Skip to Content

BAGAIMANA AKU TAK MENCINTAIMU RUMPIAH

Foto Badaruddin Amir

bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :

harum aroma daun-daun gugur yang bertabur di jalanan

sehabis angin kemarau menyapu puncak-puncak perbukitan

membawa rinduku pada nafasmu yang bau alam

 

bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :

di musim hujan halimun yang merendah bagaikan salju

menutup jalan pulang dan bau tanah yang basah merindu

petualang tak butuh rumah –kerna rumahnya ada di jantungmu

 

bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :

anak-anak manis senyumnya lugu menyambutku tiap hari

matanya rindu masa depan yang disimpannya di matahari

tapi harapannya senantiasa dititipnya di hati kami

 

bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :

jika putik-putik kemiri yang memutih di hamparan bukit

Coppo Baramming hingga Baenangnge adalah lukisan yang sakit

lantaran batu-batu bertaburan dan jalanan yang semakin sempit

 

bagaima aku tak mencintaimu Rumpiah :

semak liar yang rimbun menutupi jalan ke dua tepi

semak yang tubuh subur yang memperkuat rasa sepi

adalah semak-semak yang menjadi saksi atas cinta kami

dan saat senja memantikkan api cinta begitu suarnya

 

aku pun sudah menenggak tuakmu, amarta wine yang manis

dan bunga-bunga masamba yang mekar di tepi jalan

kulihat kelopaknya terbuka bagai gelung rambut ibu sejati

bagaimana aku tak mencintaimu Rumpiah

 

Rumpiah, 31 Agustus 2013

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler