bumi mengunyah perih
Tertikam angkara menahan rintih
Tempat berpijak runtuh diterjang letih
Ke mana merajuk rindu pada kelamnya semesta
Hitam kelabu tiada tempat mengadu
Tiada terkikis sesal membusung dada
Abai rayuan kalbu kembali pada Rabb-Mu
Probolinggo, 31082021(#Iaf97_21)
KOPI PAGI Ifa Arifin Faqih
Pagi ini tak banyak kisah ingin kutulis
Hanya tentang segelas kopi tersuguh manis
Di atas meja berhijab batik lukis
Hangatnya menghapus jejak gerimis
Hitam pekat beraroma nikmat
Kepul asapnya hiasi ruang tanpa sekat
Membumbung tinggi membawa anganku sesat
Kutatap nanar mengeja makna
Hanya endapan pahit tersisa
Kemana manis pemikat jiwa
Sejatinya pahit manis hanya rasa
Sekejap meninggalkan indera
Bila mampu mengolah pikiran kita
Pahit manis sebuah rahasia Sang Pencipta
Probolinggo, 30082021(#Iaf96_21)
PAGI TERSENYUM Ifa Arifin Faqih
Masih sejuk sisa bening embun
Mentari menyapa pucuk-pucuk daun
Sesejuk hatiku menatap senyummu
Sehangat jiwaku mendekap rindu
Bila pagi enggan pergi
Rasa ini terjebak ilusi
Meraung pilu meratapi sunyi
Senyum mengembang dihantar tembang
Semerdu senandung ilalang gersang
Lirih terdengar syahdu tiada nada sumbang
Nyanyian semesta seirama langkah
Pagi tersenyum mengemas gundah
Anugerah nikmat menggapai rahmat
Satukan jiwa, lebur keyakinan melarung penat
Probolinggo, 18082021 (#Iaf94_21)
BIARKAN SAJA / Ifa Arifin Faqih
Aku hanya ingin melihatmu seteguh karang
Tetap tegar walau dihempas gelombang
Aku hanya ingin menjadikanmu samudra
Tetap riuh dalam riak ombak bergelora
Bila inginku adalah badai kehidupanmu
Hentikan rintihan jiwamu yang merindu
Maka katakan saja rasa itu hanya semu
Jangan alihkan arah angin laut
Bila musim hujan belum berpaut
Biarkan ilirnya setia menjemput
Inilah luka tak berdarah
Rasa terpendam dalam jiwa patah
Meraung lelah mengunyah gundah
Merajut ambigu keyakinan musnah
Probolinggo, 18082021 (#Iaf95_21)
BICARAMU TEMPE Ifa Arifin Faqih
Bila teriak kaukatakan berontak
Ingin kuluahkan rasa sesak
Namun, suara terasa sumbang
Bahkan dianggap membangkang
Suatu waktu kaubilang silakan
Di saat yang lain kaularang
Menuntut kewajiban, hakku terhalang
Kemana bijak kautanamkan
Bicaramu linglung, bak tempe belum matang
Kemarin cuap-cuap sekarang menghilang
Mencari citra tentang arti sejati
Membual tentang aturan dan disiplin diri
Hanya menutupi cela, bertopeng nista
Tiada wibawa jumawa di dunia fana
Probolinggo, 05072021 (#Iaf92_21)
SUATU WAKTU Ifa Arifin Faqih
Pada satu masa tanpa diminta
Pada suatu waktu tanpa kata setuju
Saat itu tak bisa ditolak oleh siapa
Tanpa bisa pula untuk menunggu
Malaikat maut datang menjemput
Sebelum sempat kita bertobat
Sebelum kita dapat bermanfaat
Tanpa kabar ruh kita dicabut
Nikmat sehat mulai diangkat
Amal perbuatan mulai terlihat
Bila ada waktu tersisa jadikan bermakna
Jangan buang tersia-sia tanpa guna
Hiasi jiwa kita penuh kasih pada sesama
Semoga kenang kita kebaikan tanpa cela
Probolinggo, 05082021 (#Iaf91_21)
TERKUBUR DALAM PUSARA CORONA
Ifa Arifin Faqih
Segumpal kecewa sesakkan dada
Menggelitik ingin luahkan amarah
Namun untuk apa dan pada siapa
Tanya bergejolak dalam jiwa tiada lelah
Ketika keinginan terbelenggu dalam dilema
Melangkah atau hanya diam saja
Mendekap ketakutan sebab wabah melanda
Lihatlah air mata pilu, menimang cemas
Keranda hilir mudik, sirine berirama lepas
Tangisan luka bagai dengkur tidur pulas
Syair-syair kesakitan warnai dinding-dinding maya
Mencari tempat singgah, hingga parau bersuara
Di mana kehidupan damai yang pernah ada
Cita-cita pun terkubur dalam pusara corona
Probolinggo, 27072021 (#Iaf88_21)
BAIT SANTUN Ifa Arifin Faqih
Sebait untaian kata
Perih menampar jiwa
Meradang, lukai rasa
Kecewa kini bertakhta
Tidak perlu berteriak durjana
Gaung egomu gemparkan dunia
Santunkan lisan raih cahaya
Probolinggo, 28072021(#Iaf89_21)
MENGEJA RINDU Ifa Arifin Faqih
Masih terasa sama seperti hari-hari kemarin
Kulewati saja seruas perjalanan memapah ingin
Melangkah pasti menjaring harapan
Merangkai tujuan meniti masa depan
Pagi dengan kehangatan sinar mentari
Berteman aroma secangkir kopi
Seirama ritmis nyanyian semesta menguak sepi
Aku masih mengeja rindu yang tertunda jumpa
Sendiri merenung dengan tanya berkecamuk dalam jiwa
Mengapa begini, ada apa dengan semua
Pada titik akhir, diam tanpa jawaban
Takdir, ataukah salah melangkah
Meratapi nasib, menyalahkan Tuhan?
Tidak, ini ujian agar tetap kukuh menggapai lillah
Probolinggo, 21072021(#Iaf86_21)
YANG HILANG Ifa Arifin Faqih
Tuhan, kembalikan senyum itu
Kemarin ditelan ombak samudra biru
Dulu dibakar gunung merapi
Waktu itu hanyut terbawa badai tsunami
Kemana kucari sebinar paras
Pada cadas di bawah panas
Atau pada jejak pantai tak membekas
Telah kutanyakan pada ilalang gersang
Pada pohon-pohon tumbang
Pun pada semesta yang mulai tak tenang
Lirih terdengar bisikan nurani
Inilah azab atau uji atas diri
Larilah menuju rida Ilahi
Di sana kembali senyum kaudapati
Probolinggo, 24072021 (#Iaf87_21)
TAFAKUR MALAM Ifa Arifin Faqih
Malam begitu mesra menimang mimpi
Di antara riuh angan pada hening paling sunyi
Aku masih mengeja rindu yang gemuruh dalam hati
Memaknai setiap lirih, untuk apa aku di sini
Tafakur diri, selaksa tanya getarkan jiwa
Bergejolak mencari jawaban yang tak pernah purna
Tentang janji pada Sang Pemilik Cinta
Derai terluah, tangis memecah sepi
Tiada kata memulung rasa mencabik nurani
Dalam sujud pasrah mohon pengampunan Ilahi
Pada akhir kisah sandarkan segalaku
Pasrah berserah atas anugerah
Hanya larik-larik doa terlantun pada-Mu
Semoga perjalanan singgah selalu dalam hidayah
Probolinggo, 16072021(#Iaf84_21)
INGIN KUKABARKAN Ifa Arifin Faqih
Separo perjalanan malam telah terlewati
Terasa lama waktu menuju pagi
Entah detik yang lamban berputar
Atau rasa gelisah yang mulai liar
Terbayang kematian menjemput raga
Angan merangkai ilusi terpisahnya jiwa
Sedang diri tak mampu menghitung makna
Tangis tertahan di antara kerongkongan
Sesak di dada mengukir penyesalan
Antara duka dan air mata tak mampu ditahan
Andai saja bisa kukabarkan pada semesta
Tentang jiwa ringkih dan tak berdaya
Namun, alam hanya bisa diam
Mesra membelai malam tanpa peduli pada jiwaku yang kelam
Probolinggo, 20072021 (#Iaf85_21)
KASIH TANPA BATAS Ifa Arifin Faqih
Dalam genangan kasih hati
Adakah rahsa abadi
Kecuali kasih hakiki Sang Ilahi
Sejati tak bertepi
Tanpa sekat, melekat erat
Tiada jarak begitu dekat
Tidak terbatas, teramat luas
Pada jiwa-jiwa sekarat
Merasa diri paling hebat
Merampas hakikat bernafsu buas
Di atas bumi sama berpijak
Di bawah langit kita bernaung
Berdamai jalani hidup dengan bijak
Baktikan diri norma kita junjung
Probolinggo, 14072021
SEPI DAN TARIAN HUJAN Ifa Arifin Faqih
Sepi yang semilir
Tak ada senandung syair
Kemana aksara sang pujangga
Kekata tak lagi warnai rumah sastra
Aku meratapi malam
Merayu bintang dan rembulan
Meminang angin untuk berkencan
Namun malam tetap kelam
Pasi bulan tertutup awan
Tak ada lagi kelakar pun nyanyian
Ingin kuhentikan tarian hujan
Agar sajian malam kembali menawan
Menata rindu dalam bingkai mimpi
Dalam lirih doa langitkan pinta pada Ilahi
Probolinggo, 10072021 (#Iaf82_21)
TANGISAN MALAM Ifa Arifin Faqih
Malam kian larut ketika mata tak bisa terpejam
Menahan penat untuk segera rebah dalam pelukan malam
Bukan tak lelah namun rindu menjelajah
Mengetuk pintu jiwa yang mulai patah
Diam dalam keheningan, mengutuk hari yang laju berlalu
Sedang diri belum mampu lewati liku-liku
Mestinya waktu diam, atau pelan menunggu
Haruskah menangis meluahkan dendam membara
Sesat keyakinan pada jalan ketentuan-Nya
Inikah sebuah jawaban atas laku yang ternoda
Tuhan ... izinkan aku bersimpuh di atas sajadah
Melarung sesal dalam sujud pasrah
Biarkan jiwaku mendekap rindu pada-Mu
Untuk lunturkan noda yang berkarat di kalbu
Probolinggo, 26062021 (#Iaf74_21)
KEMBALI BERDUKA Ifa Arifin Faqih
Kembali mengurai air mata
Gemuruh ombak menghempas rasa
Gilimanuk menjemput rindu
Badai menghantam mengiris kalbu
Apakah ini pertanda rapuhnya dunia
Atau ujian bagi hamba yang bertakwa
Pun sapa rindu Sang Mahakuasa
Tangisan mereka menimang luka
Murka selat Bali tak bisa ditunda
Menjemput nyawa terpisah dari raga
Tuhan ... mohon jagalah rinduku di sana
Seperti penjagaan-Mu pada hamba-hamba pilihan
Kurapalkan doa untuk kebaikan semesta
Tiada lagi korban bencana dan duka terluahkan
Probolinggo, 29062021 (#Iaf75_21)
INI SURGAKU Ifa Arifin Faqih
Memang tak seindah nirwana
Namun, masih asri untuk cuci mata
Sejuk memandang rimbun dedaunan
Hijau warnai senja dengan keindahan
Tak ingin beranjak meninggalkan
Di tanahmu tersimpan sejuta kenang
Mengukir syahdu memahat rindu
Senandung alam seirama langkah kehidupan
Nyanyian suka duka dalam dendang
Bergelora meski kadang sendu
Senja di batas desa, tak terlupakan
Sebaris kata adamu ingin kupuisikan
Sebagai bingkisan syukur pada-Mu Tuhan
Kutulis kisah perjalanan dalam angan
Probolinggo, 03072021 (#Iaf76_21)
RINDUKU BUKAN RINDU BIASA Ifa Arifin Faqih
Rinduku bukan rindu yang gebu halu
Rinduku syahdu terukir dalam kalbu
Bukan rindu biasa, rinduku istimewa
Rindu terbingkai dalam senandung doa
Jangan tanya tentang makna rindu
Jangan tanya ke mana rindu berlabuh
Jangan tanya milik siapa rinduku yang kian biru
Ini tentang rindu paling sendu
Perihal rindu yang tak bisa kurengkuh
Rindu yang tak bisa kusentuh pun dalam temu
Rindu hanya terurai dalam dekapan malam
Ketika hening bersimpuh di atas sajadah usang
Luahkan rindu sesali khilaf masa silam
Mohon ampunan jalani titian panjang
Probolinggo, 06072021(#Iaf77_21)
BAHAGIA KITA Ifa Arifin Faqih
Bahagia itu berarti
Bukan seberapa banyak kita memiliki
Sebab bahagia dari hati
Bukan dinilai dari materi
Maka biarkan hati bahagia
Walau tanpa harta
Karena kita pantas mendapatkannya
Lepas segala sesuatu yang membuat hati terluka
Mengurai air mata sebab kecewa
Luahkan saja lewat aksara
Bahagia itu seberapa besar kita bersyukur
Menikmati dengan ikhlas jauhi kufur
Lantas ... masihkah engkau ingkari
Berbahagialah, melangkah pasti di sana sukses menanti
Probolinggo, 07072021(#Iaf78_21)
KENANGAN MUSIM LALU Ifa Arifin Faqih
Dulu, seiring bergulirnya waktu
Aku sering berharap sesuatu
Hingga kecewa saat ingin tak mampu kurengkuh
Hilang semangat, hidup menimang keluh
Saat jiwa berjibaku dalam cawan duka
Satu persatu terobati luka di jiwa
Candu belenggu rasa kini mulai sirna
Aku terbiasa dengan air mata
Ibarat mendung kelam di antara mega-mega
Pada saatnya terganti jingganya cakrawala
Kenangan gerimis musim lalu
Mengalun syahdu mengusik kalbu
Kini kunikmati indahnya warna pelangi
Seindah perjalanan singgah yang kualami
Probolinggo, 07072021(#Iaf79_21)
PENANTIAN Ifa Arifin Faqih
Aku menunggumu bersama seikat bunga sepatu
Memang tak seindah mawar pun tak sewangi bunga melati
Namun kautahu, merahnya mewakili darahku yang kian beku
Sebab rindu yang tiada bertepi karena pergimu tak kembali
Pada selembar kertas kutulis penantian
Meneguk kopi dingin yang terabai dari jamuan
Entah sampai kapan sepiku menjadi teman
Kembali kuhapus derai air mata pilu
Kutimang gelisah kurajut asa yang membelenggu
Agar sirna gundah yang menghunjam kalbu
Kurangkai aksara luahan jiwa
Seiring hadirnya senja di batas cakrawala
Namun tegar memapah langkah menuju malam tiba
Hingga esok kutemui mentari membawa selaksa cinta
Probolinggo, 29062021(#Iaf81_21)
BIARKAN MANIS MENYEMAI Ifa Arifin Faqih
Jika saatnya aku temui waktu
Tak perlu sebut kebaikanku
Jangan ada air mata duka
Cukup hatimu berdoa
Aku titipkan segalaku dalam maaf seluas samudra
Ikhlas melepas khilaf dan noda
Agar terang jalan menuju ke sana
Bila masa itu tiba menjemput nyawa
Sukma terpisah dari raga
Tak ada lagi kata untuk bertegur sapa
Hanya hening mengenang
Semua telah hilang
Maka biarkan manis dalam damai
Jangan ada dendam menyemai
Probolinggo, 09072021(#Iaf80_21)
TANGISAN MALAM Ifa Arifin Faqih
Malam kian larut ketika mata tak bisa terpejam
Menahan penat untuk segera rebah dalam pelukan malam
Bukan tak lelah namun rindu menjelajah
Mengetuk pintu jiwa yang mulai patah
Diam dalam keheningan, mengutuk hari yang laju berlalu
Sedang diri belum mampu lewati liku-liku
Mestinya waktu diam, atau pelan menunggu
Haruskah menangis meluahkan dendam membara
Sesat keyakinan pada jalan ketentuan-Nya
Inikah sebuah jawaban atas laku yang ternoda
Tuhan ... izinkan aku bersimpuh di atas sajadah
Melarung sesal dalam sujud pasrah
Biarkan jiwaku mendekap rindu pada-Mu
Untuk lunturkan noda yang berkarat di kalbu
Probolinggo, 26062021 (#Iaf74_21)
Komentar
Tulis komentar baru