Skip to Content

Atas Nama Kebebasan

Foto Ratu Diena Miftahul Zannah

Pada langit terang ku layangkan seperangkat tembang ..
Pada bumi gelap ku mengadu bermilyar kehausan ..
Kehausan dimana aku mewiridkan cinta berpayungkan kenelangsaan ..
Merelakan nafasku—meratapi ketiadaannya …

Ini, sebuah kehidupan dimana mereka memanggil cinta sebagai dewi penyejuk pikiran ..
Tetapi sampai kepada menit ini, aku belum mendapatkan kesegaran ranum dari pohon cinta yang ku tanam ..
Semua membusuk, mengerut 
Membuatku enggan menyiram kembali akar pohon cintaku ..

Dan sekarang aku tengah menunggu kelahiran putri cintaku yang t’lah kukandung sepanjang kurun waktu tiga puluh enam bulan ..
Menatap setiap gelitik roman wajahnya—seakan menuntunku menuju telaga kasih yang tak tersampaikan …
Antara dilema kejujuran atau menjaga kewibawaan ..

Dengan mulut menganga dan suara hingar bingar Kota Bekasi ..
Ku mengutus puisi sebagai harga mati dari setiap pekikan kepahitan-kepahitanku ..
Aku menyebut puisi sebagai teman tak terpatahkan ..
Berkhotbah dari tebing kasihku yang maya dan menganggap kegagalan sebagai makanan sehari-hariku ..
Juga reruntuhan istana itu, bagai pasir yang tertiup bayu di sepanjang pantai pengharapan ..

Kepada hidupku yang tercinta—yang banyak memberiku pesan lewat cakrawala ketidakberuntungan ..
Untuk menghalau setiap duka yang terkubur—diantara tawa bahagiaku ..
Atas nama kebebasan, ku menata kembali titian hatiku yang telah padam, remuk bagaikan abu ..
Dan setiap helainya ku tandai dengan air mata—dikala aku membayangnya …

Bekasi, 6 September 2005

Komentar

Foto SIHALOHOLISTICK

Di sini terlihat kematangan

Di sini terlihat kematangan ide yang menauti makna setiap larik puisi di atas, ada kesan kedewasaan yang tergambar dalam menyikapi kebermaknaan hidup. Seluruh konteks yang dikemukakan memperbaharui sesuatu yang pada laril sebelumnya masih dianggap rahasia, artinya tak tertebak jika pembaca tidak menuntaskan bacaannya. Satu kekuatan terbesar penulis dalam menyikapi masyarakat yang enggan membaca di tengah maraknya media audio-visual, ya menyisipkan hal-hal baru dalam setiap larik puisinya karena dengan demikian visualisasi dalam puisi akan tercapai.

Secara keseluruhan, saya tertarik dengan gaya penyampaian ide yang sederhana tapi memuat revolusi menuju Indonesia baca.......
Terus berkaarya, jangan cepat puas sebab dalam sastra yang paling bagus adalah kehausan ide sehinggga menuntut pemuasan setiap saat dan lahirlah karya-karya monumental.

Salam Sastra dari Tanah Batak Tapanuli
Salam Kenal Salam Persaudaraan

=@Sihaloholistick=

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler