Skip to Content

Adolesens

Foto Al Hidayat
files/user/2980/167331_1621876705658_5402282_n.jpg
167331_1621876705658_5402282_n.jpg

SEPUCUK HARUM

ingatkah engkau saat indah di penghujung Agustus itu?
kala kau dan aku mengudara di gerbang petang
menyambut labirin malam
diiring senyum gemintang.
Engkau menepi di jalan juang
mencairkan sehelai uang
menggapai segenggam kembang.
Engkau persembahkan sepucuk harum
semanis senyummu yang ranum
seharum jiwamu yang tiada vakum
sepucuk harum meredakan rindu yang tiada terangkum
27/08/13

REPUBLIK REMPONG

zaman meringkik
masa pun kian tercekik
meringkik oleh paras-paras munafik
di penjuru republik
tercekik rupa-rupa zindik
yang melalang dan melolong di republik rempong
O, Tuhan...
disini
kodratMu hilir mudik
kalamMu tak berkutik
karmaMu jungkir balik
karuniaMu lenyap dalam detik
28/08/13

RATAPAN LILIN

laksana lilin
kecil dan terkucil
nyawanya berhaga
hanya bila gulita menyapa
kala sang nyala kembali tersenyum
hidupnya tak segan direnggut
jleb...
dalam satu tiup
riwayatnya ditutup
29/08/13

 

SEMANGKUK MIE

malam temaram beringsut lembut, meninggalkan petang mengundang
gemintang diantara sejumput kabut menjelma rumput, dan kita
terperangkap dalam tarian angin Timur yang merasuk bak susuk melesat
dan menusuk hingga dasar rusuk, sejenak engkau lenyap dan kembali
dengan semangkuk mie yang kau rebus sepenuh tulus, semangkuk mie yang
kau racik dengan sepenuh jiwa menyulut daya menyuluh gelora

24/08/13

 

HAROKAT SASTRA

gelap semesta berkabut mantra
sebelum terbit jiwa sutra
memikul risalah Mahasastra
seindah kidung negeri Mangalsutra
Ia melukis semesta dengan harakat sastra
mengenyahkan keruh dalam layu jiwa jiwa kontra
dengan syair raja diraja yang merajai sastra

25/08/13

 

MELUKIS IKHLAS

kucoba meretas sauh jiwa yang kandas di dasar cadas,
kucoba merajut jala ikhlas yang mulai udzur tergerus gelombang realitas,
seindah pelangi yang Engkau lukis di sela-sela mega kuberanikan diri
menarikan kuas-kuas intuisi, melukis ikhlas di atas kanvas rasa yang
bias, diantara gurat warna nan kontras tanpa denyut tanpa napas

26/08/13

SEPUCUK HARUM

ingatkah engkau saat indah di penghujung Agustus itu? kala kau dan aku
mengudara di gerbang petang, menyambut labirin malam diiring senyum
gemintang, engkau menepi di jalan juang mencairkan sehelai uang
menggapai segenggam kembang, engkau persembahkan sepucuk harum,
semanis senyummu yang ranum, seharum jiwamu yang tiada vakum, sepucuk
harum meredakan rindu yang tiada terangkum

27/08/13


penulis: Al Hidayat

Komentar

Foto Beni Guntarman

Mantap!

Mantap! Enak dibaca, tidak membosankan dibaca berulang-ulang, dan yang terpenting memiliki makna bagi pembacanya. Saya malah balik tergelitik untuk menulis karena membaca karya yang sebaik ini!

Beni Guntarman

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler