Skip to Content

Bekasi II

Foto Ratu Diena Miftahul Zannah

Aku mengatup asa tentang kau dan aku—pada putaran Chandra ke II..
Menelaah sebagian pertempuran kecil yang tak mengorbankan nyawa,, namun hatiku sebagai tumbalnya ..

Aku pongah …. Nyenyak disampingmu jengah …
Selalu terkilau tentang rona Kota Bekasi yang nuansa indahnya terasa bagai nasi basi …

Orpheus mungkin telah menemukan belahan hatinya di alam keabadian 
Tapi aku menyengat seribu serapah sampah darimu—
Dengan jumawa aku berkoar pada dunia …

Inilah ketololanku …

Mencintai seseorang yang doyan menghinaku … lantas akupun terus memburunya … tak ubahnya seperti orang gila …

Ke ujung nirwana aku mengumpati diriku yang begitu naif pada cinta ,,,
Kepolosan menyeretku ke dalam sejuknya roman lama dan membuaiku pada satu epilog bahwa semua kisah cinta akan berakhir sama … -- bahagia –
Hingga aku alpa terhadap tragedy berdarah sang Romeo pada Juliet nya …

Sayang ….
Inilah bait terakhir dari sajak suramku kepadamu yang terjaga …
“ bahwa aku telah terlalu bosan merindukan sesuatu yang maya …
Setelah kepergianmu ke tanah Palapa .. mungkin hatiku pun telah berangkat menuju rawa yang berbeda …
Jutaan hari aku mencari cinta yang mendamaikan rasa cinta itu sendiri … 
Ku selesaikan paragraf pamungkas percintaan kita dengan tanpa air mata ..

Sebab mencintaimu merupakan suatu penderitaan untukku …
Sebab mencintaimu adalah suatu keletihan bagi jiwaku ..

Yang tak berujung …. “



Bekasi, 2 September 2009

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler