Bendera Konspirasi
Seketika lunglai kemauan mu
Yang kau berjanji ,
Menunjuk kekuatan tangan
Dan ia hanya bisa mengangguk
Dan ia hanya lirih bergumam " he eh"
Matamu kini melirik
Mendelik ,
Mencekik...apa yang akan kau cekik ?
Anak anak terlantar
Berderet jongkok melongo,
disampingmu...
Menerobos...apa yang akan di terobos ?
kau tunggu hujan berlalu
Tak ada lagi tempat duduk disini,
Dan jaman tak pernah mau kompromi
Atau mereka...
Kumpulan kawan sejati
Adalah para kurawa,
Bergelantung atas nama bendera
Dan konspirasi buaya
Menggerus bagai kutu busuk
Menusuk menaikkan pantatnya
Dan rakus meminum semangatmu
Seketika lunglai harapan mu
Yang kau berjanji,
Diatas mimbar kebesaran
Dan ia hanya bisa mengangguk
Dan ia hanya lirih bergumam "he eh"
Menjadi berita pancaran pagi
Dan dibaca oleh sekian rakyat
Yang duduk didepan kolam
Yang telentang dan ongkang ongkang
Atau yang hanya iseng dijalanan
Dan sebagiannya tetap tidak tahu
Dan sebagiannya menganggap tahu
Walau hanya samar
Dan yang mereka tahu adalah kegagahanmu
Berapa berat sebagian kau singkap
Tak ada jeda,
Seperti dongeng dan nubuat
Dan mereka adalah rakyat
Mimbar mimbar tak lagi diperlukan
Partai politik hanya protokoler
Namun jaman kian menyelinap
Dalam lipatan hukum pada titik koma
Dan tetaplah mereka para kurawa
Menyisakan bau tengik
Dan menunjuk jari kelingking
Dan kegagahanmu
Tak berguna lagi...
Dan kecerdasanmu
Tak berfungsi lagi...
Maka dengarkanlah suara,
Yang keluar dari mulut kaum melarat
Saudara saudaraku kian sekarat
Dihujam gelombang kepiluan
Maka dengarkanlah suara,
Yang menyanyat ditengah malam
Saudara saudaraku melawan maut
Dibalik jendela rumah sakit pinggiran
Dan rumah dukun dipegunungan
Rasull abidin, 12 Mar 2013
Jakarta.
Komentar
Tulis komentar baru