bumi tempat langit tak bertiang
tujuh hari dalam titahNya
KUN! maka terbentanglah tujuh langit
memayung bumi seisinya
munajah semesta bertasbih
mengalir anugrah dan nikmatNya
di bekal samudra tak pernah kering
bumi di mana tempat kita tinggal
mencumbu bayang langit tak bosannya
semburati mega putih menyetubuhinya
bermain angin dan memecah mendung ke akarnya
kita terlelap syuk kemasyuk
terlena dibuai angin sorga dunia
lupa janji ‘ruh’ di jiwa pada
saat membuka mata lahir ke dunia
ketika langit merona gelisah
memerah gerah meronta-ronta pengap atas dusta
bergelimang dinamika putih hitam romantika
kezhaliman, kemunafikan, kemusrikan merajalela
tumpah segala bencana petaka di antara nikmatNya
lalai dan lupa di antara syukur pada firmanNya
akhir mayapada mengurai tanda-tanda
suatu hari entah kapan dan di mana
bila saatnya tiba
langit itu runtuh!
gununggunung berterbangan seperti kapas
menggulung semesta tak bertanya
hancur meluluh menjadi debu-debu,
kemana kita hendak berlari
dan sembunyi?!
kemana lagi?
(bogor, 26 Agustus 2012)
Komentar
Untuk Sahabatku Soei Rusli
Bila langit runtuh,kemana lagi kita berlari dan sembunyi?
rindu
langit tak bertiang
jauh tak teringa
bumi dan gugusan bina sakti
ada ruang hampa
kita adalah buwih syair
terhempas cahaya matahari
lengkuan batas alam
sang pencipta
kita menjelma datang dan pergi
perahu tak akan belayar tanpa angin
seperti endaknya diriku
rindu
Tulis komentar baru