Skip to Content

#4334_#437 Ifa Arifin Faqih (III)

Foto Hakimi Sarlan Rasyid
files/user/8241/209249818_974178590046084_6689652607250359446_n.jpg
209249818_974178590046084_6689652607250359446_n.jpg

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

AKU PINJAM

Ifa Arifin Faqih

 

Kupinjam malam untuk sekedar rebah

Bergumul dengan rindu dan keluh kesah

Untuk belajar pasrah dan berserah

Melepas segala gundah melepas gelisah

 

Kupinjam dingin untuk tahu kehangatan

Berselimut gigil syahdunya kemesraan

Sebab esok mungkin tak kurasakan

 

Kupinjam gelap agar tahu seberkas terang

Kugenggam cahaya yang terlihat benderang

Sebagai penunjuk di jalan pulang

 

Kupinjam semesta dan jagat raya

Sebagai syukur dalam untaian doa

Kurangkai sebait aksara di setiap puja

Untuk bekal bertemu Sang Pencipta

 

Prolink, 26022022

 

 

JANGAN SESALI

Ifa Arifin Faqih

 

Jangan sesali lagi

Semua telah terjadi

Ambil saja hikmah

Semoga menjadi hidayah

 

Semua perjalanan adalah pembelajaran

Untuk kuat hadapi kenyataan

Bersyukur bersabar hadapi ujian

 

Prolink, 02032022

 

SENJA NAN RAPUH

Ifa Arifin Faqih

 

Apa yang bisa dilakukan senja

Ketika luruh jingga dimakan usia

Hanya mampu termenung dalam sepi

Menepi pada waktu yang enggan berhenti

 

Bila bisa berharap fajar kembali

Biarlah malam berhias mimpi

Sembari menunggu sapa embun pagi

 

Namun, petang segera meminang

Senja hanya tinggalkan kenang

Beradu antara dilema nan menantang

 

Senja rapuh tanpa pesona

Akankah bertahan dalam lelahnya raga

Hanya menunggu malam tiba

Berharap anugerah dari Sang Maha

 

Probolinggo, 30012022

 

NYANYIAN KEHIDUPAN  

Ifa Arifin Faqih

 

Indah terasa hening pagi menguak sepi

Iringan lagu semesta bermelodi

Menghantar lembut embun menyisir daun

Menyambut mentari yang bersinar anggun

 

Langkah-langkah kecil anak-anak gembala

Menyapa pagi menimang rahsa

Meminang mimpi meraih nyata

 

Nun jauh di sana, mencuri pandang

Anak-anak asongan menjinjing keranjang

Menelusuri pagi menjelajah siang

 

Inilah pemenang kehidupan fana

Tak lelah ingin menggenggam dunia

Senandung pilu dinyanyikannya penuh cinta

Menepis luka hingga perjalanan penuh makna

 

Probolinggo, 25 Januari 2022

 

SELAMAT JALAN

Ifa Arifin Faqih

 

Entah apa yang kupikirkan tentang pergimu

Berduka, bahagia atau biasa-biasa saja

Meski tak kutemui sebias pelangi di langitmu

Namun ada harapan kugantungkan pada senja

 

Tak ingin kutepis kenangan itu

Sebab bagiku, gerimismu adalah candu

Mampu mengeja rindu pada bilangan waktu

 

Melangkah meniti masa meraih asa

Merengkuh bahagia arungi mega-mega

Meski angin tak mampu menghela jelaga

 

Selamat jalan kekasih

Di lembaranmu aku belajar bangkit

Walau kadang jatuh bangun dan tertatih

Namun, dekapan kasih menghantarku menggapai langit

 

Probolinggo, 30122021

 

DATANG DAN PERGI LALU KEMBALI

Ifa Arifin Faqih

 

Jika ada yang datang maka akan ada yang pergi

Bila ada yang pergi pasti ada yang kembali

Maka sambut yang datang dengan girang hati

Biarkan yang pergi jangan terlalu ditangisi

 

Yang datang dengan izin Tuhan akan bertahan

Apapun akan dijalani tanpa paksaan

Yakin meniti langkah tanpa keluh kekecewaan

 

Yang pergi dengan kehendak Tuhan maka ikhlaskan

Iringi dengan senyum bukan dendam kemarahan

Mengutuk takdir memupus masa depan

 

Sebuah perjalanan singgah dua sisi kehidupan

Hingga sampai pada titik tujuan yakni kematian

Datang kemudian pergi untuk kembali

Pada akhirnya berpulang menghadap Ilahi

 

Probolinggo, 10122021

 

SENANDUNG RINDU Ifa Arifin Faqih

 

Terkadang aku butuh bicara entah pada siapa

Denganmu, dengan mereka atau dia

Namun, bisakah aku percaya

Sedang angin saja tak mampu menyimpan rahasia

 

Diberitakannya kisah pada rumput liar, pada ilalang gersang

Pada ombak di lautan garang dan kukuh batu karang

Bahkan pada malam dalam buai rembulan dan bintang-bintang

 

Lantas, untuk apa larik-larik puisi digubah

Sekadar goresan pelepas lelah atau curahan gundah

Sedang waktu tak lagi butuh nyanyian resah

 

Bila engkau peduli jangan hanya lalu lalang

Dengarlah bisik lirih jiwa berpetualang

Ingin singgah, berlabuh di dermaga teduh

Berkisah tentang selaksa rindu dan segala keluh

 

Probolinggo, 15102021

 

CATATAN SENJA  Ifa Arifin Faqih

 

Sebentar lagi aku harus pergi

Tenggelam dalam pelukan malam

Mungkin mimpi tak bisa temui pagi

Atau harap hanya dalam temaram

 

Ingin kupuisikan sebaris pinta

Agar kembali kudengar semesta bercerita

Atau tangisan hujan menyapa dunia

 

Sebentar saja, izinkan kulukis senja

Meski tanpa rona jingga memesona

Atau nyanyian gerimis tanpa nada

 

Senja, jangan berlalu tanpa jejak

Biarkan kulukis pelangi di batas pijak

Agar tapak tilas menjadi kenang

Catatan senja anggun tak pernah usang

 

Probolinggo, 29092021(#Iaf101_21)

 

SETEGAR KARANG Ifa Arifin Faqih

 

Jangan menangis, Nak!

Tak perlu gundah menghunjam sesak

Waktu sudah memberi isyarat untuk beranjak

Tiba memetik di saat tegak berpijak

 

Hapus perih larung gerimis rintih

Kita dekap luka dalam pelukan kasih

Taburi dengan semringah paling putih

 

Nak! Lihatlah ombak yang terus gemuruh

Bersenandung saban waktu dengan riuh

Setia mengecup pantai tak pernah luruh

 

Belajar dari karang di lautan bebas

Meski gelombang pasang menghempas

Kukuh, tegar menyongsong masa depan

Sabar, ikhlas menggenggam rida Tuhan

 

Probolinggo, 10092021 (#Iaf100_21)

 

 

INGIN DI PANTAI ILUSI Ifa Arifin Faqih

 

Aku melihat luka di wajahmu

Ingin kuhapus air mata itu

Namun, tanganku tak sampai

Bukan sebab jarak menjadi tirai

 

Ingin aku jadi penopang

Saat jiwamu merasa tumbang

Dan rapuh dihantam gelombang

 

Ingin aku menjadi dermaga

Saat bidukmu mulai renta

Ketika gundah mendera

 

Ini hanya ingin yang tak pernah mati

Terus tumbuh sepanjang langkah meniti

Sebab ingin ini bagai secawan ilusi

Kuteguk, lalu terdampar di pantai tak bertepi

 

Probolinggo, 09092021 (#Iaf99_21)

 

ELEGI PIJAK  Ifa Arifin Faqih

 

Bagai kehilangan separo napas

Tiada aroma nikmat kopi panas

Semua seperti purna tanpa koma

Tiada setitik asa tersisa

 

Mencari sebias cahaya

Di antara lorong-lorong gulita

Berhenti atau sekadar jeda

 

Menapaki aral dan duri

Memapah pijak menuju rida Ilahi

Terseok dalam perjalanan misteri

 

Semoga menjadi pembelajaran

Mencapai puncak pendakian

Belajar dari setiap dera langkah

Berbenah menggapai berkah

 

Probolinggo, 06092021 (#Iaf98_21)

 

LANGITKU GERIMIS Ifa Arifin Faqih

 

Langitku mulai gerimis

Mendung tak mampu ditepis

Ada tawa bahagia ada tangis terluka

Perjalanan rahasia penuh dilema

 

Kadang di atas, kadang di bawah

Menjulang tinggi menjejak pongah

Terlindas hina menimang gelisah

 

Jerit bumi mengunyah perih

Tertikam angkara menahan rintih

Tempat berpijak runtuh diterjang letih

 

Ke mana merajuk rindu pada kelamnya semesta

Hitam kelabu tiada tempat mengadu

Tiada terkikis sesal membusung dada

Abai rayuan kalbu kembali pada Rabb-Mu

 

Probolinggo, 31082021(#Iaf97_21)

 

 

KOPI PAGI Ifa Arifin Faqih

 

Pagi ini tak banyak kisah ingin kutulis

 Hanya tentang segelas kopi tersuguh manis

Di atas meja berhijab batik lukis

Hangatnya menghapus jejak gerimis

 

Hitam pekat beraroma nikmat

Kepul asapnya hiasi ruang tanpa sekat

Membumbung tinggi membawa anganku sesat

 

Kutatap nanar mengeja makna

Hanya endapan pahit tersisa

Kemana manis pemikat jiwa

 

Sejatinya pahit manis hanya rasa

Sekejap meninggalkan indera

Bila mampu mengolah pikiran kita

Pahit manis sebuah rahasia Sang Pencipta

 

Probolinggo, 30082021(#Iaf96_21)

PAGI TERSENYUM  Ifa Arifin Faqih

 

Masih sejuk sisa bening embun

Mentari menyapa pucuk-pucuk daun

Sesejuk hatiku menatap senyummu

Sehangat jiwaku mendekap rindu

 

Bila pagi enggan pergi

Rasa ini terjebak ilusi

Meraung pilu meratapi sunyi

 

Senyum mengembang dihantar tembang

Semerdu senandung ilalang gersang

Lirih terdengar syahdu tiada nada sumbang

 

Nyanyian semesta seirama langkah

Pagi tersenyum mengemas gundah

Anugerah nikmat menggapai rahmat

Satukan jiwa, lebur keyakinan melarung penat

 

Probolinggo, 18082021 (#Iaf94_21)

 

BIARKAN SAJA / Ifa Arifin Faqih

 

Aku hanya ingin melihatmu seteguh karang

Tetap tegar walau dihempas gelombang

Aku hanya ingin menjadikanmu samudra

Tetap riuh dalam riak ombak bergelora

 

Bila inginku adalah badai kehidupanmu

Hentikan rintihan jiwamu yang merindu

Maka katakan saja rasa itu hanya semu

 

Jangan alihkan arah angin laut

Bila musim hujan belum berpaut

Biarkan ilirnya setia menjemput

 

Inilah luka tak berdarah

Rasa terpendam dalam jiwa patah

Meraung lelah mengunyah gundah

Merajut ambigu keyakinan musnah

 

Probolinggo, 18082021 (#Iaf95_21)

 

BICARAMU TEMPE   Ifa Arifin Faqih

 

Bila teriak kaukatakan berontak

Ingin kuluahkan rasa sesak

Namun, suara terasa sumbang

Bahkan dianggap membangkang

 

Suatu waktu kaubilang silakan

Di saat yang lain kaularang

Menuntut kewajiban, hakku terhalang

 

Kemana bijak kautanamkan

Bicaramu linglung, bak tempe belum matang

Kemarin cuap-cuap sekarang menghilang

 

Mencari citra tentang arti sejati

Membual tentang aturan dan disiplin diri

Hanya menutupi cela, bertopeng nista

Tiada wibawa jumawa di dunia fana

 

Probolinggo, 05072021 (#Iaf92_21)

 

 

SUATU WAKTU Ifa Arifin Faqih

 

Pada satu masa tanpa diminta

Pada suatu waktu tanpa kata setuju

Saat itu tak bisa ditolak oleh siapa

Tanpa bisa pula untuk menunggu

 

Malaikat maut datang menjemput

Sebelum sempat kita bertobat

Sebelum kita dapat bermanfaat

 

Tanpa kabar ruh kita dicabut

Nikmat sehat mulai diangkat

Amal perbuatan mulai terlihat

 

Bila ada waktu tersisa jadikan bermakna

Jangan buang tersia-sia tanpa guna

Hiasi jiwa kita penuh kasih pada sesama

Semoga kenang kita kebaikan tanpa cela

 

Probolinggo, 05082021 (#Iaf91_21)

 

 

TERKUBUR DALAM PUSARA CORONA

 Ifa Arifin Faqih

 

Segumpal kecewa sesakkan dada

Menggelitik ingin luahkan amarah

Namun untuk apa dan pada siapa

Tanya bergejolak dalam jiwa tiada lelah

 

Ketika keinginan terbelenggu dalam dilema

Melangkah atau hanya diam saja

Mendekap ketakutan sebab wabah melanda

 

Lihatlah air mata pilu, menimang cemas

Keranda hilir mudik, sirine berirama lepas

Tangisan luka bagai dengkur tidur pulas

 

Syair-syair kesakitan warnai dinding-dinding maya

Mencari tempat singgah, hingga parau bersuara

Di mana kehidupan damai yang pernah ada

Cita-cita pun terkubur dalam pusara corona

 

Probolinggo, 27072021 (#Iaf88_21)

 

BAIT SANTUN   Ifa Arifin Faqih

 

Sebait untaian kata

Perih menampar jiwa

Meradang, lukai rasa

Kecewa kini bertakhta

 

Tidak perlu berteriak durjana

Gaung egomu gemparkan dunia

Santunkan lisan raih cahaya

 

Probolinggo, 28072021(#Iaf89_21)

 

MENGEJA RINDU   Ifa Arifin Faqih

 

Masih terasa sama seperti hari-hari kemarin

Kulewati saja seruas perjalanan memapah ingin

Melangkah pasti menjaring harapan

Merangkai tujuan meniti masa depan

 

Pagi dengan kehangatan sinar mentari

Berteman aroma secangkir kopi

Seirama ritmis nyanyian semesta menguak sepi

 

Aku masih mengeja rindu yang tertunda jumpa

Sendiri merenung dengan tanya berkecamuk dalam jiwa

Mengapa begini, ada apa dengan semua

 

Pada titik akhir, diam tanpa jawaban

Takdir, ataukah salah melangkah

Meratapi nasib, menyalahkan Tuhan?

Tidak, ini ujian agar tetap kukuh menggapai lillah

 

Probolinggo, 21072021(#Iaf86_21)

 

YANG HILANG   Ifa Arifin Faqih

 

Tuhan, kembalikan senyum itu

Kemarin ditelan ombak samudra biru

Dulu dibakar gunung merapi

Waktu itu hanyut terbawa badai tsunami

 

Kemana kucari sebinar paras

Pada cadas di bawah panas

Atau pada jejak pantai tak membekas

 

Telah kutanyakan pada ilalang gersang

Pada pohon-pohon tumbang

Pun pada semesta yang mulai tak tenang

 

Lirih terdengar bisikan nurani

Inilah azab atau uji atas diri

Larilah menuju rida Ilahi

Di sana kembali senyum kaudapati

 

Probolinggo, 24072021 (#Iaf87_21)

 

TAFAKUR MALAM   Ifa Arifin Faqih

 

Malam begitu mesra menimang mimpi

Di antara riuh angan pada hening paling sunyi

Aku masih mengeja rindu yang gemuruh dalam hati

Memaknai setiap lirih, untuk apa aku di sini

 

Tafakur diri, selaksa tanya getarkan jiwa

Bergejolak mencari jawaban yang tak pernah purna

Tentang janji pada Sang Pemilik Cinta

 

Derai terluah, tangis memecah sepi

Tiada kata memulung rasa mencabik nurani

Dalam sujud pasrah mohon pengampunan Ilahi

 

Pada akhir kisah sandarkan segalaku

Pasrah berserah atas anugerah

Hanya larik-larik doa terlantun pada-Mu

Semoga perjalanan singgah selalu dalam hidayah

 

Probolinggo, 16072021(#Iaf84_21)

 

INGIN KUKABARKAN Ifa Arifin Faqih

 

Separo perjalanan malam telah terlewati

Terasa lama waktu menuju pagi

Entah detik yang lamban berputar

Atau rasa gelisah yang mulai liar

 

Terbayang kematian menjemput raga

Angan merangkai ilusi terpisahnya jiwa

Sedang diri tak mampu menghitung makna

 

Tangis tertahan di antara kerongkongan

Sesak di dada mengukir penyesalan

Antara duka dan air mata tak mampu ditahan

 

Andai saja bisa kukabarkan pada semesta

Tentang jiwa ringkih dan tak berdaya

Namun, alam hanya bisa diam

Mesra membelai malam tanpa peduli pada jiwaku yang kelam

 

Probolinggo, 20072021 (#Iaf85_21)

 

 

KASIH TANPA BATAS Ifa Arifin Faqih

 

Dalam genangan kasih hati

Adakah rahsa abadi

Kecuali kasih hakiki Sang Ilahi

Sejati tak bertepi

 

Tanpa sekat, melekat erat

Tiada jarak begitu dekat

Tidak terbatas, teramat luas

 

Pada jiwa-jiwa sekarat

Merasa diri paling hebat

Merampas hakikat bernafsu buas

 

Di atas bumi sama berpijak

Di bawah langit kita bernaung

Berdamai jalani hidup dengan bijak

Baktikan diri norma kita junjung

 

Probolinggo, 14072021

 

 

SEPI DAN TARIAN HUJAN Ifa Arifin Faqih

 

Sepi yang semilir

Tak ada senandung syair

Kemana aksara sang pujangga

Kekata tak lagi warnai rumah sastra

 

Aku meratapi malam

Merayu bintang dan rembulan

Meminang angin untuk berkencan

 

Namun malam tetap kelam

Pasi bulan tertutup awan

Tak ada lagi kelakar pun nyanyian

 

Ingin kuhentikan tarian hujan

Agar sajian malam kembali menawan

Menata rindu dalam bingkai mimpi

Dalam lirih doa langitkan pinta pada Ilahi

 

Probolinggo, 10072021 (#Iaf82_21)

 

 

 

TANGISAN MALAM  Ifa Arifin Faqih

 

Malam kian larut ketika mata tak bisa terpejam

Menahan penat untuk segera rebah dalam pelukan malam

Bukan tak lelah namun rindu menjelajah

Mengetuk pintu jiwa yang mulai patah

 

Diam dalam keheningan, mengutuk hari yang laju berlalu

Sedang diri belum mampu lewati liku-liku

Mestinya waktu diam, atau pelan menunggu

 

Haruskah menangis meluahkan dendam membara

Sesat keyakinan pada jalan ketentuan-Nya

Inikah sebuah jawaban atas laku yang ternoda

 

Tuhan ... izinkan aku bersimpuh di atas sajadah

Melarung sesal dalam sujud pasrah

Biarkan jiwaku mendekap rindu pada-Mu

Untuk lunturkan noda yang berkarat di kalbu

 

Probolinggo, 26062021 (#Iaf74_21)

 

 

KEMBALI BERDUKA Ifa Arifin Faqih

 

Kembali mengurai air mata

Gemuruh ombak menghempas rasa

Gilimanuk menjemput rindu

Badai menghantam mengiris kalbu

 

Apakah ini pertanda rapuhnya dunia

Atau ujian bagi hamba yang bertakwa

Pun sapa rindu Sang Mahakuasa

 

Tangisan mereka menimang luka

Murka selat Bali tak bisa ditunda

Menjemput nyawa terpisah dari raga

 

Tuhan ... mohon jagalah rinduku di sana

Seperti penjagaan-Mu pada hamba-hamba pilihan

Kurapalkan doa untuk kebaikan semesta

Tiada lagi korban bencana dan duka terluahkan

 

Probolinggo, 29062021 (#Iaf75_21)

 

INI SURGAKU Ifa Arifin Faqih

 

Memang tak seindah nirwana

Namun, masih asri untuk cuci mata

Sejuk memandang rimbun dedaunan

Hijau warnai senja dengan keindahan

 

Tak ingin beranjak meninggalkan

Di tanahmu tersimpan sejuta kenang

Mengukir syahdu memahat rindu

 

Senandung alam seirama langkah kehidupan

Nyanyian suka duka dalam dendang

Bergelora meski kadang sendu

 

Senja di batas desa, tak terlupakan

Sebaris kata adamu ingin kupuisikan

Sebagai bingkisan syukur pada-Mu Tuhan

Kutulis kisah perjalanan dalam angan

 

Probolinggo, 03072021 (#Iaf76_21)

 

RINDUKU BUKAN RINDU BIASA Ifa Arifin Faqih

 

Rinduku bukan rindu yang gebu halu

Rinduku syahdu terukir dalam kalbu

Bukan rindu biasa, rinduku istimewa

Rindu terbingkai dalam senandung doa

 

Jangan tanya tentang makna rindu

Jangan tanya ke mana rindu berlabuh

Jangan tanya milik siapa rinduku yang kian biru

 

Ini tentang rindu paling sendu

Perihal rindu yang tak bisa kurengkuh

Rindu yang tak bisa kusentuh pun dalam temu

 

Rindu hanya terurai dalam dekapan malam

Ketika hening bersimpuh di atas sajadah usang

Luahkan rindu sesali khilaf masa silam

Mohon ampunan jalani titian panjang

 

Probolinggo, 06072021(#Iaf77_21)

 

BAHAGIA KITA Ifa Arifin Faqih

 

Bahagia itu berarti

Bukan seberapa banyak kita memiliki

Sebab bahagia dari hati

Bukan dinilai dari materi

 

Maka biarkan hati bahagia

Walau tanpa harta

Karena kita pantas mendapatkannya

 

Lepas segala sesuatu yang membuat hati terluka

Mengurai air mata sebab kecewa

Luahkan saja lewat aksara

 

Bahagia itu seberapa besar kita bersyukur

Menikmati dengan ikhlas jauhi kufur

Lantas ... masihkah engkau ingkari

Berbahagialah, melangkah pasti di sana sukses menanti

 

Probolinggo, 07072021(#Iaf78_21)

 

KENANGAN MUSIM LALU Ifa Arifin Faqih

 

Dulu, seiring bergulirnya waktu

Aku sering berharap sesuatu

Hingga kecewa saat ingin tak mampu kurengkuh

Hilang semangat, hidup menimang keluh

 

Saat jiwa berjibaku dalam cawan duka

Satu persatu terobati luka di jiwa

Candu belenggu rasa kini mulai sirna

 

Aku terbiasa dengan air mata

Ibarat mendung kelam di antara mega-mega

Pada saatnya terganti jingganya cakrawala

 

Kenangan gerimis musim lalu

Mengalun syahdu mengusik kalbu

Kini kunikmati indahnya warna pelangi

Seindah perjalanan singgah yang kualami

 

Probolinggo, 07072021(#Iaf79_21)

 

PENANTIAN Ifa Arifin Faqih

 

Aku menunggumu bersama seikat bunga sepatu

Memang tak seindah mawar pun tak sewangi bunga melati

Namun kautahu, merahnya mewakili darahku yang kian beku

Sebab rindu yang tiada bertepi karena pergimu tak kembali

 

Pada selembar kertas kutulis penantian

Meneguk kopi dingin yang terabai dari jamuan

Entah sampai kapan sepiku menjadi teman

 

Kembali kuhapus derai air mata pilu

Kutimang gelisah kurajut asa yang membelenggu

Agar sirna gundah yang menghunjam kalbu

 

Kurangkai aksara luahan jiwa

Seiring hadirnya senja di batas cakrawala

Namun tegar memapah langkah menuju malam tiba

Hingga esok kutemui mentari membawa selaksa cinta

 

Probolinggo, 29062021(#Iaf81_21)

 

BIARKAN MANIS MENYEMAI Ifa Arifin Faqih

 

Jika saatnya aku temui waktu

Tak perlu sebut kebaikanku

Jangan ada air mata duka

Cukup hatimu berdoa

 

Aku titipkan segalaku dalam maaf seluas samudra

Ikhlas melepas khilaf dan noda

Agar terang jalan menuju ke sana

 

Bila masa itu tiba menjemput nyawa

Sukma terpisah dari raga

Tak ada lagi kata untuk bertegur sapa

 

Hanya hening mengenang

Semua telah hilang

Maka biarkan manis dalam damai

Jangan ada dendam menyemai

 

Probolinggo, 09072021(#Iaf80_21)

 

TANGISAN MALAM Ifa Arifin Faqih

 

Malam kian larut ketika mata tak bisa terpejam

Menahan penat untuk segera rebah dalam pelukan malam

Bukan tak lelah namun rindu menjelajah

Mengetuk pintu jiwa yang mulai patah

 

Diam dalam keheningan, mengutuk hari yang laju berlalu

Sedang diri belum mampu lewati liku-liku

Mestinya waktu diam, atau pelan menunggu

 

Haruskah menangis meluahkan dendam membara

Sesat keyakinan pada jalan ketentuan-Nya

Inikah sebuah jawaban atas laku yang ternoda

 

Tuhan ... izinkan aku bersimpuh di atas sajadah

Melarung sesal dalam sujud pasrah

Biarkan jiwaku mendekap rindu pada-Mu

Untuk lunturkan noda yang berkarat di kalbu

 

Probolinggo, 26062021 (#Iaf74_21)

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler