Di ujung kota yang kejam
Tergeletak tulang putih berdarah segar
Kulit kusut kering saksi bumi tak berhati
Dan cambukan pedih negeri ini
Menjadi mimpi-mimpi yang tak ingin dilewati
Mentari terasa panas menyelimuti tubuhnya
Langit terlihat hitam melotot matanya
Jalan pun terasa sempit untuk setiap langkahnya
Betapa perih hidup ini bagi seorang bangkai
Beralas keikhlasan dan cacian dia bernafas
Hanya dengan mangkuk kecil dia bertahan
Dan kelaparannya bersumber pada koin-koin buangan
Betapa kejamnya penguasa pada bangkai
Iri hati memang selalu ada untuk penguasa
Benci yang meledak terhadap keadilan terus membuih
Keadilan yang disebut oleh kaca mata negeri
Keadilan yang tak berbekas bagi bangkai
Bangkai hanya bangkai untuk hidupnya
Dan akan busuk dan berbau untuk penguasa
Ketika hanya terbuangan dijalanan ramai
Tanpa manusia yang menolehkan pandangan untuknya
Komentar
Tulis komentar baru