Di awal musim penghujan, suasana perkebunan sawit menghijau indah
rerumputan rebah di jalan setapak tampak mulai tumbuh berdiri
anak sungai kecil nan jernih ku seberangi, tidak begitu dalam
airnya memantulkan langit biru bercampur awan mendung
di bebatuan kecil yang memenuhi dasarnya hingga ke tepi
Ketika tiba di seberang sungai, beberapa langkah ke depan
mungkin karena kaget, mendengar bunyi berisik langkahku
mendadak puluhan burung murai batu tercerabut terbang
keluar dari sela-sela pangkal pelepah sawit yang lebar
berpencar ke banyak arah, dengan sayap-sayapnya yang ribut
Kulihat burung-burung itu terbang rendah, tidak begitu jauh
terbang berputar beberapa kali lalu hinggap di pohon yang dekat
"Jangan takut, aku cuma lewat" ujarku kepada burung-burung itu
mereka menatapku dengan tatapan penuh kecurigaan
campuran rasa takut dan ingin tahu apa yang tengah kulakukan
Murai batu, burung liar yang memiliki kicauan paling indah di perkebunan ini
dari pangkal pagi hingga penghujung petang ia berkicau dengan riangnya
bertengger di ujung pelepah sawit, ia menatap berkali-kali ke sekelilingnya
sambil bersenadung dengan suara yang merdu, melantunkan syair-syair
bahasanya tak kumengerti, mungkin hanya angin yang tahu apa isi dan maknanya!
Komentar
Tulis komentar baru