Skip to Content

Api di Bukit Menoreh 1

Foto Veronica Um Kusrini

Api di Bukit Menoreh panas membara

Dengan geram ia bersumpah, “Aku benci kepalsuan”

‘Tak akan kutukar dinginnya hati menjadi kepalsuan!”

‘Bara keteguhan menghalau dahaga mulut yang selalu lapar,

Teduh, tak lagi gelisah!”

 

Api di Bukit Menoreh sendiri dalam kemurniannya

bersanding dengan keterusterangan dan keabadian

Abu ‘tak akan’ menghapus ronta geliat nyawanya

Membunuh  segala yang liar dan jalang

Biar alam menjadi damai, tak lagi resah.

 

Api di Bukit Menoreh, dekat dengan sumber mata air

Panah pemburu tak bakal menghujamnya,

onak dan duri tak akan melukainya

Ketulusan hatilah peruntuh putus asa dan murka hatinya

Tenang, tak lagi bergelombang.

 

Api di Bukit Menoreh, tak biarkan mawar kuncup dan mekar

di kaki lembah dan punggung sentosa bukitnya

“Aku tak peduli,”  teriaknya.

Hanya melati dan sepasang angsa yang menghiasi

gelora sungainya yang curam dan berliku

Mengalir ke hilir, tak bakal kembali.

 

Keteduhan, kedamaian, ketenangan

menari dalam satu birama dendangan

bersama angin terus mengobarkan apinya

Api di Bukit Menoreh, cinta dan ketegaran abadi.

 

Kulon Progo, 28 Des 2013 

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler