Matahari lelah menyinari dunia di saat kerja
Sinarnya redup saat mata mengedip
Awan gelap menutup fana dalam kalbu
Kepada hujan hati rindu tetap menunggu
Basah bersamanya berjalan diantara rawa
Manusia Kayu Agung mengasingkan aku dari kegilaan kota
Kota yang hanya secuil mengenal manusia
Manusia dalam rawa membutuhkan langit berair mata
Basah
Matahari dibenci
Menangis
Saat matahari pergi
Banjir
Menenggelamkan hati
Tertusuk pisau
Tolong kamu kembali
Kemarau
Redahkan air mata
Membakar emosi
Mengeringkan rawa
Membunuh puisi!!
Kayu Agung, Palembang, 4 April 2014
Komentar
Tulis komentar baru