Skip to Content

BELAJAR MENGAJI PADA TAKDIR BUMI

Foto Beni Guntarman
files/user/2512/BELAJAR_MENGAJI_PADA_TAKDIR_BUMI.jpg
BELAJAR_MENGAJI_PADA_TAKDIR_BUMI.jpg

Jika berdengung suling panjang pada pukul 6 pagi

aku bergegas mandi, kemudian berjalan menuju ke sekolah

setiap kali melewati puncak bukit itu aku selalu berhenti sejenak

dari sisi sebelah jalan itu aku melihat ke jurang di bawahnya

selalu kupandangi pohon tua yang berdiri tinggi menjulang itu

kupandangi ia dari pangkal hingga ke puncaknya

lalu aku bercita-cita ingin menjadi seperti pohon tua itu

tumbuh tinggi menjulang di sisi sebuah jalan kehidupan

kokoh tegar berdiri menghadapi terpaan musim dan goresan waktu

dengan cabang dan rantingku yang kuat memegang banyak daun 

jadilah aku tempat burung-burung manyar bernaung dan membikin sarangnya

 

Jika berdengung kembali suling panjang pukul 4 sore

aku telah siap mandi, dan duduk di tangga batu di depan rumah

hampir setiap hari lewatlah angkong itu, gerobak kayu ditarik seekor sapi

seketika itu juga aku bergegas mengejar dan ikut naik di atasnya

lelaku tua pengendara angkong itu selalu tersenyum kepadaku, meski ia lelah

ia seorang petani, mata dan hatinya selalu menatap ke bumi

seakan-akan ia tengah mendengarkan suara halus detak jantung bumi

selalu bekerja keras dari matahari terbit hingga sore

setiap hari ia merawat setiap jengkal tanah bidang petak sawahnya

menanami tanah kering yang tersisa dengan tanaman jagung, ketela, dan pepaya

dan mengumpulkan rumput segar untuk makanan sapinya agar tidak lapar di malam hari

lalu aku bercita-cita ingin menjadi seperti laki-laki tua yang baik hati itu

seorang bijak yang dapat melihat keberadaan-Nya melalui apa yang terhampar di bumi

Komentar

Foto Anggit Permadi

Bagus

Ini puisi religius meskipun isinya adalah kehidupan orang biasa di desa yang 'melihat keberadaan-Nya melalui apa yang terhampar di bumi'

:))

Foto Beni Guntarman

Terima kasih....

Terima kasih Sdr. Anggit Permadi atas apresiasinya.....ya puisi ini tergolong puisi religius yang dikemas dalam bahasa cinta. Puisi Cinta dalam label puisi ini maksudnya bahwa cinta itu sangat luas, bukan cuma soal asmara antar dua insan, tetapi cinta juga mencakup hubungan antara Sang Khaliq dan makhluk, mencakup juga hubungan manusia dan alam sekitarnya. Salam sastra.

Beni Guntarman

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler