bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :
harum aroma daun-daun gugur yang bertabur di jalanan
sehabis angin kemarau menyapu puncak-puncak perbukitan
membawa rinduku pada nafasmu yang bau alam
bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :
di musim hujan halimun yang merendah bagaikan salju
menutup jalan pulang dan bau tanah yang basah merindu
petualang tak butuh rumah –kerna rumahnya ada di jantungmu
bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :
anak-anak manis senyumnya lugu menyambutku tiap hari
matanya rindu masa depan yang disimpannya di matahari
tapi harapannya senantiasa dititipnya di hati kami
bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :
jika putik-putik kemiri yang memutih di hamparan bukit
Coppo Baramming hingga Baenangnge adalah lukisan yang sakit
lantaran batu-batu bertaburan dan jalanan yang semakin sempit
bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :
semak liar yang rimbun menutupi jalan ke dua tepi
semak yang tubuh subur yang memperkuat rasa sepi
adalah semak-semak yang menjadi saksi atas cinta kami
dan saat senja memantikkan api cinta begitu suarnya
aku pun sudah menenggak tuakmu, amarta wine yang manis
dan bunga-bunga masamba yang mekar di tepi jalan
kulihat kelopaknya terbuka bagai gelung rambut ibu sejati
bagaimana aku tak mencintaimu Rumpiah
Rumpiah, 31 Agustus 2013
Komentar
Tulis komentar baru